[You must be registered and logged in to see this image.]tuban –Suasana mudik mulai terasa di Bumi Ronggolawe. Hampir setiap hari situasi lalu lintas terlihat sudah cukup padat, baik di ruas – ruas jalan kota maupun di sepanjang Pantura Tuban – Semarang.
Menyikapi hal tersebut,Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Tuban melakukan upaya untuk menghindari kemacetan pada saat masa mudik dan balik lebaran. Untuk mengurangi kepadatan dan kemacetan pada jalur mudik dan balik, Dishub Kabupaten Tuban hanya akan mengijinkan kendaraan pribadi melalui jalur alternatif. Hal ini dilakukan untuk mengurangi angka kerusakan jalan alternatif yang menjadi jalur poros kecamatan dengan kelas tidak untuk kendaraan besar atau angkutan besar.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tuban, Paraith mengatakan, “Untuk jalur alternatif Tuban, biasanya akan melewati Kecamatan Merakurak, Montong hingga Jatirogo menuju Jawa Tengah. Jalur yang ada di beberapa kecamatan tersebut akan menjadi jalan alternatif untuk mengurai kemacetan yang ada di pantura. Namun tidak untuk kendaraan besar seperti bus, “ kata Paraith, Jum’at (2/8/2013).
Tidak hanya itu, Paraith mengaku bahwa pihaknya juga telah melakukan perbaikan dan pemasangan rambu-rambu di beberapa titik untuk membantu kelancaran pemudik dalam mengakses jalan. ”Penunjuk jalan ini sangat penting bagi pemudik, terutama mereka yang berasal dari luar kota,” jelasnya.
Berdasar informasi yang dihimpun wartawan media ini, sedikitnya ada 100 rambu-rambu jalan telah dipasang dan diganti, mulai dari jalur masuk kota, dalam kota, hingga jalur alterntif mudik yang ada di poros kecamatan.
Hingga saat ini, di sepanjang jalur Pantura sudah nampak beberapa posko mudik yang didirikan oleh berbagai pihak, baik dari organisasi sosial ataupun perusahaan nirlaba. Tampak juga di terminal baru Tuban dibuat sebagai rest area dan dibuat Masjid Bintang, yang diperuntukan pemudik. (im)
Menyikapi hal tersebut,Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Tuban melakukan upaya untuk menghindari kemacetan pada saat masa mudik dan balik lebaran. Untuk mengurangi kepadatan dan kemacetan pada jalur mudik dan balik, Dishub Kabupaten Tuban hanya akan mengijinkan kendaraan pribadi melalui jalur alternatif. Hal ini dilakukan untuk mengurangi angka kerusakan jalan alternatif yang menjadi jalur poros kecamatan dengan kelas tidak untuk kendaraan besar atau angkutan besar.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tuban, Paraith mengatakan, “Untuk jalur alternatif Tuban, biasanya akan melewati Kecamatan Merakurak, Montong hingga Jatirogo menuju Jawa Tengah. Jalur yang ada di beberapa kecamatan tersebut akan menjadi jalan alternatif untuk mengurai kemacetan yang ada di pantura. Namun tidak untuk kendaraan besar seperti bus, “ kata Paraith, Jum’at (2/8/2013).
Tidak hanya itu, Paraith mengaku bahwa pihaknya juga telah melakukan perbaikan dan pemasangan rambu-rambu di beberapa titik untuk membantu kelancaran pemudik dalam mengakses jalan. ”Penunjuk jalan ini sangat penting bagi pemudik, terutama mereka yang berasal dari luar kota,” jelasnya.
Berdasar informasi yang dihimpun wartawan media ini, sedikitnya ada 100 rambu-rambu jalan telah dipasang dan diganti, mulai dari jalur masuk kota, dalam kota, hingga jalur alterntif mudik yang ada di poros kecamatan.
Hingga saat ini, di sepanjang jalur Pantura sudah nampak beberapa posko mudik yang didirikan oleh berbagai pihak, baik dari organisasi sosial ataupun perusahaan nirlaba. Tampak juga di terminal baru Tuban dibuat sebagai rest area dan dibuat Masjid Bintang, yang diperuntukan pemudik. (im)