Sebelumnya sudah saya sampaikan, “RAKYAT CERDAS, tidak akan menjual diri demi uang. RAKYAT PEDULI tidak akan menjual negeri tercinta ini demi UANG”.
Baca juga :
- Mari Kita Pilih Uang Sebagai Pimpinan dan Wakil Rakyat
- Mari Kita Jual Negeri ini
Sekarang gini ajah deeeeh, . . . . seluruh pejabat, wakil rakyat, pimpinan yang nota bene juga berstatus sebagai rakyat itu jumlahnya ada berapa orang sih? Trus yang terjerat dan terkait korupsi ada berapa orang sih? Apakah adil jika mereka semua itu kita vonis koruptor? . . . . Yo gak? Apa cuma pejabat, wakil rakyat, atau pimpinan saja yang korup? . . . . jujur saja deh, sebab kalau bicara korupsi pasti ada dua pihak yang terkait, yaitu yang memberi dan menerima, yang menyuap dan disuap. Kalau kita mau berpikir lagi tentu tidak hanya yang menjadi partai, politikus, pejabat atau juga wakil rakyat. Mulai dari pengemis, tukang sapu, tukang parkir, karyawan, yang nyoblos, yang golput, yang dipasar, di jalan, took-toko sampai perkantoran juga banyak yang korup. Hayo ngaku bener gak? . . . . Ngurus katepe ajah malah ngasih uang gitu kok masih menyalahkan pegawai kelurahan hehehe . . . jujur saja deh. Berarti di masyarakat luas sebenarnya juga banyak yang korup kan? . . . . Masih ngeyel? . . . . Berarti masyarakat juga punya andil tindak korupsi dengan yang dituding dan divonis korupsi itu juga kan? Hehehe . . . sedikit hari lagi kalau rakyat bersedia menerima uang untuk memilih seseorang berarti rakyat juga sejak dini mendukung dan mensponsori korupsi bukan?
Di ajaran Islam, suap atau sogok dikenal dengan riswah, yang dapat diartikan dengan “sesuatu yang diberikan agar dipenuhi kepentingannya, atau sesuatu yang diberikan agar membenarkan yang salah dan atau menyalahkan yang benar “ (Mu’jamul Wasith). Bahkan Rasululloh Shalallahu Alaihi Wassallam, beliau bersabda : “Allah melaknat orang yang memberi suap, dan yang menerima suap” (HR. Ahmad dan selainnya dari Abdullah bin Amr’ Rhadiyallahu ‘anhuma , Dishohihkan Al-Albani dalam Shohihul Jami’ 5114 dan dalam kitab-kitab beliau lainnya)”. Nah loooh . . . . . jelas bukan?
Sekarang kembali lagi. . . . .
Masih berharap dan bersedia MENERIMA UANG dari PEMBERIAN seseorang yang ingin dipilih, yang ingin dicoblos agar menang pemilu? Hehehe . . . . sama dengan SUAP MENYUAP!!!, sama dengan KORUPSI!!!
Masih berharap saya akan memberikan uang kepada Anda agar bersedia memilih saya sebagai peluru Anda di DPR RI nanti? Hehehe . . . . . jangan harap deeeh, saya kagak bakalan ngasih. Saya juga kagak pernah janji-janji muluk. Jika kita, you and me, sama-sama muslim, sama-sama Islam, pasti Anda tahu apa yang harus Anda perbuat dengan keyakinan dan ke-Islam-an Anda. Saya lebih yakin bahwa Anda akan memilih saya sebagai wakil untuk memperjuangkan dan menyelamatkan aqidah serta bangsa ini.
Jadiiiiii, . . . . sederhana saja. Kalau memang itu yang diinginkan, kalau semua bersedia menjual diri demi UANG, kalau bersedia menjual negeri ini demi UANG, maka sedikit hari lagi mari kita semua KORUPSI bersama-sama. Hehehe . . . . mesisan wis alias sekalian deh.
"RAKYAT YANG CERDAS, akan memilih wakil yang dapat memperjuangkan dan menyelamatkan aqidah keyakinanya serta bangsanya."