[You must be registered and logged in to see this image.]
Berita Tuban - Akibat minimnya pasokan sayu-sayuran dari luar Kabupaten Tuban, keberadaan sejumlah jenis sayuran untuk kebutuhan memasak mengalami kenaikan harga yang sangat tinggi hingga ada yang mengalami kenaikan lebih dari seratus persen dari harga sebelumnya.
Dari data yang berhasil dihimpun wartawan di pasar baru Kabupaten Tuban, kenaikan harga tertinggi terdapat Sledri dan Kubis, yang mana kenaikannya sangat tinggi. Untuk Sledri dari harga sebelumnya Rp 7.000 perkilo sekarang ini menjadi Rp 30 ribu, sama halnya dengan Kubis yang semula Rp 3.000 kini naik menjadi Rp 7.000 perkilonya.
"Kalau untuk sayur-sayur ini kenaikan tinggi sudah hampir satu minggu lebih. Kenaikannya itu hampir setiap hari, mulai sekitar satu minggu ini," terang Eko Yanuar (36), salah satu pedagang sayur di pasar baru Kota Tuban, Sabtu (11/01/2014).
Selain sayur, sejumlah kebutuhan bumbu dapur juga ikut mengalami keniakan pada musim penghujan kali ini. Seperti halnya harga cabe, bawang putih dan bawang merah serta kebutuhan pokok lainnya.
Untuk cabe rawit dari harga sebelumnya Rp 22 ribu menjadi Rp 29 ribu, cabe kriting dari Rp 28 ribu menjadi Rp 33 ribu. Kemudian, bawang merah dari Rp 19 ribu menjadi Rp 22 ribu, bawang putih menjadi Rp 10 ribu dari sebelumnya Rp 8 ribu, dan telur menjadi Rp 17 ribu dari sebelumnya Rp 14 ribu perkilonya.
"Kalau sekarang ini pasokan barang dari daerah lain sangat kurang, sedangkan permintaan tinggi. Kurangnya pasokan sayur-sayuran ini katanya banyak para petani yang mengalami gagal panen karena cuaca buruk," lanjut bapak dua anak itu.
Akibatnya, dengan melejitnya harga sayuran dan bahan dapur tersebut membuat sejumlah pedagang sayuran yang ada di pasar tradisional itu mengalami penurunan omzet hingga 50 persen setiap harinya. Jika pada harga normal setiap hari bisa menjual kubis 1 kwintal tapi untuk saat ini dalam sehari hanya mampu menjual tidak lebih dari 50 Kg, begitu juga dengan sayur yang lain.
"Banyak konsumen yang mengurungkan niatnya saat akan membeli sayuran. Kalau pun membutuhkan pasti membelinya separo dari biasanya, kita ya rugi mas, karena banyak juga sayuran yang busuk," ujar Sulikah, pedagang lain di pasar tersebut. [mut/but]
Berita Tuban - Akibat minimnya pasokan sayu-sayuran dari luar Kabupaten Tuban, keberadaan sejumlah jenis sayuran untuk kebutuhan memasak mengalami kenaikan harga yang sangat tinggi hingga ada yang mengalami kenaikan lebih dari seratus persen dari harga sebelumnya.
Dari data yang berhasil dihimpun wartawan di pasar baru Kabupaten Tuban, kenaikan harga tertinggi terdapat Sledri dan Kubis, yang mana kenaikannya sangat tinggi. Untuk Sledri dari harga sebelumnya Rp 7.000 perkilo sekarang ini menjadi Rp 30 ribu, sama halnya dengan Kubis yang semula Rp 3.000 kini naik menjadi Rp 7.000 perkilonya.
"Kalau untuk sayur-sayur ini kenaikan tinggi sudah hampir satu minggu lebih. Kenaikannya itu hampir setiap hari, mulai sekitar satu minggu ini," terang Eko Yanuar (36), salah satu pedagang sayur di pasar baru Kota Tuban, Sabtu (11/01/2014).
Selain sayur, sejumlah kebutuhan bumbu dapur juga ikut mengalami keniakan pada musim penghujan kali ini. Seperti halnya harga cabe, bawang putih dan bawang merah serta kebutuhan pokok lainnya.
Untuk cabe rawit dari harga sebelumnya Rp 22 ribu menjadi Rp 29 ribu, cabe kriting dari Rp 28 ribu menjadi Rp 33 ribu. Kemudian, bawang merah dari Rp 19 ribu menjadi Rp 22 ribu, bawang putih menjadi Rp 10 ribu dari sebelumnya Rp 8 ribu, dan telur menjadi Rp 17 ribu dari sebelumnya Rp 14 ribu perkilonya.
"Kalau sekarang ini pasokan barang dari daerah lain sangat kurang, sedangkan permintaan tinggi. Kurangnya pasokan sayur-sayuran ini katanya banyak para petani yang mengalami gagal panen karena cuaca buruk," lanjut bapak dua anak itu.
Akibatnya, dengan melejitnya harga sayuran dan bahan dapur tersebut membuat sejumlah pedagang sayuran yang ada di pasar tradisional itu mengalami penurunan omzet hingga 50 persen setiap harinya. Jika pada harga normal setiap hari bisa menjual kubis 1 kwintal tapi untuk saat ini dalam sehari hanya mampu menjual tidak lebih dari 50 Kg, begitu juga dengan sayur yang lain.
"Banyak konsumen yang mengurungkan niatnya saat akan membeli sayuran. Kalau pun membutuhkan pasti membelinya separo dari biasanya, kita ya rugi mas, karena banyak juga sayuran yang busuk," ujar Sulikah, pedagang lain di pasar tersebut. [mut/but]