Jakarta
Pengasuh Pondok Pesantren Ciganjur yang juga Presiden Repubik Indonesia ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) diyakini oleh banyak orang sebagai salah satu dari waliyullah saat ini. Beberapa peristiwa yang dianggap sebagai tanda-tanda kewalian Gus Dur mulai banyak diungkapkan oleh berbagai pihak. Setelah KH Shalahuddin Wahid, sang adik kandung yang mengakui keikhlasan Gus Dur dan KH Abdul Wahid Maryanto, pengiring setia yang membeberkan rahasia karpet satu kali dua meter, kini giliran beberapa orang tamu yang mengungkapkan tanda-tanda kewalian Gus Dur.
Adalah Ario Helmy, salah seorang cucu KH Zainul Arifin, komandan laskar Hizbullah yang juga Pahlawan Nasional yang menceritakan salah satu tanda kewalian lagi. Menurut Ario, sejak empat puluh hari sebelum meninggal, Gus Dur telah mengatahui bahwa malaikat maut sudah datang kepadanya.
"Pada waktu itu, saya sowan ke Gus Dur bersama dengan beberapa teman dan berbincang selama lebih dari satu jam itu, dua kali Gus Dur memotong percakapan dengan memanggil asistennya untuk menanyakan kedatangan tamu yang sudah ditunggu," tutur Ario yang sowan ke Gus Dur untuk menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Gus Dur yang bersedia memberikan kata pengantar di buku biografi kakeknya, KH Zainul Arifin: Berdzikir Menyiasati Angin.
Kepada NU Online, Ario menceritakan bahwa dua kali Gus Dur menayakan hal yang sama, dengan kalimat yang sama. "Tamu yang tadi mau ketemu itu mana?" kata Ario menirukan pertanyaan Gus Dur.
"Karena sudah dua kali bertanya hal yang sama, perasaan saya jadi gundah. Entah kenapa. Tak lama kemudian kami pamit setelah di beri kode untuk mengakhiri pertemuan oleh asisten Gus Dur," tutur Ario.
Keanehan dua kali pertanyaan Gus Dur yang sama tersebut, menurut Ario adalah karena diucapkan persis pada hari keempat puluh sebelum Gus Dur berpulang ke rahmatullah, ba'dal Subuh di kediaman Gus Dur Ciganjur pada hari Kamis, 19 November 2009.
"Pada tanggal 28 Desember 2009, saya bermimpi menaikkan bendera setengah tiang di halaman rumah. Saya hampir terlupa akan mimpi itu, sampai mendengar berita Gus Dur berpulang ke rahmatullah dua hari kemudian. Baru saya sadar, hari wafatnya Gus Dur persis 40 hari setelah pertemuan kami di Ciganjur," tutur Ario yang sangat berterima kasih karena Gus Dur bersedia hadir di Launching bukuĀ biografi karyanya tersebut, di Flores Ballroom, Hotel Borobudur, Jakarta, 25 November 2009.
Dalam penuturannya, Ario menceritakan, setelah mendengar berita Gus Dur telah dipanggil oleh Allah SWT. ia bertanya-tanya, Mungkinkah "tamu" yang ditanyakan Gus Dur sampai dua kali adalah malaikat maut yang kata orang sudah mengikuti manusia yang akan dijemputnya 40 hari sebelum ajalnya tiba? Wallahualam. (min)
Pengasuh Pondok Pesantren Ciganjur yang juga Presiden Repubik Indonesia ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) diyakini oleh banyak orang sebagai salah satu dari waliyullah saat ini. Beberapa peristiwa yang dianggap sebagai tanda-tanda kewalian Gus Dur mulai banyak diungkapkan oleh berbagai pihak. Setelah KH Shalahuddin Wahid, sang adik kandung yang mengakui keikhlasan Gus Dur dan KH Abdul Wahid Maryanto, pengiring setia yang membeberkan rahasia karpet satu kali dua meter, kini giliran beberapa orang tamu yang mengungkapkan tanda-tanda kewalian Gus Dur.
Adalah Ario Helmy, salah seorang cucu KH Zainul Arifin, komandan laskar Hizbullah yang juga Pahlawan Nasional yang menceritakan salah satu tanda kewalian lagi. Menurut Ario, sejak empat puluh hari sebelum meninggal, Gus Dur telah mengatahui bahwa malaikat maut sudah datang kepadanya.
"Pada waktu itu, saya sowan ke Gus Dur bersama dengan beberapa teman dan berbincang selama lebih dari satu jam itu, dua kali Gus Dur memotong percakapan dengan memanggil asistennya untuk menanyakan kedatangan tamu yang sudah ditunggu," tutur Ario yang sowan ke Gus Dur untuk menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Gus Dur yang bersedia memberikan kata pengantar di buku biografi kakeknya, KH Zainul Arifin: Berdzikir Menyiasati Angin.
Kepada NU Online, Ario menceritakan bahwa dua kali Gus Dur menayakan hal yang sama, dengan kalimat yang sama. "Tamu yang tadi mau ketemu itu mana?" kata Ario menirukan pertanyaan Gus Dur.
"Karena sudah dua kali bertanya hal yang sama, perasaan saya jadi gundah. Entah kenapa. Tak lama kemudian kami pamit setelah di beri kode untuk mengakhiri pertemuan oleh asisten Gus Dur," tutur Ario.
Keanehan dua kali pertanyaan Gus Dur yang sama tersebut, menurut Ario adalah karena diucapkan persis pada hari keempat puluh sebelum Gus Dur berpulang ke rahmatullah, ba'dal Subuh di kediaman Gus Dur Ciganjur pada hari Kamis, 19 November 2009.
"Pada tanggal 28 Desember 2009, saya bermimpi menaikkan bendera setengah tiang di halaman rumah. Saya hampir terlupa akan mimpi itu, sampai mendengar berita Gus Dur berpulang ke rahmatullah dua hari kemudian. Baru saya sadar, hari wafatnya Gus Dur persis 40 hari setelah pertemuan kami di Ciganjur," tutur Ario yang sangat berterima kasih karena Gus Dur bersedia hadir di Launching bukuĀ biografi karyanya tersebut, di Flores Ballroom, Hotel Borobudur, Jakarta, 25 November 2009.
Dalam penuturannya, Ario menceritakan, setelah mendengar berita Gus Dur telah dipanggil oleh Allah SWT. ia bertanya-tanya, Mungkinkah "tamu" yang ditanyakan Gus Dur sampai dua kali adalah malaikat maut yang kata orang sudah mengikuti manusia yang akan dijemputnya 40 hari sebelum ajalnya tiba? Wallahualam. (min)