Overclock sekarang sudah tidak asing lagi kita mendengarnya, ya tidak asing tentunya bagi para maniak komputer, tetapi bagi sebagian pemakai atau pemula mungkin masih asing.
Over dan clock yang artinya melakukan setup mainboard clock bagi processor maupun sebuah VGA dengan maksud agar komponen yang di overclock jadi lebih cepat.
Sebelum lebih jauh mengenai apa dan bagaimana cara melakukan overclock, coba kita lihat kebelakang saat komputer yang beredar masih dengan generasi Pentium pertama. Disaat itu untuk membuat processor lebih cepat dapat dilakukan dengan melakukan jumper pada mainboard. Misalnya Pentium 166Mhz dijumper menjadi kecepatan 200Mhz atau lebih, sedikit sekali perbedaan antara 166Mhz dan 200Mhz, tetapi setidaknya cukup lumayan untuk kecepatan di era tersebut.
Overclocker dimulai pada 1997 ketika Intel mengeluarkan prosesor jenis Celeron berkecepatan 300Mhz dengan jenis slot 1 dan ramai-ramai dipacu menjadi 450Mhz. Saat itulah muncul para overclocker yang mulai memacu prosesor sampai batas terakhir.
Tujuan Overclock
Tujuannya adalah membuat sebuah processor VGA dan CPU agar lebih cepat dari kecepatan standar.
Tetapi saat ini dengan teknologi yang ada, memungkinkan seseorang memiliki kemudahan membuat komputer dengan sistem overclock. Misalnya seseorang ingin memacu komputer lebih cepat bekerja dengan prosesor yang lebih murah untuk menyamai komputer yang memiliki prosesor lebih cepat dan mahal.
Ada juga tujuan khusus yang menjadi trend setelah pada tahun 2000 misalnya untuk aplikasi game. Dengan melakukan overclock , sebuah komputer akan lebih cepat dan lebih nyaman dinikmati karena lebih cepat. Dengan overclock semua perangkat akan meningkat walaupun terkadang tidak murah
Fungsi dari overclock sekarang ini adalah tujuan paling umum bagi penggemar PC. Karena tersedianya perangkat tambahan, serta dukungan oleh perusahaan mainboard untuk memasukan sistem overclock pada BIOS. Dibandingkan tahun 2000, ketika itu belum banyak perangkat khusus untuk overclock. Dan terbatasnya perangkat seperti memory, mainboard dan heatsink yang tidak selengkap saat ini
Cara overclock
Melakukan overclock sebenarnya melakukan setup kecepatan clock speed dari sebuah prosesor. Apakah bentuknya sebagai prosesor, atau sebuah VPU ( VGA), ataupun clock speed dari chip-set mainboard.
Intinya, overclock adalah meningkatkan kecepatan clock speed. Contoh saja bila prosesor dengan kecepatan 1.6Ghz dengan bus 100Mhz, artinya prosesor bekerja pada kecepatan 16X100Mhz akan menghasilkan kecepatan prosesor 1600Mhz atau 1.6GHz. Dengan merubah bus FSB pada option BIOS misalnya dari 100Mhz menjadi 133Mhz maka komputer akan bekerja dengan kecepatan 2.1GHZ atau 16X133Mhz yang menghasilkan kecepatan 2.1Ghz atau 2.128Mhz. Apakah sedemikian mudah melakukan overclock. Betul, hanya dengan cara inilah komputer dapat dipacu dan sedemikian mudahnya seseorang melakukan overclocking.
Berapa biaya overclock
Biaya overclock bisa bervariasi dari tanpa biaya sampai mampu menghabiskan uang anda. Tergantung apakah keinginan untuk melakukan kegiatan overclock. Bila anda melakukan overclock sebuah komputer yang tidak terlalu tinggi, misalnya dengan mempercepat laju prosesor menjadi 10% atau 20% lebih cepat. Mungkin anda tidak memerlukan biaya tambahan. Perubahan hanya dilakukan pada BIOS saja.
Tetapi bila dilakukan overclock cukup tinggi, misalnya diatas 25%, umumnya akan muncul kendala yaitu prosesor menjadi lebih panas. Karena disain heatsink standard sebagai pendingin prosesor dibuat terbatas untuk kecepatan tertentu dengan putaran fan tertentu juga. Kendala pada kasus panas prosesor dapat diperbaiki dengan mengganti heatsink non standard. Dengan heatsink non standard maka prosesor terhindar dari hang atau malfunction karena terlalu panas. Atau dapat juga dibantu pada sirkulasi udara didalam untuk memperbaiki sistem pendingin.
Bila melakukan overclock pada prosesor saja tanpa memperbaiki perangkat lainnya, hal ini dapat dikatakan murah tetapi bila ingin mengoptimalkan seluruh perangkat yang ada, termasuk memory, mainboard premium, VGA top-end, power supply, pendingin bahkan case yang khusus di disain untuk overclocking, maka disinilah nilai mahal yang harus diberikan. Dengan perangkat khusus tersebut, tentunya diharapkan performa sebuah komputer yang berbeda dari komputer standard. Bahkan sebuah komputer dengan tingkat hardware paling optimal memiliki nilai yang hampir sama seperti membeli sebuah PC dengan harga 2 buah PC standar
Yang perlu diperlukan dipikirkan ketika melakukan overclock. Mudah untuk membuat prosesor agar dapat dioverclock, tetapi dampaknya cukup luas bagi hardware lain. Bila berbicara pada komputer yang ada saat ini, melakukan overclock akan berdampak bagi hardware seperti sistem I/O, VGA dan lainnya.
Mengoverclock sebuah prosesor beberapa MHz juga akan memacu kinerja bagian lain seperti memory, PCIe, PCI dan AGP clock. Artinya bila procesor dengan kecepatan bus 100MHz dipacu menjadi 120MHz (20%), maka kecepatan clock hardware lain juga meningkat. Demikian juga kecepatan memory akan dipacu mengikuti kecepatan prosesor yaitu sekitar 20%.
Dengan mengoverclock prosesor terdapat beberapa hal penting :
1. Prosesor memiliki batas kecepatan tertentu, semakin tinggi maka semakin panas dan tidak stabil. Menghadapi panas hanya dapat dihadapi dengan sistem pendingin yang baik. Mengganti pendingin jenis tertentu akan menjaga keberhasilan ketika melakukan overclock.
2. Semakin tinggi multiplier sebuah prosesor akan semakin tidak stabil. Umumnya mereka yang ingin melakukan overclock mengambil inisiatif dengan jalan membeli prosesor bermultiplier rendah. Dengan multiplier rendah, maka kecepatan prosesor memiliki persentase lebih tinggi plus lebih murah. Misalnya anda menggunakan prosesor 2.4Ghz dengan multiplier 12 X 200Mhz akan mudah dipacu menjadi 3Gz dengan bus 250Mhz dan terjadi peningkatan 25%. Dibandingkan anda menggunakan prosesor 3GHz dengan bus 200Mhz dan multiplier 15 X 200Mhz yang mengharuskan bekerja pada 3.75Ghz dengan bus 250Mhz akan sulit untuk stabil bekerja
3. Kita mengenal istilah overvoltage, pada prosesorpun membutuhkan daya, dengan menambahkan voltage bagi prosesor akan menjaga kestabilan komputer. Bila overclock dilakukan pada batas wajar, overvoltage jarang dilakukan.
Dampak pada chip-set dan kestabilan hardware lain
Setelah membahas kendala overclock prosesor, kita kembali melihat dasar dari bus clock pada sistem komputer. Melihat dari bagian mainboard, terdapat pembagian kecepatan yang sama agar sinkron bekerja dari tiap-tiap hardware.
Melihat pembagian bus tersebut anda dapat menganalisa. Bila sebuah komputer dengan kecepatan prosesor 100Mhz pada bus external, lalu dipacu menjadi 120Mhz. Dampaknya perhitungan clock pada device PCIe, AGP dan ISA bus juga meningkat 20% lebih cepat. Contoh saja bila sebuah VGA AGP dengan bus 66Mhz, dengan kecepatan chip-set yang dipacu 20% saja akan memaksa VGA bekerja pada kecepatan 80Mhz. Artinya akan sulit membuat VGA tetap stabil ketika memainkan game. Atau anda mengunakan harddisk jenis SATA yang sensitif terhadap perubahan, ketika melakukan overclock bisa saja menyebabkan kegagalan harddisk bekerja.
Sebelum perusahaan mainboard membuat option pengunci PCIe/AGP dan PCI, cara paling mudah adalah mencari titik aman pada clock internal. Ketika seseorang melakukan overclock, 20% mungkin malah membuat hardware tidak stabil. Tetapi meningkatkan kecepatan pada overclock 30% malah hardware berjalan normal. Titik 30% adalah titik aman yang diambil para overclock. Perhitungan titik aman tersebut berbeda beda baik pada jenis prosesor yang ada.
Kendala pada peningkatan kecepatan bagi chip-set dengan overclock, saat ini bukanlah sebuah masalah. Beberapa perusahaan mainboard telah mendisain agar komputer bekerja lebih stabil dengan penambahan option baru untuk pengunci dari clock hardware. Option ini berfungsi sebagai pengunci agar clock dari hardware lain tidak ikut naik mengikuti kecepatan clock prosesor. Ketika prosesor bekerja pada kecepatan non standard, maka ketiga bagian tersebut akan tetap bekerja pada kecepatan standard.
Persiapan dan tahapan overclock
Overclock adalah kegiatan trial and error atau coba-coba. Tahap paling awal adalah anda harus mengetahui dimana tempat untuk melakukan reset BIOS bila komputer terkunci ketika dilakukan overcloking. Bila BIOS tidak dapat melakukan boot secara normal, maka pengembalian agar mainboard dapat berkerja kembali dengan melakukan reset pada BIOS.
Hal lain adalah kesabaran. Coba melakukan peningkatan kecepatan prosesor secara tahap demi tahap. Melakukan peningkatan secara berlebihan hanya akan mengacaukan analisa anda. Melakukan overclock dengan perlahan akan lebih mudah berhasil, dan menganalisa sesaat apakah komputer sudah dapat bekerja dengan baik. Dan coba nikmati beberapa aplikasi apakah semua sudah berjalan normal sebelum meningkatkan kecepatan prosesor lebih tinggi lagi.
Beberapa bagian yang sering menyebabkan kegagalan akibat overclock :
1. Memory umumnya paling dominan. Ketika overclock terjadi, bagian memory harus mengimbangi kecepatan prosesor. Mengatasinya, denganmenggunakan memory khusus untuk overclock, atau menggunakan memory diatas spesifikasi standard. Atau mencoba menurunkan latency memory agar tidak terlalu cepat bekerja.
2. Panas yang berlebihan terjadi pada prosesor bila menggunakan heatsink standard. Beberapa mainboard dan prosesor memiliki sistem proteksi bila batas panas dari prosesor terlewati.
3. Kekurangan daya pada prosesor karena mainboard atau power supply yang tidak memadai. Kejadian yang muncul adalah komputer yang sedang bekerja mendadak mati dengan sendirinya atau melakukan restart atau bahkan hang.
4. Kemampuan mainboard yang tidak menunjang, atau tidak di disain untuk overclocking
5. Kemampuan perangkat hardware lain tidak mampu bekerja pada kecepatan overclock
Bagian yang paling penting pada overclock adalah memory dan power supply
Memory yang kita kenal saat ini adalah DDR1 maupun DDR2 selain memory beberapa tahun lalu yaitu EDO ram, SDRAM. Saat ini perkembangan kecepatan memory DDR dibagi dengan PC2100, PC2700 dan PC3200. Dan jenis DDR2 juga dibagi lagi menjadi PC4300, PC5300 dan selanjutnya. Dan terakhir teknologi dual channel agar memory memberikan bandwidth lebih besar dengan 2 buah modul memory yang harus dipasang bersama sama.
Kita ambil contoh Pentium III dengan kecepatan 500Mhz bus 100Mhz. Untuk mengoverclock menjadi 667Mhz maka komputer harus dilakukan setup dengan bus 133Mhz. Dan memory dari standard PC66/PC100 harus diganti dengan PC133 dan PC150
Bila anda mengunakan jenis Pentium 4 1.6Ghz dengan memory DDR dan bus 100Mhz maka komputer cukup mengunakan PC2100. Tetapi dengan kecepatan overclock dari 100Mhz menjadi 133Mhz maka komputer idealnya mengunakan memory berkecepatan PC2700/DDR333.
Pilihan dari kecepatan memory sebenarnya bukan masalah ketika mengoverclock prosesor. Hanya untuk mengoptimalkan kinerja komputer, diperlukan sebuah kemampuan memory juga. Bila tujuan overclock untuk memaksimalkan seluruh kinerja sebuah komputer maka kecepatan memory menjadi adalah hal yang mutlak .
Dampak menurunkan multiplier memory tentu bertentangan dengan tujuan overclock, karena disatu sisi kecepatan prosesor meningkat, disisi lain yaitu kecepatan memory menjadi menurun. Apakah yang terjadi jika kecepatan memory diturunkan. Tentu bagian memory hanya menghasilkan bandwidth lebih rendah atau memiliki kecepatan tranfer lebih rendah karena rendahnya clock yang dikurangi. Pada sisi prosesor atau CPU sedang bekerja cepat, disisi memory malahan terjadi kelambatan pada tranfer data antara prosesor ke memory. Hasilnya tentu menjadikan performa komputer sedikit lebih rendah
Pemakaian multiplier memory hanya berguna bila memory tidak sanggup bekerja terlalu tinggi ketika prosesor dilakukan overclock. Sebagai contoh anda menggunakan jenis DDR PC3200 jenis standard yang ada dipasaran. Dengan peningkatan kinerja prosesor dengan overclock, umumnya terjadi kegagalan pada memory. Karena memory tidak mampu bekerja diluar batas kecepatan standard. Pilihannya adalah menurunkan kecepatan multiplier 1 step dari kecepatan yang ada.
Kenyamanan overclock dengan power supply bermutu (kelas premium)
Terakhir adalah kemampuan dari power supply. Power supply premium memiliki tingkat efisiensi tinggi serta proteksi baik sebagai fungsinya sebagai power supply maupun keamanan bagi perangkat komputer.
Power supply premium memiliki beberapa fitur seperti overvoltage, overload, short protection dan sebagainya. Sistem proteksi pada output voltage sangat penting. Ketika power supply mengalami kelebihan beban, umumnya voltage output akan meningkat. Pada posisi membahayakan, maka power supply akan mematikan dirinya agar menjaga perangkat yang ada tidak mengalami overvoltage.
Hal tersebut mungkin jarang terjadi pada pemakaian power supply kelas premium. Tentunya akan konyol bila seseorang mengunakan power supply standard seharga 300 ribu, tetapi dipasangkan pada seperangkat hardware yang harganya diatas 10 juta rupiah.
Tetapi bagian terpenting adalah tingkat power efisiensi dari power supply. Pada power supply dikenal dengan power efficiency / efisiensi power (power factor) sebagai perbandingan input dan output. Input adalah daya yang dibutuhkan oleh power supply dari sumber listrik, sedangkan output adalah daya DC yang dikeluarkan oleh power supply dari beban sebuah komputer. Power effisien adalah perbandingan antara pemakaian input dengan hasil output yang dihasilkan. Bila sebuah power supply memiliki power ratio 50%, artinya 50% power output dihasilkan dari 100% input. Sebagai contoh, sebuah power supply dengan daya 300W dengan ratio 50% maka maksimum output yang dihasilkan adalah 150W.
Saat ini sudah banyak produsen power supply jenis premium. Power supply jenis premium umumnya memiliki tingkat power effisien sampai 65-85%. Artinya daya yang dikeluarkan lebih efisien dibandingkan sebuah power supply standard. Dengan label 400W dan power efisien 75%, artinya output power yang dapat diberikan ke perangkat hardware mencapai tingkat maksimal 300W DC dengan kebutuhan daya listrik 400W AC. Dengan melakukan overcloking baik VGA maupun Prosesor, kebutuhan daya akan meningkat. Ada baiknya anda melihat kembali berapa kemampuan power supply terhadap beban hardware. Menyediakan power supply standard dan tingkat power effisien rendah hanya akan memboroskan daya listrik dan mengacaukan analisa anda ketika melakukan overclock
Hal tersebut mungkin jarang terjadi pada pemakaian power supply kelas premium. Tentunya akan konyol bila seseorang menggunakan power supply standard seharga 300 ribu, tetapi dipasangkan pada seperangkat hardware yang harganya diatas 10 juta rupiah.
Tetapi bagian terpenting adalah tingkat power efisiensi dari power supply. Pada power supply dikenal dengan power efficiency / efisiensi power (power factor) sebagai perbandingan input dan output. Input adalah daya yang dibutuhkan oleh power supply dari sumber listrik, sedangkan output adalah daya DC yang dikeluarkan oleh power supply dari beban sebuah komputer.
Overclock bertujuan dengan membeli prosesor murah, dapat menghasilkan kecepatan yang sama dengan prosesor yang lebih cepat dan mahal. Dampaknya, sebuah komputer impian anda yang lebih nyaman, lebih cepat, dan lebih responsif agar dapat dinikmati.
Dengan artikel diatas, diharapkan pembaca sudah mengenal lebih jauh tentang hardware khususnya untuk pemakaian overclocking. Diharapkan juga anda tidak menganggap bahwa overclock adalah sebuah kegiatan gila yang beresiko. Siapapun dapat membuat sebuah komputer lebih cepat dari standard. Overclock bukanlah kegiatan untuk merusak hardware, tetapi hanya meningkatkan performa komputer agar bekerja lebih baik.