[You must be registered and logged in to see this image.]
TNI dirikan tenda pengungsian
Tuban -Banjir luapan sungai Bengawan Solo yang terjadi sejak sepekan terahir memaksa sebagian warga Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel tinggal di pengungsian. Warga Dusun Gemblo, Desa Ngadirejo mulai mengungsi di lapangan Desa Rengel karena tempat tinggalnya diterjang banjir, Kamis (19/12).
Banjir Bengawan Solo memang masih menjadi ancaman warga sejumlah desa di Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban. Setiap musim hujan, debit air yang tidak tertampung sungai terpanjang di Jawa tersebut meluber menggenangi pemukiman maupun lahan prtanian warga yang tinggal di daerah aliran sungai (DAS).
Mereka mengungsi dengan harta benda mereka termasuk hewan ternak yang tidak bisa mereka tinggalkan. Warga yang sudah mengungsi disediakan tempat istirahatan berupa dua tenda darurat berukuran besar. Namun warga dipengungsian kawatir karena lokasi pengungsian itu tidak disediakan dapur umum, sementara bantuan makanan belum juga datang.
”Baru tadi pagi mengungsi mas, soalnya airnya tambah tinggi, kalau hewanya kemarin sudah di bawa ke lokasi pengungsian,” ujar Muji (63), warga Ngadirejo di lokasi pengungsian.
Menurut Muji, ketinggian air di pemukiman warga saat ini setinggi dada orang dewasa hingga sekitar satu setengah meter. Sebenarnya warga enggan mengungsi jika saja mereka tidak kasihan dengan hewan ternak mereka. Sebagian warga juga masih bertahan di rumah dengan membuat panggung dalam rumah. Sebab menghawatirkan harta bendanya jika di tinggal di pengungsian.” Enak di rumah sendiri mas, tapi mau bagaimana di sana banjir. Kalau tidak ada ternak paling membuat jeramba (panggung) di atas air,” kata Muji.
Selain menyelamatkan hewan ternak, alasan waga mulai mengungsi karena sudah mulai kesulitan air bersih. Sumur di pemukiman warga sudah kemasukan air benjir, sementara untuk keperluan mandi, cuci dan kakus (MCK) warga juga sudah kesulitan. “ Kalau di rumah mau mandi juga susah mas, semua sudah tergenang banjir, air sumur juga tidak bisa diminum lagi, kasihan anak-anak kecil kalau tidak mengungsi,” terang Muji yang mengungsui bersama keluarganya.
Warga berharap, banjir segera surut agar mereka bisa kembali ke rumah dan beraktifitas dengan normal. Selain itu, pemerintah dimeminta menyediakan dapur umum di pengungsian maupun suplai bahan makanan.” Bantuan makanan belum ada mas, tidak bisa memasak di pengungsian karena belum disediakan alatnya,” imbuh Muji. (kim)
TNI dirikan tenda pengungsian
Tuban -Banjir luapan sungai Bengawan Solo yang terjadi sejak sepekan terahir memaksa sebagian warga Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel tinggal di pengungsian. Warga Dusun Gemblo, Desa Ngadirejo mulai mengungsi di lapangan Desa Rengel karena tempat tinggalnya diterjang banjir, Kamis (19/12).
Banjir Bengawan Solo memang masih menjadi ancaman warga sejumlah desa di Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban. Setiap musim hujan, debit air yang tidak tertampung sungai terpanjang di Jawa tersebut meluber menggenangi pemukiman maupun lahan prtanian warga yang tinggal di daerah aliran sungai (DAS).
Mereka mengungsi dengan harta benda mereka termasuk hewan ternak yang tidak bisa mereka tinggalkan. Warga yang sudah mengungsi disediakan tempat istirahatan berupa dua tenda darurat berukuran besar. Namun warga dipengungsian kawatir karena lokasi pengungsian itu tidak disediakan dapur umum, sementara bantuan makanan belum juga datang.
”Baru tadi pagi mengungsi mas, soalnya airnya tambah tinggi, kalau hewanya kemarin sudah di bawa ke lokasi pengungsian,” ujar Muji (63), warga Ngadirejo di lokasi pengungsian.
Menurut Muji, ketinggian air di pemukiman warga saat ini setinggi dada orang dewasa hingga sekitar satu setengah meter. Sebenarnya warga enggan mengungsi jika saja mereka tidak kasihan dengan hewan ternak mereka. Sebagian warga juga masih bertahan di rumah dengan membuat panggung dalam rumah. Sebab menghawatirkan harta bendanya jika di tinggal di pengungsian.” Enak di rumah sendiri mas, tapi mau bagaimana di sana banjir. Kalau tidak ada ternak paling membuat jeramba (panggung) di atas air,” kata Muji.
Selain menyelamatkan hewan ternak, alasan waga mulai mengungsi karena sudah mulai kesulitan air bersih. Sumur di pemukiman warga sudah kemasukan air benjir, sementara untuk keperluan mandi, cuci dan kakus (MCK) warga juga sudah kesulitan. “ Kalau di rumah mau mandi juga susah mas, semua sudah tergenang banjir, air sumur juga tidak bisa diminum lagi, kasihan anak-anak kecil kalau tidak mengungsi,” terang Muji yang mengungsui bersama keluarganya.
Warga berharap, banjir segera surut agar mereka bisa kembali ke rumah dan beraktifitas dengan normal. Selain itu, pemerintah dimeminta menyediakan dapur umum di pengungsian maupun suplai bahan makanan.” Bantuan makanan belum ada mas, tidak bisa memasak di pengungsian karena belum disediakan alatnya,” imbuh Muji. (kim)