Tuban – Perkembangan dunia Gadget di Indonesia juga dapat dirasakan dengan jelas di Bumi Ronggolawe. Berbagai smartphone dan gadget terbaru menjamur di kalangan pemuda. Diantaranya adalah trend BlackBarry Massager yang terus mengalami kenaikan signifikan. Namun pasar BlackBarry Massager tampaknya tidak lagi mampu bergerak bebas, munculnya Android berbasis Open Surce yang digawangi oleh Google ini menjadi ancaman serius bagi vendor BlackBarry, Research in Motion (RIM).
Dari hasil penelusuran , Minggu (24/[url=forum.ceaster.com]2[/url]/2013) menyebutkan, perkembangan pasar BlackBarry di Kabupaten Tuban juga terus bersaing ketat dengan produk gadget berbasis Android. Android yang telah menyusup ke berbagai vendor komunikasi tersebut, menjadi kompetitor terberat untuk pengembangan pasar BlackBerry di Tuban. Banyak kalangan, khususnya pemuda, yang sebelumnya berencana membeli BlackBarry karena tergiur trend BBM, kemudian berbalik arah menjatuhkan pilihan pada gadget berbasis Android.
“Namun tidak semudah itu Android menundukkan BlackBarry di Tuban, trend BBM sudah mulai mengarah pada kebutuhan. Banyak orang yang sebelumnya tidak tahu menahu tentang BlackBarry, bahkan tidak bisa menggunakannya, kemudian memutuskan untuk membeli BlackBarry demi komunikasi melalui BBM dengan rekan – rekan sekantor atau keluarganya,” kata salah seorang pedagang Handphone di Tuban.
Meski tidak ada data secara kongkrit, namun dari 20 orang yang ditemui wartawan media ini, 15 diantaranya mengatakan bahwa BBM bukan lagi hanya soal trend, tapi sekarang sudah mengarah menjadi salah satu kebutuhan komunikasi kerja, khususnya bagi profesi.
Harga BlackBarry yang masih dibandrol cukup mahal bagi kalangan pemuda, membuat ruang pasar tersendiri bagi smartphone berbasis Android yang kini dapat dijangkau dengan harga jauh di bawah BlackBarry. Jika BlackBarry standart Gemini bisa didapatkan dengan harga baru rata – rata 1,5 juta, maka banyak gadget- gadget produk Cina yang dilempar ke pasar dengan harga di bawah kisaran 600 ribu rupiah.
Di Tuban, BlackBarry banyak digunakan oleh pekerja kantoran, profesional dan para praktisi. Untuk kelas pemuda, sudah banyak juga yang menggunakannya, namun Android masih menjadi menjadi pesaing ketat di kalangan pemuda.
Dari sejumlah referensi menyebutkan, Banyaknya pengguna BlackBarry masih banyak dipengaruhi trend BBM. Namun sebenarnya BBM bukan satu-satunya aplikasi chatting yang bisa diandalkan, karena banyak aplikasi yang juga bisa berfungsi hampir serupa dengan BBM. Sebut saja Skype, FB Massager, atau Wahtsapp yang menjadi unggulan Android.
Trend Massager kedua setelah BBM yang kini banyak digunakan adalah Wahtsapp, yang lebih fleksible dan bisa digunakan di berbagai smartphone. Beda dengan BBM yang berbasis PIN, wahtsapp dibuat dengan akun berbasis nomer handphone. Wahtsapp lebih bisa digunakan lintas gadget, artinya whatsapp bisa diinstal di BlackBarry maupun Android.
Perkembangan gadget dan smartphone saat ini ternyata juga diikuti terus merebaknya counter-counter jual beli Handphone. Bahkan diberbagai tempat di Tuban, banyak dijumpai counter-counter yang memplakat dirinya melayani service gadget tertentu. Misalnya spesialis BlackBarry, spesialis Android, bahkan sepsialis service HP Cina. (riz/im)
Dari hasil penelusuran , Minggu (24/[url=forum.ceaster.com]2[/url]/2013) menyebutkan, perkembangan pasar BlackBarry di Kabupaten Tuban juga terus bersaing ketat dengan produk gadget berbasis Android. Android yang telah menyusup ke berbagai vendor komunikasi tersebut, menjadi kompetitor terberat untuk pengembangan pasar BlackBerry di Tuban. Banyak kalangan, khususnya pemuda, yang sebelumnya berencana membeli BlackBarry karena tergiur trend BBM, kemudian berbalik arah menjatuhkan pilihan pada gadget berbasis Android.
“Namun tidak semudah itu Android menundukkan BlackBarry di Tuban, trend BBM sudah mulai mengarah pada kebutuhan. Banyak orang yang sebelumnya tidak tahu menahu tentang BlackBarry, bahkan tidak bisa menggunakannya, kemudian memutuskan untuk membeli BlackBarry demi komunikasi melalui BBM dengan rekan – rekan sekantor atau keluarganya,” kata salah seorang pedagang Handphone di Tuban.
Meski tidak ada data secara kongkrit, namun dari 20 orang yang ditemui wartawan media ini, 15 diantaranya mengatakan bahwa BBM bukan lagi hanya soal trend, tapi sekarang sudah mengarah menjadi salah satu kebutuhan komunikasi kerja, khususnya bagi profesi.
Harga BlackBarry yang masih dibandrol cukup mahal bagi kalangan pemuda, membuat ruang pasar tersendiri bagi smartphone berbasis Android yang kini dapat dijangkau dengan harga jauh di bawah BlackBarry. Jika BlackBarry standart Gemini bisa didapatkan dengan harga baru rata – rata 1,5 juta, maka banyak gadget- gadget produk Cina yang dilempar ke pasar dengan harga di bawah kisaran 600 ribu rupiah.
Di Tuban, BlackBarry banyak digunakan oleh pekerja kantoran, profesional dan para praktisi. Untuk kelas pemuda, sudah banyak juga yang menggunakannya, namun Android masih menjadi menjadi pesaing ketat di kalangan pemuda.
Dari sejumlah referensi menyebutkan, Banyaknya pengguna BlackBarry masih banyak dipengaruhi trend BBM. Namun sebenarnya BBM bukan satu-satunya aplikasi chatting yang bisa diandalkan, karena banyak aplikasi yang juga bisa berfungsi hampir serupa dengan BBM. Sebut saja Skype, FB Massager, atau Wahtsapp yang menjadi unggulan Android.
Trend Massager kedua setelah BBM yang kini banyak digunakan adalah Wahtsapp, yang lebih fleksible dan bisa digunakan di berbagai smartphone. Beda dengan BBM yang berbasis PIN, wahtsapp dibuat dengan akun berbasis nomer handphone. Wahtsapp lebih bisa digunakan lintas gadget, artinya whatsapp bisa diinstal di BlackBarry maupun Android.
Perkembangan gadget dan smartphone saat ini ternyata juga diikuti terus merebaknya counter-counter jual beli Handphone. Bahkan diberbagai tempat di Tuban, banyak dijumpai counter-counter yang memplakat dirinya melayani service gadget tertentu. Misalnya spesialis BlackBarry, spesialis Android, bahkan sepsialis service HP Cina. (riz/im)
