Senin, 02 September 2013 20:25:04 WIB
Reporter : Rahardi Soekarno J.
Surabaya - Gubernur Jatim Soekarwo melayat di rumah duka Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP) Surabaya Prof Dr Soetandyo Wignjosoebroto, Jalan Raya Dharmawangsa 3 Surabaya, Senin (2/9/2013) malam.
"Beliau bukan sekadar dosen bagi saya tapi sebagai guru yang membangun moralitas murid-muridnya," kata Pakde Karwo kepada wartawan di rumah duka.
Pakde teringat saat dirinya menempuh pendidikan S3 di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Ketika itu, Pakde menyerahkan proposal penelitian kepada Prof Tandyo. "Tapi beliau menolaknya dan mengatakan proposal saya mirip laporan kepala dinas kepada gubernur, bukan proposal penelitian. Akhirnya, saya balik lagi membuatnya karena dicoret sampai tiga kali. Beliau akhirnya memberikan jalan keluarnya dan mengajarkan moralitas," tuturnya.
Prof Tandyo juga merupakan dosen Pakde Karwo saat kuliah S1 Falultas Hukum Unair Surabaya. Ketika Pakde menempuh S3 Undip Semarang, Prof Tandyo mengajar mata kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif. "Almarhum benar-benar seorang guru dan begawan. Guru itu sosok yang digugu dan ditiru. Beliau tidak saja mengajarkan ilmu pengetahuan, tapi moralitas dan etika muridnya," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Prof Dr Soetandyo Wignjosoebroto (81) meninggal dunia. Kabar duka yang diterima beritajatim.com menyebutkan Prof Soetandyo meninggal di Semarang pukul 07.00 wib.
Jenasah sampai pukul 18.00 WIB di rumah duka Jalan Dharmawangsa no. 3 Surabaya. Besok pagi akan dimakamkan di TPU Keputih Surabaya.
Dari laman facebook milik Prof Soetandyo juga telah dibanjiri ucapan duka cita baik dari Civitas Akademika Universitas Airlangga dan sejumlah tokoh.
Selama ini profesor ini dikenal hidup sederhana dan selalu berpihak kepada yang lemah. Mantan anggota Komnas HAM 1993-2002 juga sangat getol menyuarakan kebenaran terkait kasus lumpur Lapindo.
Di kalangan aktivis pergerakan di Surabaya, Prof Soetandyo juga banyak dikenal karena keberpihakannya membela orang kecil. Itu terlihat saat pedagang kaki lima (PKL) yang mangkal di dekat rumahnya di kawasan kampus Unair, Jalan Dharmawangsa, Surabaya digusur, ia malah membela PKL yang sebetulnya mengganggu lingkungan rumahnya itu.[tok/kun]