[You must be registered and logged in to see this image.]
Dikepung banjir sejumlah desa terisolir
Tuban – Bencana banjir yang melanda wilayah daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo sudah sepekan. Namun, hingga kini korban bencana banjir yang berada di wilayah Kecamatan Rengel tersebut belum menerima bantuan logistik dari pihak manapun. Sehingga, korban banjir yang desanya dikepung air luapan Bengawan Solo terancam kelaparan.
Warga yang desanya terisolir itu diantaranya, Desa Ngadirejo, Kanorejo, Sawahan, dan beberapa desa lainnya. Namun, warga yang hingga kini masih bertahan di tempat tinggalnya tersebut belum menerima bantuan apapun, baik makanan maupun obat-obatan. ”Banyak warga yang masih bertahan di rumahnya. Sehingga, persediaan makanan saat ini sudah mulai menipis. Dan yang sangat dibutuhkan warga selain makanan juga air bersih, minimal untuk masak dan minum,” ujar salah satu perangkat Desa Ngadirejo Kadir saat ditemui crew di rumahnya, Kamis (19/12).
Menurutnya, selama beberapa hari ini masyarakat yang masih bertahan di rumah masing-masing tersebut hanya makan mie instant saja. Itupun, untuk membeli mie istant harus naik perahu. ”Kita kan beberapa hari ini otomastis tidak bisa bekerja, sehingga persediaan makanan dan uangpun telah habis. Jika beberapa hari kedepan belum juga ada bantuan makanan entah apa yang bisa dimakan masyarakat yang masih bertahan ini,” ungkapnya.
Terpisah, Isful Fuadi salah satu anggota Karang Taruna Desa Rengel Kecamatan Rengel mengatakan, bantuan makanan dan obat-obatan hingga hari ini dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban belum ada. Sehingga, anggota Karang Taruna berinisiatif untuk memberikan nasi bungkus untuk korban banjir yang masih bertahan di rumah masing-masing. ”Kita paling hanya mampu memberikan nasi bungkus 100 bungkus per hari. Itupun paling kita hanya bisa tiga hari karena dana yang dibuat nasi bungkus itu hasil iuran anggota saja,” tandasnya. (duc)
Dikepung banjir sejumlah desa terisolir
Tuban – Bencana banjir yang melanda wilayah daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo sudah sepekan. Namun, hingga kini korban bencana banjir yang berada di wilayah Kecamatan Rengel tersebut belum menerima bantuan logistik dari pihak manapun. Sehingga, korban banjir yang desanya dikepung air luapan Bengawan Solo terancam kelaparan.
Warga yang desanya terisolir itu diantaranya, Desa Ngadirejo, Kanorejo, Sawahan, dan beberapa desa lainnya. Namun, warga yang hingga kini masih bertahan di tempat tinggalnya tersebut belum menerima bantuan apapun, baik makanan maupun obat-obatan. ”Banyak warga yang masih bertahan di rumahnya. Sehingga, persediaan makanan saat ini sudah mulai menipis. Dan yang sangat dibutuhkan warga selain makanan juga air bersih, minimal untuk masak dan minum,” ujar salah satu perangkat Desa Ngadirejo Kadir saat ditemui crew di rumahnya, Kamis (19/12).
Menurutnya, selama beberapa hari ini masyarakat yang masih bertahan di rumah masing-masing tersebut hanya makan mie instant saja. Itupun, untuk membeli mie istant harus naik perahu. ”Kita kan beberapa hari ini otomastis tidak bisa bekerja, sehingga persediaan makanan dan uangpun telah habis. Jika beberapa hari kedepan belum juga ada bantuan makanan entah apa yang bisa dimakan masyarakat yang masih bertahan ini,” ungkapnya.
Terpisah, Isful Fuadi salah satu anggota Karang Taruna Desa Rengel Kecamatan Rengel mengatakan, bantuan makanan dan obat-obatan hingga hari ini dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban belum ada. Sehingga, anggota Karang Taruna berinisiatif untuk memberikan nasi bungkus untuk korban banjir yang masih bertahan di rumah masing-masing. ”Kita paling hanya mampu memberikan nasi bungkus 100 bungkus per hari. Itupun paling kita hanya bisa tiga hari karena dana yang dibuat nasi bungkus itu hasil iuran anggota saja,” tandasnya. (duc)