Ceaster Forum
Selamat Datang di Forum Ceaster
Bahas apa aja di sini sesuai forum !
Dapatkan Banyak Info,Ilmu,Berita di Sini !
AYO BURUAN DAFTAR ADA EVENT BERHADIAH BAGI PENDAFTAR !
Daftarnya mudah Tinggal Masukin data !

Perjalanan Bangsa Indonesia Dari Abad 1 sampai Saat Ini Login_button1Perjalanan Bangsa Indonesia Dari Abad 1 sampai Saat Ini Register_buttonPerjalanan Bangsa Indonesia Dari Abad 1 sampai Saat Ini Button-fb-loginPerjalanan Bangsa Indonesia Dari Abad 1 sampai Saat Ini Connect-facebook-button


Join the forum, it's quick and easy

Ceaster Forum
Selamat Datang di Forum Ceaster
Bahas apa aja di sini sesuai forum !
Dapatkan Banyak Info,Ilmu,Berita di Sini !
AYO BURUAN DAFTAR ADA EVENT BERHADIAH BAGI PENDAFTAR !
Daftarnya mudah Tinggal Masukin data !

Perjalanan Bangsa Indonesia Dari Abad 1 sampai Saat Ini Login_button1Perjalanan Bangsa Indonesia Dari Abad 1 sampai Saat Ini Register_buttonPerjalanan Bangsa Indonesia Dari Abad 1 sampai Saat Ini Button-fb-loginPerjalanan Bangsa Indonesia Dari Abad 1 sampai Saat Ini Connect-facebook-button
Ceaster Forum
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Ceaster Forum

Forum Pengetahuan Informasi dan Jual Beli Terlengkap di Indonesia


You are not connected. Please login or register

Perjalanan Bangsa Indonesia Dari Abad 1 sampai Saat Ini

Go down  Message [Halaman 1 dari 1]

avatar

Perjalanan Bangsa Indonesia Dari Abad 1 sampai Saat Ini Sunda3

Abad 1-2: Untuk pertama kalinya orang India datang ke Indonesia. Mereka membawa ajaran Budha dengan dua sekte, yaitu, Hinayana and Mahayana.
132: Jawa-Dwipa mulai menjalin hubungan diplomatik dengan Cina. Dalam era ini juga terdapat kerajaan Hindu di daerah Kutai, Kalimantan.
400: Kerajaan Tarumanegara di West Java.
425: Buddhisme mencapai Sumatera.
Abad 6: Kerajaan Sriwijaya di dekat Palembang, Sumatera.
675: Pembangunan candi Civa di gunung Dieng, terletak di barat daya Medang Kamolan, ibukota kerajaan Mataram.
732: Raja Sanjaya memerintah di Kerajaan Mataram Kuno. Wilayahnya sekarang ini adalah daerah Yogyakarta.
Abad 7: Telah Berdiri Kerajaan Sriwijaya yang tumbuh dan berkembang sampai abad dua belas.
750-850: Dinasti Sailendra menjadi penguasa Mataram. Kira-kira tahun 770, Sailendra memulai pembangunan candi Borobudur.
772: Selain Borobudur, dibangun candi Budha lainnya, yaitu, Mendut, Kalasan dan Pawon.
778: Ditulis buku panduan belajar menyanyi yang dikenal sebagai Chandra Cha-ana.
825: Borobudur selesai dibangun, di era raja  Samaratunga.
856: Mulai dibangun candi Prambanan, pembangunan diselesaikan tahun 900 M oleh raja Daksa. Sekitar tahun ini, di Jawa Barat, muncul kerajaan-kerajaan Galuh, Kanoman, Kuningan dan Pajajaran.
Abad 9: Di Aceh berdiri kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu, Kerajaan Peureulak.
1006: Sriwijaya menyerang dan berhasil menghancurkan ibu kota kerajaan Mataram. Raja Mataram, Dharmawangsa tewas, sedangkan menantunya, yaitu, Airlangga berhasil menyelamatkan diri ke Jawa Timur.
1019: Airlangga mendirikan kerajaan Kahuripan. Hukum dibukukan dalam kitab Siwasasono.
1030: Empu Kanwa menulis buku Arjuna Wiwaha.
1037: Airlangga berhasil menyatukan kembali Kerajaan Dharmawangsa yang sebelumnya terpecah-pecah dan menunjuk Kahuripan sebagai ibukota.
1042: Airlangga membagi kerajaan Kahuripan menjadi kerajaan Jenggala dan Panjalu (Kediri).
1049: Airlangga meninggal dunia.
1135-1157: Raja Jayabaya mulai berkuasa di Kediri. Dia menulis buku yang berisi ramalan kejatuhan Indonesia. Dia mengatakan bahwa negeri ini akan diperintah oleh kulit putih dan kemudian oleh kulit kuning. Ramalan dia terbukti dengan dikuasainya Indonesia oleh Belanda dan kemudian disusul oleh Jepang. Jayabaya juga meramalkan bahwa Indonesia pada akhirnya akan meraih kemerdekaannya.
1222: Ken Arok mendirikan Kerajaan Singasari. Dia berkuasa di kerajaan itu sampai tahun 1292 dan bergelar Sri Rajasa Batara Sang Amurwabhumi. Sebelum berkuasa, Ken Arok merebut kekuasaan di Tumapel, Kediri, dari Tungul Ametung. Kerajaan Singasari memberi kita peninggalan berupa candi Dieng. Keturunan Dinasti Ken Arok ini kemudian menjadi raja-raja Singasari dan Majapahit di abad ke 13 sampai  abad 15.
1227: Anusapati, putra Tunggul Ametung membalas dendam dengan membunuh Ken Arok. Ia kemudian menjadi raja Singasari.
1247: Tohjaya membunuh Anusapati.
1250: Tohjaya terbunuh dalam pemberontakan yang dipimpin oleh Jaya Wisnuwardhana, putra Anusapati.
1268: Wisnuwardhana meninggal, takhtanya sebagai raja Singasari digantikan oleh Kertanegara.
1290: Kertanegara menguasai kerajaan Sriwijaya.
1292: Kertanegara tewas ditangan pemberontak yang dipimpin oleh Jayakatwang.
1294: Raden Wijaya mendirikan kerajaan Majapahit. Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardhana ini memerintah kerajaan Majapahit sampai tahun 1309.
1295: Islam masuk kerajaan Pasai. Sultan Malek Saleh merupakan tokoh kerajaan pertama yang memeluk agama Islam di Indonesia.
1309: Jayanegara menjadi raja Majapahit.
1328: Adik perempuan Jayanegara yang bernama Tribhuanatunggadewi naik takhta, memimpin Majapahit.
1331: Gajah mada diangkat sebagai patih (mungkin bisa disamakan dengan jabatan Perdana Manteri) Majapahit.
1333: Kerajaan Pajajaran didirikan, dengan ibukota di Pakuan, sekarang ini letaknya dekat Bogor. Dalam tahun yang sama, Majapahit menyerbu Pajajaran.
1350: Mahapatih Gajah Mada mengucapkan amukti palapa dalam acara pengangkatan Hayam Wuruk sebagai raja Majapahit. Pada masa raja Hayam Wuruk ini, Majapahit mencapai puncak kejayaannya. Bersama patihnya, Gajah Mada, Hayam Wuruk berhasil menyatukan wilayah yang luas di bawah nama Dwipantara.
1357: Terjadi peristiwa Bubat, yaitu, perang antara Raja Sunda dan Patih Majapahit Gajah Mada. Peristiwa ini bermula dari keinginan raja Hayam Wuruk untuk mengambil putrid Sunda yang bernama Dyah Pitaloka sebagai permaisurinya. Namun karena terjadi salah paham mengenai prosedur perkawinan, rencana tersebut berujung pada suatu pertempuran di Bubat. Pasukan Majapahit, di bawah pimpinan Patih Gajah Mada berhasil menaklukan Pajajaran dalam perang Bubat tersebut.
1364: Gajah Mada meninggal.
1335-1380: Dalam masa keemasan majapahit, lahir sebuah buku popular, berjudul  “Negara Kertagama,” ditulis oleh Empu Prapancha. Bagian dari buku ini menggambarkan hubungan diplomatic dan ekonomi antara Majapahit dan beberapa negara Asia Tenggara termasuk Myanmar, Thailand, Tonkin, Annam, Kampuchea, India and China. Penulis lain bernama Empu Tantular menulis buku yang berjudul Sutasoma. Karya lainnya dalam bahasa Kawi (bahasa Jawa kuno) adalah Pararaton, Arjuna Wiwaha, Ramayana, dan Sarasa Muschaya.
1389: Hayam Wuruk meninggal dunia. Posisinya digantikan oleh Wikramawardhana. Era ini merupakan awal dari runtuhnya Majapahit. Salah satunya diakibatkan adanya kekecewaan anak Hayam Wuruk yang lain, yaitu, Wirabumi.
Abad 13: Pedagang muslim dari Gujarat dan Persia tiba di Indonesia dan membangun jaringan perdagangan antara Indonesia dengan India dan Persia. Selain berdagang, mereka juga menyebarkan Islam, khususnya di daerah pesisir pulau Jawa, seperti Demak. Pada akhirnya, ajaran Islam yang mereka bawa berpengaruh pada raja-raja Hindu sehingga berubah keyakinan menjadi Islam. Raja yang pertama kali memeluk Islam adalah  Sultan Demak. Sultan yang telah muslim ini kemudian menyebarkan Islam di Jawa Barat, yaitu, di Cirebon dan Banten, dan Jawa Timur, yaitu, di Gresik. Pada akhirnya, dia membawa kehancuran bagi Majapahit (1293-1520).
1400: Islam masuk ke Aceh.
1401: Perang perebutan kekuasaan di Majapahit. Penyebabnya adalah adanya aksi pemberontakan yang dipimpin oleh Wirabumi. Kekuatan Majapahit semakin melemah.
1405: Laksamana Cheng Ho dari China mengunjungi Semarang.
1406: Wirabumi dieksekusi mati, kepalanya dibawa ke depan pengadilan Majapahit. Perang menumpas pemberontakan berakhir.
1414: Paramesvara memeluk Islam, berganti nama menjadi Iskandar Syah, setelah menikahi saudara perempuan Sultan Pasai. Melaka menjadi kesultanan Islam. Sementara itu di Ambon, dibangun mesjid untuk pertama kalinya.
1427: Ratu Suhita mewarisi kerajaan Majapahit dari Wikramawardhana.
1447: Kertawijaya, Saudara laki-laki Suhita, jadi raja Majapahit. Dia memeluk Islam atas ajakan istrinya, Darawati, yang adalah ratu Champa (sekarang dikenal sebagai Vietnam). Dalam tahun yang sama, Sunan Ampel, kemenakan laki-laki Kertawijaya, menyebarkan  Islam di sekitar Surabaya.
1450-1511: Berdiri Kesultanan Malaka.
1451: Kertawijaya terbunuh, digantikan oleh Rajasawardana. Dia merintangi penyebaran Islam di Majapahit.
1456: Bhre Wengker menjadi raja Majapahit setelah tiga tahun chaos.
1466: Suraprabhawa menjadi raja Majapahit. Dalam tahun yang sama, Kyai Demung mendirikan kerajaan Sumenep di Madura, terpisah dari kontrol Majapahit.
1475: Islam masuk Ternate dan Tidore.
1478: Raden Patah mendirikan kerajaan Demak. Pada tahun ini juga, Kerajaan Majapahit berhasil dikalahkan oleh Demak sehingga kerajaan terbesar di Indonesia itu runtuh. Dengan kekalahan Majapahit itu, dimulailah era keemasan kerajaan-kerajaan Islam.
1505: Trenggono, cucu Raden Patah, menjadi pangeran Demak.
1511: Portugis mendarat di Indonesia dan mulailah era penjajahan Portugis. Pada tahun ini armada Portugis menyerang dan menguasai Malaka.
1518: Raden Patah meninggal; Yunus menjadi Sultan Demak.
1521: Yunus memimpin Demak and Cirebon berperang melawan Portugis di Melaka. Yunus tewas dalam pertempuran itu. Trenggono menggantikan Yunus sebagai Sultan Demak. Pada era Trenggono (1521-1546), Kerajaan Demak mencapai masa keemasannya.
1522: Pajajaran mengizinkan Portugis untuk mendirikan benteng di Sunda Kelapa. Kerjasama dengan Portugis ini bertujuan untuk membangun kekuatan dalam rangka menghadapi ancaman yang datangnya dari Cirebon dan Banten. Sementara itu, Banten minta pertolongan Portugis melawan Demak.
1524: Nurullah (Fatahillah) menyebarkan Islam di Pajajaran.
1525: Kerajaan Banten berdiri.
1527: Sunda Kelapa berhasil ditaklukan oleh Fatahillah, komandan tentara Islam dari kesultanan Demak. Setelah penaklukan ini, kota Sunda Kelapa diubah namanya menjadi Jayakarta. Tanggal 22 Juni 1527, sampai saat ini diperingati sebagai hari jadi Kota Jakarta.
1527: Majapahit runtuh.
1546: Sultan Trenggono meninggal dan digantikan oleh Prawata. Selain itu, Misionaris Katolik Fransiscus Xaverius menjelajahi Morotai, Ambon, dan Ternate.
1559: Khairun menjadi Sultan Ternate.
1561: Sultan Prawata dari Demak meninggal.
1570: Sultan Khairun dari Ternate menendatangani perjanjian hubungan baik dengan Portugis, namun besoknya dia ditemukan meninggal, ada yang meracuni. Agen Portugis adalah tersangka pembunuh Sultan Ternate tersebut.
1577: Ki Ageng Pamanahan mendirikan Kotagede.
1581: Ki Ageng Pamanahan menguasai Mataram. Dia mengganti nama menjadi Kiai Gedhe Mataram.
5 Juni 1596: Ekspedisi Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman tiba di Banten.
Juli 1596: Expedisi Belanda yang dipimpin Cornelis de Houtman tiba di Jayakarta. Tujuan dari expedisi ini adalah untuk membuka jalur baru bagi perdagangan rempah-rempah di Indonesia.
20 Maret 1602: Para pengusaha Belanda mendirikan Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), perusahaan Belanda di India Timur. Pemimpinnya adalah dipimpin oleh Heeren XVII. Tujuan pendirian perusahaan ini adalah demi efisiensi dan pengorganisasian perdagangan yang lebih baik. Sebelum VOC didirikan, terjadi persaingan tidak sehat antar pengusaha Belanda sehingga harga rempah-rempah di pasar Eropa menjadi tidak terkendali. Penguasa Belanda memberikan kekuasaan kepada VOC untuk meningkatkan kekuatan, membangun benteng, dan kebijakan lain.
1611: VOC mendirikan pos  di Jayakarta.
1619: VOC menghancurkan Jayakarta, kemudian mengubah nama Jayakarta menjadi Batavia.
1613-1645: Sultan Agung memerintah di Kerajaan Mataram Islam. Sultan Agung berhasil memperluas wilayah kerajaannya sampai keseluruh Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, Kalimantan, dan sebagian Jawa Barat.
1628: Serangan pertama Mataram ke Batavia. Namun gagal mengalahkannya.
1629: Sultan Agung memberikan perlawanan yang sengit terhadap penjajah Belanda. Dia  mengirim tentaranya untuk kedua kalinya menyerang Batavia tetapi mereka dipukul mundur oleh tentara Belanda di bawah pimpinan  Jenderal Jan Pieterszoon Coen.
1646: Sultan Agung meninggal dan digantikan oleh Susuhunan Amangkurat I. Mataram masih memiliki kekuatan untuk mengendalikan seluruh Jawa, kecuali Banten dan Batavia. Hubungan antara Amangkurat I dan VOC pada awal kekuasaannya berjalan baik.
1663: VOC memilah warga Ambon menjadi Ambon Islam dan Ambon Kristen dan diperlakukan berbeda.
1666: Sultan Hasanuddin dari Goa mengobarkan perang terhadap Belanda, namun dia kalah dan Goa menjadi daerah jajahan VOC di bawah perjanjian Bunggaya 1667.
Juli 1677: Amangkurat I meninggal dunia. Amangkurat II meminta bantuan VOC menumpas pemberontak.
1680: Pangeran Trunojoyo dari Madura juga memerangi Belanda. Dia ditaklukan dan dibunuh Tahun 1680.
1703: Amangkurat II meninggal dunia. Takhtanya sebagai raja Mataram digandikan Amangkurat III. Dia bermusuhan dengan pangeran Puger.
1705: Amangkurat III mengirim utusan ke VOC di Semarang, namun terlambat karena VOC telah menerima Pangeran Puger.
18 Maret 1705: VOC mengakui Pangeran Puger sebagai raja Mataram dengan gelar susuhunan Pakubuwono I.
1706: Surapati gugur dalam pertempuran melawan Belanda di Bangil.
1707: VOC and Pakubuwono I memerangi  Amangkurat III di Madiun, dan mengambil  Pasuruan. Amangkurat III melarikan diri ke Malang.
1708: VOC melanjutkan pertempurannya melawan Amangkurat III.
17 Juli 1708: Amangkurat III menyerahkan diri di Surabaya.
24 Agustus 1708: Amangkurat III beserta keluarganya dikirim dengan kapal dari Surabaya ke Jakarta. Dia kemudian dikirim ke Ceylon sebagai tawanan perang.
1726: Pakubuwono II mengambil kekuasaan di Mataram dalam usia 14 tahun.
1735: VOC mendirikan kantor arsip di Batavia.
1737: VOC mendirikan sekolah untuk anak-anak Cina miskin.
9 Oktober 1740: Belanda, di bawah pimpinan Jenderal Adriaan Valckenier, menekan pemberontakan di Jakarta yang meletus karena ketidak-puasan etnis China. Sedikitnya sepuluh ribu orang China terbunuh dalam peristiwa itu.
11 Desember 1749: Terjadi peristiwa gawat, dimana Pakubuwono II dalam keadaan sakit membuat perjanjian bahwa dia menyerahkan  dan menitipkan putra mahkota pangeran Adipati Anom kepada VOC. Tindakan ini ditafsirkan VOC sebagai pemberian kedaulatan penuh atas Mataram kepada VOC. Perjanjian tersebut kemudian diabaikan, dianggap tidak pernah ada. Beberapa hari kemudian, Pakubuwono II meninggal dunia. VOC mendeklarasikan Pakubuwono III sebagai penerus Mataram. Mangkubumi yang dikecewakan oleh Pakubuwono II akhirnya melakukan pemberontakan. Mangkubumi kecewa karena Pakubuwono II ingkar janji. Sebelumnya Pakubuwono II telah berjanji akan memberinya tanah Sukowati sebagai imbalan dalam menumpas pemberontakan Raden Mas Said., namun janji tersebut tidak ditepatinya. VOC akhirnya berhasil mengusahakan perdamaian dengan menggelar penjanjian Giyanti.
1755: Melalui perjanjian Giyanti, Mataram pecah menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.
1755: Mangkubumi mengubah gelar dari Susuhunan menjadi Sultan. Selain itu, dia mengubah namanya menjadi  Hamengkubuwono, sekarang dikenal dengan nama Sultan Hamengkubuwono I.
1780: Kesultanan Ternate dan Tidore berdiri.
24 Maret 1792: Hamengkubuwono I meninggal dunia.
1792-1810: Kasultanan Yogyakarta diperintah oleh Hamengkubuwono II. Era ini diwarnai penahanan Belanda atas adik Sultan Hamengkubuwono II, yaitu, Pangeran Notokusumo.
1811: Inggris yang waktu itu menguasai Jawa, membebaskan Pangeran Notokusumo.

1813: Notokusumo kemudian bergelar Sri Paku Alam I dan mengembangkan pemerintahan di Pakualaman.
31 Desember 1799: VOC dinasionalisasi oleh Belanda karena kinerjanya yang buruk. Korupsi dan kesalahan manajemen adalah sebab dari hampir bangkrutnya VOC. Semua wilayah kekuasaan VOC di Indoneisia diambil alih oleh administrasi Belanda di Batavia. Belanda semakin menguatkan cengkramannya atas wilayah Indonesia. Rakyat dipaksa menyerahkan hasil produksi pertaniannya kepada para pengusaha Belanda. Pada akhirnya Belanda mengukuhkan kekuasaan politiknya atas Indonesia.
1811-1816: Ketika Belanda diduduki Prancis, sebagai bagian dari perang yang dilancarkan Napoleon. Indonesia berada di bawah kekuasaan British East India Company. Sir Thomas Stanford Raffles terpilih sebagai gubernur jenderal di Jawa dan negeri jajahan lain.
1814: Inggris datang ke Indonesia dan Fort York di Bengkulu. Tempat ini dikemudian hari bernama Fort Marlborough.
13 Agustus 1814: Setelah kejatuhan Napoleon dan berakhirnya pendudukan Prancis atas Belanda, Inggris dan Belanda menandatangani perjanjian di London yang isinya berupa persetujuan bahwa  daerah koloni Belanda yang dimiliki sejak 1803 harus dikembalikan ke administrasi Belanda di Batavia. Jadi, kepulauan Indonesia telah dikembalikan dari kekuasaan Inggris ke administrasi Belanda Tahun 1815.
1816-1818: Thomas Matulessy, alias Pattimura, melakukan pemberontakan melawan Belanda di Maluku.
1817: Raffles menerbitkan  History of Java.
1821-1837: Tuanku Imam Bonjol memimpin perang Padri di Sumatra Barat.
17 Maret 1824: Lahir Traktat London. Isi dari traktat tersebut adalah Semenanjung Malaka jadi milik Inggris, sementara Riau milik Belanda.
1825-1830: Pangeran Diponegoro memimpin perang di Jawa, menuntut kemerdekaan. Dalam perang tersebut, Pangeran Diponegoro dibantu oleh Pangeran Mangkubumi dan didampingi oleh Panglima Perangnya yaitu Kiai Mojo dan Sentot Alibasyah Prawirodirjo.
November 1828: Kyai Maja, penasehat spiritual Diponegoro, ditangkap Belanda dan dimasukan ke Penjara.
Maret 1830: Diponegoro melakukan negosiasi di Magelang, dia kemudian ditangkap dan dibuang ke  Manado kemudian ke Makassar dimana dia wafat. Sedangkan Sentot Alibasyah diasingkan ke Bengkulu dan wafat disana.
1830: Tanam paksa (Cultuurstelsel) mulai diberlakukan Belanda yang ketika itu di bawah kepemimpinan Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch. Tanam Paksa ini mengakibatkan penderitaan yang luar biasa berupa kelaparan bagi rakyat Indonesia. Akibat kelaparan ini, tidak sedikit rakyat yang meninggal. Rakyat Demak, misalnya, dari jumlah penduduk 33.600 jiwa, yang selamat dari kelaparan hanya 12.000 jiwa. Daerah Grobogan bahkan kehilangan 90 persen penduduknya. Dalam waktu dua tahun (1849-1850), dari jumlah penduduk Grobogan sebesar 89.500 jiwa, yang selamat hanya 9.000 jiwa.
1833: Istilah Rupiah mulai dipakai untuk mata uang  yang beredar.
1837: Tuanku Imam Bonjol di Minangkabau mengakhiri perlawanan terhadap Belanda dalam perang Padri. Tuanku Imam Bonjol menyerah dan mengirimnya ke pengasingan.
1846: Raja Ali Haji menulis Gurindam Duabelas.
30 September 1848: Raja Nederland mengeluarkan keputusan Nomor 95 tentang sekolah dasar negeri untuk Bumiputera.
1854: Regeringsreglement 1854 memilah penduduk Hindia-Belanda menjadi Eropa, Timur Asing (Cina, Moor, Arab), dan Bumiputera.
1854-1863: Pangeran Antasari memimpin perang Banjar.
1859: Pemerintah Belanda melarang perbudakan di Hindia-Belanda.
1860: Douwes Dekker (Multatuli), Bekas asisten residen Lebak, Banten, menulis buku Max Havelaar. Buku yang melukiskan penderitaan yang dialami rakyat Indonesia ini, menarik perhatian umum di luar parlemen Belanda. Buku ini turut berperan dalam mengurangi penderitaan rakyat Indonesia ketika itu.
1871: Traktat Sumatera membatalkan penghormatan Belanda atas kedaulatan Aceh.
1878: Teungku Cik di Tiro, seorang ulama Islam, mulai memimpin perlawanan terhadap Belanda di Aceh. Selain itu, tanam paksa gula berakhir.
1873-1903: Terjadi perang mempertahankan kemerdekaan di Aceh. Diantara pemimpin perang Aceh tersebut terdapat Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien.
1878-1907: Sisingamangaraja memimpin perang melawan Belanda di Tapanuli.
1891: Eugene Dubois menemukan fosil Pithecanthropus erectus di Trinil.
1899: R. A. Kartini memulai karirnya sebagai penulis.
1900-1942: Dimulai pergerakan melawan penjajah secara nasional
1901: Ratu Wilhelmina mengumumkan politik etis untuk Hindia-Belanda.
1902: Belanda mengakhiri larangan naik haji.
1903: Pemberlakuan undang-undang tentang desentralisasi kekuasaan (kleine decentraliastie) di Hindia-Belanda.
1904: Belanda dan Portugis membagi Timor menjadi dua.
1907: Raja Sisingamangaraja berperang melawan Belanda di Sumatera Utara.
20 Mei 1908: Boedi Oetomo berdiri sebagai hasil dari pemikiran para nasionalis untuk lebih mengorganisasikan perlawanan melawan kolonoalisme Belanda. Gerakan ini terinspirasi oleh kemenangan Jepang atas Russia tahun 1901. Pendiri Boedi Oetomo adalah Dr. Soetomo yang banyak mendapat pengaruh Dr. Wahidin Soedirohoesodo.
1912: Terbentuk Sarekat Dagang Islam dengan pendirinya Haji Samanhudi. Dalam tahun ini juga organisasi ini berubah menjadi partai politik dan namanya dibanti menjadi Sarekat Islam di bawah kepemimpinan H.O.S. Tjokroaminoto, Haji Agoes Salim dan beberapa lainnya.
1912: Muhammadiyah terbentuk, didirikan oleh K.H. Akhmad Dahlan di Yogyakarta dengan tujuan mengadakan reformasi sosial dan ekonomi.
1912: JJ Pangemanan mendirikan organisasi pemuda Roekoen Minahassa.
Desember 1912: Berdiri Partai Indonesia (Indische Partij) dengan pendirinya Douwes Dekker (Setiabudi), Dr. Tjipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantoro. Tujuan partai ini adalah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
1914: MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) didirikan dan ditujukan untuk Bumiputera dan Timur Asing. Selain itu, berdiri juga sekolah bumiputera berbahasa pengantar Belanda Hollandsch Inlandscheschool (HIS) ditujukan untuk golongan bumiputera dari bangsawan, pegawai negeri dan tokoh terkemuka dan sekolah lanjutan (Vervplgeschool), juga untuk bumiputera.
1915: Organisasi pemuda se-Jawa mendirikan Tri Koro Dharmo.
1917: Organisasi pemuda se-Sumatera (Jong Sumatranen Bond) berdiri.
1918: Tri Koro Dharmo mengubah nama menjadi Jong Java.
1920: Organisasi pemuda Persarikatan Madoera berdiri di Surabaya. Di Semarang berdiri organisasi pemuda lainnya yang bernama Sarekat Ambon.
3 Juli 1922: Ki Hajar Dewantoro mendirikan Taman Siswa (National Onderwijs), sebuah organisasi yang berkeinginan memajukan pendidikan nasional.
1923: Lahir Organisasi pemuda Kaoem Betawi yang didirikan di Batavia.
1924: Perhimpunan Mahasiswa Indonesia terbentuk dengan pendirinya Drs. Mohammad Hatta, Dr. Sukiman, dan lain-lain.
1925: Perhimpunan Indonesia (PI) berdiri. Selain itu, berdiri juga Jong-Islamieten Bond.
1926: Nahdlatul Ulama berdiri dan didirikan oleh Kiai Haji Hasjim Asjari.
July 1927: Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI).
1928: Sumpah Pemuda, isi keputusannya: Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa. Lagu Indonesia Raya dilantunkan oleh WR Soepratman.
Januari 1931: Dr. Soetomo mendirikan Persatuan Bangsa Indonesia. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan status sosial rakyat Indonesia.
1932: Soekarno merumuskan konsep “Nationalisme-Marhaenistis”.
1935: Soetomo menyatukan Persatuan Bangsa Indonesia dan Boedi Oetomo menjadi Partai Indonesia Raya (Parindra).
1937: Kantor berita Antara berdiri.
1939: Gabungan Politik Indonesia (GAPI) berdri. GAPI emmberikan petisi “Demokratisasi lengkap bagi Indonesia”.
Juni 1940: Soeharto muda masuk sekolah militer KNIL di Gombang.
6 Januari 1941: Belanda menahan Thamrin, Douwes Dekker dan beberapa nasionalis lain. Thamrin meniggal dalam tahanan lima tahun kemudian. Douwes Dekker dibuang ke Suriname.
Februari 1941: Tekanan Jepang agar pemerintah kolonial Belanda “join the East Asia Co-Prosperity Sphere” ditolak oleh Van Mook.
14 Mei 1941 Jepang mengirimkan ultimatum terhadap pemerintah kolonial Belanda, menuntut pengaruh dan kehadiran Jepang di wilayah ini
6 Juni 1941: Pembicaraan antara Belanda dan Jepang gagal. Pemerintah kolonial Belanda enggan untuk memberikan konsesi apapun kepada Jepang, dan semua produk strategis, termasuk karet dan minyak, tela dikontrak untuk dikirimkan ke Inggris dan Amerika Serikat.
11Juli 1941: Volksraad -sebuah dewan yang dibentuk untuk memberi bangsa Indonesia suara yang lebih besar dalam pemerintahan- melakukan pengorganisasian milisi  orang Indonesia.
26 Juli 1941 Aset Jepang di Hindia-Belanda dibekukan.
Desember 1941: Tentara Australia menduduki Timor-Timur.
8 Desember 1941 Jepang mulai menginvasi Melayu, mendarat di selatan Thailand dan utara Melayu. Jepang mulai menyerang Philipina. Belanda mendeklarasikan perang terhadap Jepang.
22 December 1941: Hatta menulis artikel di surat kabar mengajak orang-orang Indonesia untuk melawan Jepang.
1942-1945: Era penjajahan Jepang
3 February 1942: Jepang membom Surabaya, memulai serangan udara dengan target pulau Jawa. Sebelumnya, Jepang telah merebut beberapa kota di luar Jawa.
9 Februari 1942: Jepang kembali membom Jawa, kali ini sasarannya Batavia, Surabaya and Malang.
27 Februari-1 Maret 1942: Pertempuran di laut Jawa: Jepang menghancurkan banyak pasukan Belanda dan Australia.
1 Maret 1942: Pertempuran di selat Sunda: Tentara Jepang mendarat di Banten. Tentara Jepang juga mendarat di Surabaya.
5 Maret 1942: Jepang masuk dan menguasai Batavia. Nama Batavia kemudian diganti dengan Jakarta.
8 Maret 1942: Belanda menyerah. Van Mook meloloskan diri dengan pesawat ke Australia.
28 Maret 1942: Tentara terakhir Belanda di Sumatra menyerah di daerah Kutatjane, sebelah selatan Aceh. Jepang melarang semua aktivitas politik dan organisasi.
Juli 1942: Sukarno, Hatta, dan Sjahrir di Jakarta, hasilnya, Sukarno bertugas menggelar rapat besar-besaran, Hatta bertugas menangani hubungan diplomatik, Sjahrir bertugas mengkoordinasikan aktivitas bawah tanah.
9 Maret 1943: Jepang membuat organisasi Putera (Pusat Tenaga Rakyat, a political auxiliary organization). Sukarno sebagai Ketua. Hatta dan Ki Hadjar Dewantoro sebagai anggota. Jepang juga mulai mengorganisasi  tentara lokal “Heiho”.
3 Oktober 1943: Jepang membuat organisasi “Giyugun” (local defense forces) untuk Sumatera dan Jawa. Pasukan di Jawa dinamakan PETA (Pembela Tanah Air). Jepang mulai menerapkan program kerja paksa bagi rakyat di desa-desa, dinamakan romusha, ribuan orang tewas dan hilang karena diadakannya romusha tersebut.
3 November 1943: Hatta berbicara meminta rakyat Indonesia bergabung dalam Giyugun (PETA).
1944: Mata uang Rupiah mulai dipakai, menggantikan gulden.
Januari 1944: Putera berganti nama menjadi Jawa Hokokai (Java Service Association). Sukarno sebagai Ketua.
Agustus 1944: Barisan Pelopor dibentuk sebagai kelompok kaum muda di dalam organisasi Jawa Hokokai. Setelah kemerdekaan, barisan ini Barisan Benteng.
8 September 1944: Jenderal Koiso menjanjikan bahwa Indonesia akan merdeka dalam waktu yang sangat dekat.
14 Februari 1945: Tentara Blitar di Blitar melakukan penyerangan terhadap Jepang.
1 Maret 1945: Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) (Dokuritzu Ziunbi Coosakai) dibentuk oleh Jepang. Tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan yang termasuk menjadi anggotanya adalah Sukarno, Hatta,  dan Wahid Hasyim. BPUPKI ini diketuai oleh  Dr. Radjiman Wediodiningrat.
1 Juni 1945: Soekarno menjelaskan doktrin “Pancasila” didepan komite independen  BPUPKI.
7 Agustus 1945 BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Tujuan pembentukan PPKI ini bertujuan melakukan persiapan dan selanjutnya melaksanakan kemerdekaan Indonesia.
9 Agustus 1945: Soekarno, Hatta, dan Radjiman Wediodiningrat diterbangkan Jepang ke Vietnam ntuk menemui Marshal Terauchi. Di sana mereka diinformasikan bahwa Jepang telah kalah perang, dan Jepang akan memberikan kemerdekaan bagi Indonesia pada 24 Agustus 1945.
14 Agustus 1945: Soekarno, Hatta, dan Radjiman Wediodiningrat kembali ke Jakarta, mereka tidak mempercayai janji Jepang yang telah dikatakan oleh Terauchi tersebut.
16 Agustus 1945: Soekarno and Hatta “diculik” oleh tokoh-tokoh muda, termasuk  Chaerul Saleh, ke Rengasdengklok. Mereka kemudian kembali ke Jakarta, bertemu General Yamamoto. Soekarno and Hatta mengatakan bahwa Jepang tidak lagi mempunya kekuasaan untuk menentukan masa depan Indonesia..
17 Agustus 1945: Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang dilakukan di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Proklamasi ini dibacakan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta, atas nama bangsa Indonesia. Dalam tahun yang sama, dibentuk Tentara Keamanan Rakyat. Selain itu, perang untuk mempertahankan kemerdekaan mulai berkecamuk.
18 Agustus 1945: Republik Indonesia terdiri dari 8 provinsi: Sumatra, Borneo, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.
23 Agustus 1945: BKR (Badan Keamanan Rakyat), kekuatan militer pertama di Indonesia, milau dibentuk dan beranggotakan mantan anggota Peta dan Heiho.
29 Agustus 1945: Mulai diterapkan konstitusi yang sebelumnya telah disusun oleh PPKI, konstitusi ini bernama UUD 45. Soekarno diangkat sebagai Presiden, Hatta sebagai wakil presiden. PPKI diubah menjadi KNIP (Komite nasional Indonesia Pusat).
25 dan 27 November 1945: Pesawat-pesawat Sekutu (yang didalamnya terdapat pasukan Belanda) membom Yogyakarta yang menimbulkan benyak korban jiwa dan menghancurkan gedung-gedung, seperti Balai Mataram dan Sonobudoyo.
1 Oktober 1945: Pemerintah Belanda mengumumkan tidak mengenal Republik Indonesia.
5 Oktober 1945: Presiden Soekarno mengeluarkan maklumat  tentang pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
9 November 1945: Soekarno meminta Sjahrir untuk membentuk Kabinet. Sementara itu, Inggris mendarat di Surabaya.
10 November 1945: Rakyat Indonesian melakukan pertahanan atas serangan Inggris di  Surabaya. Pertempuran berlangsung selam tiga minggu. Tanggal 10 November kemudian ditetapkan sebagai hari pahlawan.
12 November 1945: Sudirman menjadi pemimpin tentara.
14 November 1945: Sjahrir ditetapkan sebagai Perdana Menteri pertama Indonesia.
12-15 December 1945: Terjadi pertempuran mempertahankan kemerdekaan di  Ambarawa.
15 Desember 1945: Soedirman ditetapkan sebagai Panglima Besar tentara.
3 Januari 1946: Partai PNI kembali berdiri.
4 Januari 1946: Ibukota Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Perpindahan ini hanya sementara, sebagai respons atas situasi yang begitu genting di Jakarta.
16-22 Juni 1946: Van Mook mengadakan konferensi Malino dengan tujuan pembentukan Negara Indonesia Serikat dibawah naungan Kerajaan Belanda. Setelah Malino, konferensi dilanjutkan di Pangkal Pinang dan Denpasar pada bulan Oktober dan Desember tahun yang sama. Konferensi di Denpasar inilah yang menghasilkan negara bagian bentukan Belanda pertama, yaitu, Negara Indonesia Timur (NIT).
September 1946: Perundingan antara pemerintahan Sjahrir dengan Belanda di Linggajati.
29 November 1946: Tentara terakhir Inggris meninggalkan Indonesia.
November 1946-Maret 1947: Perjanjian Linggajati, Isinya Belanda mengakui Republik Indonesia terdiri dari Jawa, Sumatra and Madura. Kedua pihak setuju dengan bentuk Republik Indonesia Serikat dan pemerintah RIS akan tetap bekerjasama dengan pemerintah Belanda untuk membentuk Uni Indonesia-Belanda.

25 Maret 1947: Pemerintah Belanda akhirnya meratifikasi penjanjian Linggajati.
21 Juli 1947: Belanda melancarkan Akmi Militer I. Aksi militer ini melanggar perjanjian Linggarjati dan perjanjian gencatan senjata yang berlaku sejak tanggal 14 Oktober 1946.
8 December 1947: Belanda dan Indonesia bertemu di atas kapal U.S.S. Renville.
1948: Di Jawa Barat, Kartosuwirjo memproklamasikan diri sebagai Imam Negara Islam Indonesia, atau dikenal dengan nama “Darul Islam”.
8 Juli 1948: Wakil dari 13 negara bagian bentukan Belanda bertemu di Bandung, untuk memulai proses pendirian United States of Indonesia.
18 September 1948: Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun. Pemberontakan ini terjadi di tengah-tengah kesulitan yang dihadapi pemerintah RI akibat politik pecah-belah Belanda. Namun akhirnya pemberontakan ini dapat ditumpas oleh Tantara Republik Indonesia.
19 Desember 1948: Belanda melancarkan Aksi Militer II. Pada waktu Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda dalam agresi militer Belanda II tersebut, Sumatera Barat ditetapkan sebagai pusat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang diketuai oleh Syafruddin Prawiranegara.
1 Maret 1949: Serangan umum 1 Maret di Yogyakarta dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto. Gerilya menguasai Yogyakarta selama 6 jam. Nilai strategis dari penguasaan ini adalah memperlihatkan kepada dunia bahwa Indonesia masih ada ti tengah-tengah usaha Belanda untuk berkuasa kembali.
7 Mei 1949: Persetujuan “Roem-Royem”. Persetujuan ini mengakhiri aksi militer II.
2 November 1949: Berlangsung Konferensi Meja Bundar (KMB). Dibentuk Republik Indonesia Serikat  dengan Soekarno sebagai Presiden, dan Hatta sebagai wakil presiden. RIS terdrii dari 15 negara bagian bentukan Belanda ditambah Republik Indonesia. Transfer kedaulatan dilakukan tgl. 30 Desember. Belanda tetap berkuasa atas Irian Jaya. Konferensi ini sendiri dihadiri oleh delegasi pemerintah RI, Kerajaan Belanda, delegasi negara-negara bagian bentukan Belanda,dan sebagai perantaranya adalah United Nations Commision for Indonesia (UNCI).
17 Agustus 1950: Republik Indonesia kembali berdiri. Sebelumnya, banyak negara bagian membubarkan diri dan bergabung dengan RI.
1951: Garuda Pancasila menjadi lambing negara RI. Di Maluku, terjadi pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS).
3 Juni 1953: Wilopo mengundurkan diri dari jabatan Perdana Menteri.
1 August 1953: Ali Sastroamidjojo menjadi Perdana Menteri..
20 September 1953: Daud Beureu’eh mendeklarasikan pemberontakan di Aceh melawan pemerintah pusat. Dia memiliki hubungan dengan Darul Islam di Jawa Barat.
1955: Pemilihan umum pertama multipartai untuk memilih anggota parlemen dan konstituante. Sebanyak 39 juta pemilih memberikan suaranya.

April 1955: Di Bandung berlangsung Konferensi Asia Afrika (KAA), dihadiri oleh 24 negara. Termasuk yang hadir adalah Chou En-Lai, Nehru dan Nasser.
1957: Provinsi Sumatera Tengah dipecah menjadi  Jambi, Riau, dan Sumatra Barat.
1 December 1956: Hatta mengundurkan diri dari jabatan wakil presiden. Setelah itu tidak ada lagi wakil presiden sampai 1973.
21 Februari 1957: Sukarno secara formal mengajukan sistem “demokrasi terpimpin” dalam suatu pidato.
15 Februari 1958: Di Padang lahir gerakan separatis bernama Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Untuk menghadapi pemberontakan tersebut, pemerintah pusat melancarkan operasi 17 Agustus yang dipimpin Kolonel Achmad Yani. Sebelum akhir tahun, seluruh wilayah Sumatera Barat telah terbebas dari pengaruh gerakan pemberontakan tersebut.
1959: Dekrit Presiden 5 Juli 1959, era demokrasi terpimpin dimulai.
1960: Sukarno mulai menggunakan slogan: “Nasakom”, untuk Nasionalisme, Agama, Komunisme.
17 August 1960: Partai Masyumi and PSI dibekukan. Di hari yang sama, Indonesia memutuskan hubungan diplomatic dengan Netherland karena masalah Irian Barat.
1963: Penyatuan Irian Jaya ke Indonesia.
14 Februari 1963: Sukarno mempublikasikan bahwa Indonesia menentang pembentukan Malaysia.
Mei 1963: Indonesia, Malaysia, Philippina memulai pembicaraan mengenai masa depan wilayah yang dipermasalahkan, termasuk  Sabah, dan kemungkinan konfederasi  “Maphilindo”.
23 September 1963: Sukarno mendeklarasikan slogan “ganyang Malaysia”.
13 Februari 1964: Lampung menjadi provinsi. Dalam bulan yang sama, Sulawesi tengah memisahkan diri dari Sulawesi Utara dan menjadi provinsi sendiri. Sulawesi Tenggara terpisah dari Sulawesi Selatan dan menjadi provinsi sendiri.
7 Januari 1965: Indonesia keluar dari PBB (efektif 1 Maret), merupakan protes atas pengakuan terhadap Malaysia.
Juli 1965: Dua ribu pendukung PKI mendapat pelatihan  militer dari angkatan udara di dekat bandara  Halim, Jakarta.
23 September 1965: Soekarno mendeklarasikan pembubaran partai Murba.
25 September 1965: Soekarno berbicara bahwa Indonesia telah masuk dalam “phase kedua revolusi”, yang merupakan “implementasi sosialisme”.
30 September 1965: Gerakan 30 September. PKI dituduh sebagai pelaku gerakan.
1 November 1965: Kopkamtib terbentuk dengan Soeharto sebagai pemimpin.
December 1965: Sedikitnya sepuluh ribu pendukung PKI ditahan, ribuan lainnya terbunuh. Sentimen anti-Communis merebak dimana-mana.
1966: Soeharto menerima supersemar yang diartikan sebagai menerima kekuasan dari Soekarno. Namun, dokumen Supersemar itu sendiri tidak ketahuan rimbanya.
1966: Pelarangan PKI
September 1966: Indonesia kembali bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
December 1966: Bulog (Badan Urusan Logistik) didirikan untuk menangani beras nasional.
1967: Pelantikan presiden RI kedua (pejabat sementara), Soeharto.
1969: Konsep Pembangunan Lima Tahun (Pelita) mulai dijalankan.
Juli 1969: Penjara pulau Buru (Maluku) dibuka. Kemudian menjadi tempat menghukum anggota PKI.
21 Juni 1970: Sukarno meninggal dunia di Bogor.
1971: Pemilihan umum kedua setelah merdeka. Pemilu pertama dilaksanakan tahun 1955. Dalam era Orde Baru, pemilu kali ini merupakan pemilu pertama. Golkar memenangkan pemilu pertama Orde Baru ini.
5 Januari 1973: Pemerintah melakukan penyatuan partai-partai politik. Nahdatul Ulama, Parmusi dan beberapa partai Islam lainnya digabung ke dalam PPP (Partai Persatuan Pembangunan. Murba, PNI, dan partai-partai Kristen digabung ke dalam PDI.
Maret 1973: Soeharto terpilih sebagai presiden RI untuk kedua kalinya.. Sultan Hamengkubuwono IX terpilih sebagai wakil presiden.
1974: Peristiwa Malari (Malapetaka Lima Belas Januari). Dalam tahun yang sama, presiden Soeharto mencetuskan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), kemudian menjadi ketetapan MPR pada tahun 1978.
1975: Pasukan RI masuk ke Timor-Timur.
1976: Penggabungan Timor Timur. Di Bandung berdiri Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), Dr. B. J. Habibie menjadi Presiden Direktur perusahaan pembuat pesawat terbang tersebut.. Selain itu, Satelit Palapa A1 mengorbit bumi di 108 derajat Bujur Timur.
1977: Pemilihan umum ketiga. Golkar menang lagi.
18 Januari 1978: Mahasiswa ITB mengumumkan Buku Putih berisi tulisan yang mengkritisi pemerintah dan tuntutan agar Soeharto diganti. Dalam acara itu, Dharsono angkat bicara dan mengatakan bahwa militer seharusnya lebih responsive terhadap kehendak masyarakat
February 1978: Tentara menduduki kampus ITB. Pemimpin mahasiswa ditangkap di Bandung, Yogya, Surabaya, Jakarta, and Medan. Buku putih dilarang.
22 Maret 1978: Soeharto terpilih sebagai presiden RI untuk yang ketiga kalinya. Adam Malik terpilih sebagai wakil presiden. .
1978: Penataran P4 mulai dilakukan di sekolah-sekolah, perusahaan, dan kantor pemerintah.
Februari 1980: Program ABRI Masuk Desa (AMD) mulai dilaksanakan.
13 Mei 1980: Petisi Limapuluh dideklarasikan.  Kelompok yang di dalamnya terdapat tokoh-tokoh  Nasution, Prawiranegara, mantan gubernur Jakarta Ali Sadikin dan mantan perdana menteri Natsir ini mengkritisi langkah-langkah presiden Soeharto dalam memerintah.
1982: Pemilihan umum keempat. Golkar menang lagi dalam pemilu.
Maret 1983: Soeharto terpilih sebagai presiden untuk keempat kalinya. Umar Wirahadikusumah terpilih sebagai wakil presiden.
1984: Semua Organisasi di Indonesia mulai diwajibkan menganut asa tunggal Pancasila.
12 September 1984: Terjadi peristiwa kerusuhan Tanjung Priok. Demonstrasi ini menuntut dibebaskannya activis yang ditahan oleh tentara. Sedikitnya 63 orang terbunuh.
10 Desember 1987: Pelajar Islam Indonesia dibekukan karena sikapnya yang tidak mau menjadikan Pancasila sebagai asas.
1987: Pemilihan umum kelima. Golkar menang lagi.
10 Maret 1988: Soeharto terpilih sebagai presiden untuk kelima kalinya. Sudharmono terpilih sebagai wakil presiden.
1992: Pemilihan umum keenam. Golkar menang lagi.
Maret 1993: Soeharto terpilih lagi sebagai presiden RI untuk keenam kalinya. Try Sutrisno terpilih sebagai wakil presiden.
1994: Pertemuan para pemimpin negara APEC di Bogor, mendeklarasikan perdagangan bebas mulai 2002.
27 Juli 1996: Kerusuhan 27 Juli di Jakarta.
1997: Pemilihan umum ketujuh. Golkar lagi-lagi menang.
Juli 1997: Indonesia mengalami krisis ekonomi yang sebelumnya diawali dengan krisis moneter.
Maret 1998: Soeharto terpilih kembali untuk yang ketujuh kalinya sebagai presiden. Habibie terpilih sebagai wakil presiden.
12 Mei 1998: Tragedi Trisakti, empat mahasiwa terbunuh.
13-15 Mei 1998: Kerusuhan meletus di Jakarta dan Solo dengan sasaran suku Tionghoa.
12-21 Mei 1998: Terjadi demonstrasi mahasiswa besar-besaran. Para demonstran menduduki gedung DPR/MPR dengan tuntutan reformasi politik dan ekonomi, penurunan Soeharto dari kursi presiden, dan hapuskan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
18 Mei 1998: Para pemimpin DPR menyarankan presiden untuk mundur. Sementara itu presiden Soeharto berupaya untuk mengakomodasi perkembangan aspirasi masyarakat dengan melakukan reformasi kabinet, namun tidak berhasil, beberapa menteri bahkan mengajukan pengunduran diri.
21 Mei 1998: Presiden Soeharto mundur tepat jam 9.00 pagi. Wakil presiden Bacharuddin Jusuf Habibie secara otomatis menjadi pengganti kursi yang kosong tersebut.
22 Mei 1998: Habibie membentuk kabinet reformasi pembangunan.
10 November 1998: Atas peran gerakan mahasiswa, para tokoh reformis Amien Rais, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan tokoh-tokoh lainnya berhasil dipertemukan di Ciganjur, Jakarta Selatan. Dialog tersebut membuahkan “Deklarasi Ciganjur” yang isinyanya antara lain mengimbau semua pihak agar tetap menjunjung tinggi kesatuan dan persatuan bangsa secara utuh dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, mengembalikan kedaulatan di tangan rakyat, mendorong pengusutan KKN, serta diselenggarakannya pemilihan umum.
1999: Timor-Timur merdeka lewat referendum yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
7 Juni 1999: Pemilihan umum kedelapan. Pemilu ini dinilai sebagai pemilu yang demokratis sejak pemilu 1955. Partai yang menempati lima besar perolehan suara adalah PDI-Perjuangan, Golkar,  PPP,  PKB,  PAN.
19 Oktober 1999: Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menolak pidato pertanggungjawaban Habibie.
20 Oktober 1999: KH. Abdurrahman Wahid menjadi presiden RI ke empat. Wahid mendapat 373 suara, sementara Megawati mendapat 313 suara.
21 Oktober 1999: Megawati Sukarnoputri terpilih sebagai wakil presiden.
21 November 2000: Provinsi Bangka-Belitung terbentuk dan merupakan pecahan dari Sumatera Selatan.
6 Oktober 2000: Provinsi Banten terbentuk dan merupakan pecahan dari Jawa Barat, ibukotanya Serang.
5 Desember 2000: Provinsi Gorontalo terbentuk dan merupakan pecahan dari Sulawesi Utara.
19 Juli 2001: MPR meloloskan undang-undang otonomi khusus untuk Aceh.
23 Juli 2001: MPR, melalui voting 591 banding 0, memutuskan untuk menurunkan KH. Abdurrahman Wahid dari kursi kepresidenan. Megawati Soekarnoputri dilantik sebagai presiden RI kelima. Hamzah Haz menjadi wakil presiden.
16 Januari 2002: Dilatarbelakangi keprihatinan terhadap situasi bangsa dan negara Indonesia yang dinilai sudah berada dalam kerusakan yang menyeluruh, beberapa tokoh agama yang diantaranya adalah Ketua PBNU Hasyim Muzadi, Ketua PP Muhammadiyah Syafii Ma’arif, Ketua KWI Julius Kardinal Darmaatmadja, Ketua Umum PGI Pdt Natan Setiabudi, tokoh agama Hindu Ketut Wirdhana dan Ibu Gedong, serta tokoh agama Konghucu Haksu Tjhie Tjay Ing mengadakan pertemuan untuk mendorong gerakan moral. Mereka sepakat untuk melakukan gerakan moral dengan agenda utama: bagaimana mengatasi kelompok-kelompok dalam agama masing-masing yang “kebablasan” dalam menjalankan agamanya.
5 April 2004: Pemilu untuk memilih anggota DPR,DPD, dan DPRD.
20 Oktober 2004: Pelantikan dan sumpah janji presiden dan wakil presiden terpilih. Dalam pemilu 2004 ini, untuk pertama kalinya rakyat Indonesia memilih langsung  presiden dan wakil presiden.

Kembali Ke Atas  Message [Halaman 1 dari 1]

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik