Berita Jombang - Penertiban pedagang asongan di stasiun KA (Kereta Api) Jombang diwarnai kericuhan. Sejumlah pengasong membanting dagangannya sebagai bentuk protes. Selain itu mereka juga terlibat adu mulut dengan petugas berseragam loreng yang didatangkan khusus menjaga stasiun.
Kericuhan itu berawal ketika KA Pasundan memasuki stasiun Jombang. Mengetahui ada kereta datang, para pengasong langsung naik ke dalam gerbong untuk mengais rejeki. Mereka menawarkan dagangan yang dibawa.
Hanya saja, upaya menawarkan barang dagangan itu tidak berjalan mulus. Karena tidak lama berselang, sejumlah petugas langsung menyisir gerbong. Korps berseragam doreng ini meminta agar para pedagang meninggalkan stasiun. Pedagang yang kecewa langsung membanting barang dagangannya.
Karena tidak berani melawan petugas dari aparat TNI, pedagang ini hanya bisa ngomel sambil meninggalkan stasiun. "Kami hanya mencari makan, namun mengapa dilarang. Kami tidak mencuri, kami bukan pelaku kriminal," kata Paimo, salah satu pedagangn, Rabu (8/1/2014).
Paimo menambahkan, ia nekat berjualan karena kebutuhan untuk makan. Ia
dan kawan-kawannya tetap berjualan di stasiun karena belum ada pekerjaan lain. "Apalagi janji pemerintah setempat bahwa kami akan diberi gerobak untuk beralih pekerjaan sampai saat ini belum ada realisasi," katanya.
Ecep Kusnadi, Wakil Kepala Stasiun KA Jombang mengatakan, penertiban pedagang asongan ini sesuai dengan aturan yang diberlakukan oleh PT KAI (Kereta Api Indonesia), yakni seluruh pedagang asongan harus steril dari lokasi stasiun dan gerbang.
Pihak stasiun mengaku sudah mengakomodasi pedagang dengan bekerjasama dengan pemerintah untuk memberi alternatif pekerjaan. "Memang, sampai saat ini gerobak dan bantuan lain tersebut masih dalam proses pengajuan, sehingga pedagang kami minta bersabar," ujar Ecep.
Kericuhan itu berawal ketika KA Pasundan memasuki stasiun Jombang. Mengetahui ada kereta datang, para pengasong langsung naik ke dalam gerbong untuk mengais rejeki. Mereka menawarkan dagangan yang dibawa.
Hanya saja, upaya menawarkan barang dagangan itu tidak berjalan mulus. Karena tidak lama berselang, sejumlah petugas langsung menyisir gerbong. Korps berseragam doreng ini meminta agar para pedagang meninggalkan stasiun. Pedagang yang kecewa langsung membanting barang dagangannya.
Karena tidak berani melawan petugas dari aparat TNI, pedagang ini hanya bisa ngomel sambil meninggalkan stasiun. "Kami hanya mencari makan, namun mengapa dilarang. Kami tidak mencuri, kami bukan pelaku kriminal," kata Paimo, salah satu pedagangn, Rabu (8/1/2014).
Paimo menambahkan, ia nekat berjualan karena kebutuhan untuk makan. Ia
dan kawan-kawannya tetap berjualan di stasiun karena belum ada pekerjaan lain. "Apalagi janji pemerintah setempat bahwa kami akan diberi gerobak untuk beralih pekerjaan sampai saat ini belum ada realisasi," katanya.
Ecep Kusnadi, Wakil Kepala Stasiun KA Jombang mengatakan, penertiban pedagang asongan ini sesuai dengan aturan yang diberlakukan oleh PT KAI (Kereta Api Indonesia), yakni seluruh pedagang asongan harus steril dari lokasi stasiun dan gerbang.
Pihak stasiun mengaku sudah mengakomodasi pedagang dengan bekerjasama dengan pemerintah untuk memberi alternatif pekerjaan. "Memang, sampai saat ini gerobak dan bantuan lain tersebut masih dalam proses pengajuan, sehingga pedagang kami minta bersabar," ujar Ecep.