Jum'at, 16 Agustus 2013 15:31:15 WIB
Reporter : Reni Octorianty
Surabaya - Jika melihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata 'merdeka' berarti bebas (dari perhambaan, penjajahan dan sebagainya). Secara pengertian sehari-hari bahwa kemerdekaan terbelenggu oleh anak bangsa sendiri. Jika melihat realita saat ini, penjajahan “modern” tak pernah henti bercengkrama dengan kehidupan anak bangsa.
Mariyati, seorang Ibu paruh baya yang menjajakan jualannya sembari duduk manis di atas tegel penjual sepatu di sepanjang jalan masuk DTC (Darmo Trade Center) Surabaya. Beralas tas cokelat sederhana dan koran bekas, jajanan baju bekas siap untuk dijual. Hanya bermodal selembar kertas bernilai Rp 5.000 bisa membeli salah satu dari baju maupun celana tersebut.
“Ya belinya Rp. 50.000 (satu karung, red) ke orang, terus dijual lagi Rp. 5.000, ya kalau gak laku ya besok jual lagi supaya laku,” tambah Mariyati, Jumat (16/8/2013).
Tempatnya menjajakan dihiasi dengan lalu-lalang suara mobil dan pejalan kaki. Tak ada yang menarik dari suasana area jualannya. “Gak punya uang Mbak kalau mau jualan di mall,” kata wanita berkerudung hitam ini. Celana jeans, baju kaos dan kemeja menjadi jualan utama. “Ya intinya bisa makan aja Mbak, makanya harus jualan, mau gimana lagi anak-anak juga dah punya keluarga sendiri,” katanya.
Tak hanya Mariyati yang berdiri sendiri, ada 3 orang lagi yang melakukan hal yang sama. Berjualan dari pukul 07.00 hingga 16.00 adalah durasi yang cukup melelahkan untuk sekadar duduk berjualan berteman debu. [ro/but]