[You must be registered and logged in to see this image.]
Tuban - Penerapan mutu pendidikan berbasis karakter di Bumi Walim patut dipertanyakan. Buktinya masih banyak siswa yang melakukan perbuatan kurang patut dan membahayakan.
Seperti saat kegiatan jalan sehat yang digelar Pemkab Tuban dalam rangka sejumlah peringatan, seperti Hari Jadi Tuban, Hari Korpri dan lainnya. Saat sejumlah peserta berjalan kaki, malah ada sejumlah peserta yang diduga masih sebagai siswa nggandol di belakang mobil Puskesmas Keliling.
Aksi nekat sejumlah siswa itu mengundang keprihatinan para orang tua yang kebetulan juga mengikuti kegiatan tersebut. Selain tidak mengindahkan keselamatan mereka, aksi itu juga menunjukkan rendahnya moral pelajar di Tuban. “Aksi itu merupakan pkerjaan rumah para guru,” terang sejumlah peserta jalan sehat.
Meskipun jalannya mobil tidak berkecepatan tinggi, namun hal itu tetap membahayakan keamanaan pada siswa. Tidak hanya itu, petugas keamanaan yang berjaga ketika melihat aksi anak-anak yang kurang memperhatikan keselamatannya itu juga tinggal diam.
Menurut Lutfil Hakim(23 tahun) salah satu peserta asal Merakurak saat melintas di Jl Panglima Sudirman yang menjadi salah satu rute jalan sehat mengatakan, sangat perihatin dan khawatir terhadap sikap yang dilakukan para siswa tersebut. Tindakan itu sangat bahaya, seharusnya pihak panitia dan keamanaan yang berjaga melarangnya. Ironisnya lagi, sopir dan tim kesehatan yang berada di ambulan juga membiarkan aksi para siswa tersebut.
“Hal ini sangat memperhatinkan mas, kalau jatuh siapa yang bertanggung jawab. Kalau siswa sekecil itu sudah melakukan tindakan nekat dan membayakan, berarti pendidikan karakter yang digembar-gemborkan selama ini tidak berimbas,”tutur Lutfi.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Sutrisno, saat dikonfirmasi mengenai tindakan siswa tersebut, enggan berkomentar banyak. Hanya saja ia mengatakan tindakan yang dilakukan oleh siswa tersebut sekedar mencari perhatian semata. “Anak kadang kalah hanya mencari sensasi belaka mas dari aksinya itu,”katanya.
Ditambahkan, hal seperti itu sudah wajar dilakukan oleh para sisiwa, apalagi masih duduk dibangku sekolah dasar. Namun pihaknya tetap akan memproses dan mengevaluasi kembali pada tenaga guru yang mengajar disekolah, agar bisa menekan pembelajaran karakter pada siswa dan tidak terulang kembali tindakan yang berbahaya itu.
“Kedapan akan kami cek dan evaluasi terkait sistem pembelajaran karakter yang sudah diterapakan terhadap siswa di Tuban selama ini. Apabila dilapangan ditemukan kesalahan dalam penerapan, akan kami tegur,”tuturnya. (ros)
Tuban - Penerapan mutu pendidikan berbasis karakter di Bumi Walim patut dipertanyakan. Buktinya masih banyak siswa yang melakukan perbuatan kurang patut dan membahayakan.
Seperti saat kegiatan jalan sehat yang digelar Pemkab Tuban dalam rangka sejumlah peringatan, seperti Hari Jadi Tuban, Hari Korpri dan lainnya. Saat sejumlah peserta berjalan kaki, malah ada sejumlah peserta yang diduga masih sebagai siswa nggandol di belakang mobil Puskesmas Keliling.
Aksi nekat sejumlah siswa itu mengundang keprihatinan para orang tua yang kebetulan juga mengikuti kegiatan tersebut. Selain tidak mengindahkan keselamatan mereka, aksi itu juga menunjukkan rendahnya moral pelajar di Tuban. “Aksi itu merupakan pkerjaan rumah para guru,” terang sejumlah peserta jalan sehat.
Meskipun jalannya mobil tidak berkecepatan tinggi, namun hal itu tetap membahayakan keamanaan pada siswa. Tidak hanya itu, petugas keamanaan yang berjaga ketika melihat aksi anak-anak yang kurang memperhatikan keselamatannya itu juga tinggal diam.
Menurut Lutfil Hakim(23 tahun) salah satu peserta asal Merakurak saat melintas di Jl Panglima Sudirman yang menjadi salah satu rute jalan sehat mengatakan, sangat perihatin dan khawatir terhadap sikap yang dilakukan para siswa tersebut. Tindakan itu sangat bahaya, seharusnya pihak panitia dan keamanaan yang berjaga melarangnya. Ironisnya lagi, sopir dan tim kesehatan yang berada di ambulan juga membiarkan aksi para siswa tersebut.
“Hal ini sangat memperhatinkan mas, kalau jatuh siapa yang bertanggung jawab. Kalau siswa sekecil itu sudah melakukan tindakan nekat dan membayakan, berarti pendidikan karakter yang digembar-gemborkan selama ini tidak berimbas,”tutur Lutfi.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Sutrisno, saat dikonfirmasi mengenai tindakan siswa tersebut, enggan berkomentar banyak. Hanya saja ia mengatakan tindakan yang dilakukan oleh siswa tersebut sekedar mencari perhatian semata. “Anak kadang kalah hanya mencari sensasi belaka mas dari aksinya itu,”katanya.
Ditambahkan, hal seperti itu sudah wajar dilakukan oleh para sisiwa, apalagi masih duduk dibangku sekolah dasar. Namun pihaknya tetap akan memproses dan mengevaluasi kembali pada tenaga guru yang mengajar disekolah, agar bisa menekan pembelajaran karakter pada siswa dan tidak terulang kembali tindakan yang berbahaya itu.
“Kedapan akan kami cek dan evaluasi terkait sistem pembelajaran karakter yang sudah diterapakan terhadap siswa di Tuban selama ini. Apabila dilapangan ditemukan kesalahan dalam penerapan, akan kami tegur,”tuturnya. (ros)