[You must be registered and logged in to see this image.]
Berita Bojonegoro - Kepala Desa Duwel, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro Mochammad Nurhasim, mengungkapkan, wilayah yang dipimpinnya saat ini sedang terjadi panen raya bawang merah. Jumlah luasan lahan bawang merah yang siap dipanen bulan ini mencapai 150 hektar. Sedang total lahan pertanian di desa tersebut mencapai 382 hektar.
"Pertanian bawang merah ini hanya sebagian kecil saja. Masyarakat paling banyak menanam padi," kata Nurhasim, Senin (06/01/2014).
Meskipun ladang bawang merah cukup sedikit, hasil panen tanaman yang tergolong jenis umbi-umbian ini mampu menghasilkan uang yang berlipat. Pengakuan Nurhasim keuntungan setiap hektar tanaman bawang mampu mencapai angka Rp 100 juta. Ini dengan asumsi setiap hektarnya mampu menghasilkan delapan hingga sepuluh ton.
"Kalau dari pengalaman tahun sebelumnya, satu padukuhan (dengan luasan areal lahan 150 hektar) mampu menghasilkan uang Rp 8 milyar," ungkapnya.
Angka milyaran ini, lanjut Nurhasim, disebabkan harga bawang merah sejak setahun terakhir ini melonjak tinggi. Harga perkilogram bawang merah dipasaran antar Rp 15.000 hingga Rp 16.000. "Rata-rata satu hektar itu bisa mengantongi keuntungan Rp 100 juta," sebutnya.
Namun kini, lanjut Nurhasim, jika para petani masih kesulitan untuk mencari bibit bawang merah. Selain itu, mereka juga harus kerja ekstra keras guna mengairi lahan persawahan yang berada di perbukitan disana. "Disamping itu juga ancaman hama menjadi kendala petani. Untuk bibit kami mendatangkan dari Nganjuk," ungkapnya.
Sementara Bupati Bojonegoro Suyoto mengungkapakn, tahun ini Bojonegoro mampu memproduksi lebih dari 5000 ton bawang merah. Dari jumlah tersebut, hanya 2000 ton saja yang digunakan untuk konsumsi masyarakat Bojonegoro. "Sisanya untuk mencukupi kebutuhan Jawa Timur, dan kami ekspor ke Jawa Tengah, serta Jakarta," tuturnya. [uuk/but]
Sumber
Berita Bojonegoro - Kepala Desa Duwel, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro Mochammad Nurhasim, mengungkapkan, wilayah yang dipimpinnya saat ini sedang terjadi panen raya bawang merah. Jumlah luasan lahan bawang merah yang siap dipanen bulan ini mencapai 150 hektar. Sedang total lahan pertanian di desa tersebut mencapai 382 hektar.
"Pertanian bawang merah ini hanya sebagian kecil saja. Masyarakat paling banyak menanam padi," kata Nurhasim, Senin (06/01/2014).
Meskipun ladang bawang merah cukup sedikit, hasil panen tanaman yang tergolong jenis umbi-umbian ini mampu menghasilkan uang yang berlipat. Pengakuan Nurhasim keuntungan setiap hektar tanaman bawang mampu mencapai angka Rp 100 juta. Ini dengan asumsi setiap hektarnya mampu menghasilkan delapan hingga sepuluh ton.
"Kalau dari pengalaman tahun sebelumnya, satu padukuhan (dengan luasan areal lahan 150 hektar) mampu menghasilkan uang Rp 8 milyar," ungkapnya.
Angka milyaran ini, lanjut Nurhasim, disebabkan harga bawang merah sejak setahun terakhir ini melonjak tinggi. Harga perkilogram bawang merah dipasaran antar Rp 15.000 hingga Rp 16.000. "Rata-rata satu hektar itu bisa mengantongi keuntungan Rp 100 juta," sebutnya.
Namun kini, lanjut Nurhasim, jika para petani masih kesulitan untuk mencari bibit bawang merah. Selain itu, mereka juga harus kerja ekstra keras guna mengairi lahan persawahan yang berada di perbukitan disana. "Disamping itu juga ancaman hama menjadi kendala petani. Untuk bibit kami mendatangkan dari Nganjuk," ungkapnya.
Sementara Bupati Bojonegoro Suyoto mengungkapakn, tahun ini Bojonegoro mampu memproduksi lebih dari 5000 ton bawang merah. Dari jumlah tersebut, hanya 2000 ton saja yang digunakan untuk konsumsi masyarakat Bojonegoro. "Sisanya untuk mencukupi kebutuhan Jawa Timur, dan kami ekspor ke Jawa Tengah, serta Jakarta," tuturnya. [uuk/but]
Sumber