Rabu, 25 Desember 2013 14:44:40
Reporter : Yusuf Wibisono
[You must be registered and logged in to see this image.]
Jombang - Suasana duka masih menyelimuti rumah R Harjo Santoso (72), di Desa Mojowangi Kecamatan Mojowarno Jombang. Tenda berukuran besar juga sudah terpasang di depan rumah. Rencananya, jenasah korban akan dimakamkan Kamis (26/12/2013). Menyikapi meninggalnya Harjo karena tertembak, keluarga menyerahkan sepenuhnya pada proses hukum.
"Pihak keluarga menerima kejadian ini sebagai musibah. Karena antara korban dengan Briptu S dan TJ sudah seperti bapak dengan anak. Kami mnyerahkan sepenuhnya pada proses hukum," kata Kepala Desa Mojowangi, Pramono Adi, mewakili keluarga, Rabu (25/12/2013).
Pramono mengungkapkan, selama ini antara korban, Briptu S, dan TS sangatlah akrab. Bahkan mereka sudah seperti keluarga. Makanya, lanjut Pramono, kelaurga korban sangat kaget ketika mendengar kabar bahwa Harjo tewas tertembus peluru milik oknum polisi. "Ketiga orang tersebut juga tidak ada masalah. Mereka rukun-rukun saja," katanya.
Petaka berdarah itu sendiri terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari. Awalnya, korban Hardjo Santoso dijemput oleh Briptu S dan TJ. Tiga orang yang sudah kenal dekat ini kemudian menuju cafe 88 untuk merayakan natal. Beberapa jam kemudian senjata milik Briptu S jatuh ke lantai Kafe dan diiambil oleh TJ untuk diamankan di atas meja. Namun secara tiba-tiba senjata api itu meletus mengenai korban Harjo santoso.
Timah panas itu menembus bahu sebelah kanan tembus leher. Korban kemudian dilarikan ke RSK Mojowarno untuk untuk mendapatkan pertolongan medis. Hanya saja, dia mengembuskan nafas terakhir karena kehabisan darah. Dari RSK Mojowarno, korban kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Kediri guna otopsi. [suf/but]
Reporter : Yusuf Wibisono
[You must be registered and logged in to see this image.]
Jombang - Suasana duka masih menyelimuti rumah R Harjo Santoso (72), di Desa Mojowangi Kecamatan Mojowarno Jombang. Tenda berukuran besar juga sudah terpasang di depan rumah. Rencananya, jenasah korban akan dimakamkan Kamis (26/12/2013). Menyikapi meninggalnya Harjo karena tertembak, keluarga menyerahkan sepenuhnya pada proses hukum.
"Pihak keluarga menerima kejadian ini sebagai musibah. Karena antara korban dengan Briptu S dan TJ sudah seperti bapak dengan anak. Kami mnyerahkan sepenuhnya pada proses hukum," kata Kepala Desa Mojowangi, Pramono Adi, mewakili keluarga, Rabu (25/12/2013).
Pramono mengungkapkan, selama ini antara korban, Briptu S, dan TS sangatlah akrab. Bahkan mereka sudah seperti keluarga. Makanya, lanjut Pramono, kelaurga korban sangat kaget ketika mendengar kabar bahwa Harjo tewas tertembus peluru milik oknum polisi. "Ketiga orang tersebut juga tidak ada masalah. Mereka rukun-rukun saja," katanya.
Petaka berdarah itu sendiri terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari. Awalnya, korban Hardjo Santoso dijemput oleh Briptu S dan TJ. Tiga orang yang sudah kenal dekat ini kemudian menuju cafe 88 untuk merayakan natal. Beberapa jam kemudian senjata milik Briptu S jatuh ke lantai Kafe dan diiambil oleh TJ untuk diamankan di atas meja. Namun secara tiba-tiba senjata api itu meletus mengenai korban Harjo santoso.
Timah panas itu menembus bahu sebelah kanan tembus leher. Korban kemudian dilarikan ke RSK Mojowarno untuk untuk mendapatkan pertolongan medis. Hanya saja, dia mengembuskan nafas terakhir karena kehabisan darah. Dari RSK Mojowarno, korban kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Kediri guna otopsi. [suf/but]