Ceaster Forum
Selamat Datang di Forum Ceaster
Bahas apa aja di sini sesuai forum !
Dapatkan Banyak Info,Ilmu,Berita di Sini !
AYO BURUAN DAFTAR ADA EVENT BERHADIAH BAGI PENDAFTAR !
Daftarnya mudah Tinggal Masukin data !

Cerita Warga Pandansari Malang saat Gunung Kelud Meletus  Login_button1Cerita Warga Pandansari Malang saat Gunung Kelud Meletus  Register_buttonCerita Warga Pandansari Malang saat Gunung Kelud Meletus  Button-fb-loginCerita Warga Pandansari Malang saat Gunung Kelud Meletus  Connect-facebook-button


Join the forum, it's quick and easy

Ceaster Forum
Selamat Datang di Forum Ceaster
Bahas apa aja di sini sesuai forum !
Dapatkan Banyak Info,Ilmu,Berita di Sini !
AYO BURUAN DAFTAR ADA EVENT BERHADIAH BAGI PENDAFTAR !
Daftarnya mudah Tinggal Masukin data !

Cerita Warga Pandansari Malang saat Gunung Kelud Meletus  Login_button1Cerita Warga Pandansari Malang saat Gunung Kelud Meletus  Register_buttonCerita Warga Pandansari Malang saat Gunung Kelud Meletus  Button-fb-loginCerita Warga Pandansari Malang saat Gunung Kelud Meletus  Connect-facebook-button
Ceaster Forum
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Ceaster Forum

Forum Pengetahuan Informasi dan Jual Beli Terlengkap di Indonesia


You are not connected. Please login or register

Cerita Warga Pandansari Malang saat Gunung Kelud Meletus

Go down  Message [Halaman 1 dari 1]

wartawan

wartawan
ceasterraw
ceasterraw

[You must be registered and logged in to see this image.]

Berita Malang - Suwade baru melihat rumahnya di Dusun Munjung RT11/RW3, Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Minggu (16/2/2014) siang.

Pria berumur 60 tahun itu ditemani anak pertamannya. Suwade dan ke-15 anggota keluarganya, mengungsi di Pos Pengungsian di Kota Batu. Pada beritajatim.com, Suwade mempersilakan untuk melihat kondisi rumahnya di bagian dalam yang terkoyak erupsi Gunung Kelud.

"Silahkan masuk. Mari kedalam," sapa Suwade ramah.

Memakai topi rajutan akar rotan, Suwade menunjukkan bagian dalam rumah berukuran 10x20 meter. Ia juga menunjukkan tempat saat dirinya dan ke 15 anggota keluarganya, berlindung dari amukan badai abu vulkanik dan hujan batu kala Kelud meletus pada Kamis (13/2/2014) malam.

Yang diingat Suwade Kamis malam disaat Kelud meletus, terdengar suara gemelegar. Kala itu, jam masih menunjukkan pukul 22.30 wib. "Suara Kelud meletus terdengar keras. Jarak Kelud dari kampung ini, sekitar 8 kilometer," paparnya.

Sebagian penghuni rumah, memang masih terjaga. Ada yang menonton televisi. Tiba-tiba, suara gemuruh di luar sangat kencang. Genting rumah seperti bergetar. Badai hujan abu vulkanik, mengguyur kawasan dimana Suwade tinggal. "Hujan abunya sangat lebat. Suaranya keras menakutkan," beber Suwade.

Dengan kondisi seperti itu, seluruh penghuni rumah sempat panik. Ke-15 anggota keluarganya, Suwade ungsikan ke rumah baru milik anaknya di belakang. Rumah baru itu atapnya terbuat dari cor semen. Bagian atap, tidak ada gentingnya seperti rumah depan yang dia tempati. Suara gemuruh badai abu vulkanik selama lebih dari dua jam, akhirnya menjebol genting dan atap rumah di depan.

"Begitu tahu genting banyak yang pecah dan ambruk, saya suruh keluarga saya masuk ke rumah di belakang," paparnya.

Di dalam rumah, terjangan abu vulkanik Kelud membuat Suwade dan keluarganya dicekam rasa takut. Namun, berkat doa serta  tetap berlindung di dalam rumah, Suwade selamat dari terjangan abu vulkanik. Yang menarik, sebagian penduduk Pandansari dan masyarakat yang hidup di lereng Kelud, punya kepercayaan tersendiri.

Kepercayaan yang diyakini Suwade, tidak membolehkan seluruh anggotanya bersembunyi di bawah kolong meja atau ranjang tidur. Saat terjangan abu vulkanik dan hujan batu panas, jangan sekali-kali menyingkirkan apapun benda dari erupsi Kelud meski sudah jatuh di depan mata.

"Itu hanya keyakinan dan kepercayaan kami. Benda vulkanik hasil letusan, tidak boleh disingkirkan dulu. Termasuk, jangan memakai caping gunung atau bersembunyi di bawah meja," ujarnya.

Kepercayaan itu menurut Suwade dijabarkan, keluarganya sempat bersembunyi di kolong meja. Menyakini apa yang dia pegang teguh sebagai warga lereng Kelud, Suwade meminta anak dan menantunya untuk keluar. Tanpa diduga, meja tiba-tiba patah dan ambruk setelah tertimpa abu vulkanik.

Selama 30 tahun hidup bertetangga dekat dengan Kelud, Suwade mengaku letusan Kelud tahun ini, terdahsyat sejak 1990 lalu. "Ini letusan paling besar. Hujan abu dan batu panas yang keluar dari perut gunung, suaranya mirip bom," pungkasnya. [yog/but]

Kembali Ke Atas  Message [Halaman 1 dari 1]

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik