[You must be registered and logged in to see this image.]
Berita Bojonegoro - Manajemen Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ) menyatakan telah terjadi kecelakaan kerja ringan saat dilakukan aktifitas rig down di Sumur SKWT#29 di Lokasi Sukowati PAD#B di Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro.
Dalam kecelakaan kerja itu, seorang pekerja PT Tiga Musim Mas Jaya (PT TMMJ) sebagai kontraktor pengeboran JOB PPEJ bernama Ayat (40) terpeleset jatuh dan terbentur benda di lokasi sehingga pingsan. Setelah diberi pertolongan pertama dengan memberi oksigen, Ayat lantas sadar dan dilarikan ke RS Aisyah dengan ambulan.
"Masalah itu dengan cepat akhirnya bisa diatasi sesuai dengan prosedur. Setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit, kondisinya semakin membaik walaupun belum boleh langsung pulang," kata General Manager JOB P-PEJ Eddy Frits Dominggus, dalam rilis yang diterima beritajatim.com, Kamis (16/01/2014).
Sementara pekerja lain yang saat itu juga berada dilokasi yang sama dengan Ayat berhasil menyelamatkan diri. Kedua pekerja itu yakni, Supri dan Eko. Mereka dalam kondisi selamat dan sehat, sehingga bisa langsung pulang ke rumah.
Eddy Frits menambahkan, aktifitas rig down sumur SKWT #29 dilakukan karena pekerjaan pemboran sumur pengembangan (development well drilling) sudah selesai. Saat dilakukan proses rig down, pada pukul 17.55 WIB, Senin terjadi putusnya salah satu rantai pengangkat beam top drive rail.
"Jatuhnya satu beam top drive rail itu menimpa flange (2”) spool-piece SDV, sehingga patah dan terjadi semburan fluida dari dalam sumur dan seketika itu juga 3 orang kru Rig langsung sigap menutup master valve, sehingga semburan terhenti" katanya.
Tiga orang dari pekerja PT Tiga Musim Mas Jaya yang berkerja tersebut, Ayat (40) sebagai top drive leader, Supri (40) sebagai driller, dan Eko (25) sebagai asisten driller berhasil menutup master valve sehingga semburan fluida berhasil dihentikan. "Setelah penutupan master-valve itulah Ayat terjatuh terpeleset." Jelas Eddy.
Di sisi lain, hasil pengujian kandungan H2S sesaat setelah kejadian tidak ditemukan adanya kandungan gas H2S. Kondisi di lokasi pengeboran tersebut aman. Namun, satu keluarga yang tinggal di RT 3 RW 1 Desa Ngampel yang dilaporkan mengalami mual-mual.
Setelah berhasil menutup semburan itu, JOB P-PEJ langsung bertindak cepat sebagai tanggap darurat setelah menerima laporan ada warga yang merasa mual-mual. Tim medis JOB P-PEJ membagikan masker kepada warga terdekat dan langsung memberikan perawatan bagi warga yang merasa mual.
Bahwa kejadian bocor flowline produksi pada kejadian sore itu tidak menimbulkan pencemaran gas H2S, indikasinya adalah bila hal itu terjadi maka seluruh pekerja di Rig Floor akan keracunan H2S, tapi kenyataannya mereka tidak mencium adanya H2S disekitar area sumur tersebut.
Hanya ada satu keluarga ibu Sumiati terdiri dari 3 orang ; bapak, ibu dan anak yang rumahnya berjarak sekitar 200 meter dari lokasi Pad B Sukowati mengklaim bahwa Ibu Sumiati mencium bau H2S dan merasa mual-mual. Namun setelah diberikan tindakan pertama oleh Tim Medis JOB-PPEJ dirumahnya sudah sehat kembali tanpa perlu dibawa ke rumah sakit.
"Warga lainnya di RT. 3 RW.1 Desa Ngampel tersebut yang rumahnya berjarak lebih dekat tidak mengalami hal tersebut," pungkasnya. [uuk/kun]
Berita Bojonegoro - Manajemen Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ) menyatakan telah terjadi kecelakaan kerja ringan saat dilakukan aktifitas rig down di Sumur SKWT#29 di Lokasi Sukowati PAD#B di Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro.
Dalam kecelakaan kerja itu, seorang pekerja PT Tiga Musim Mas Jaya (PT TMMJ) sebagai kontraktor pengeboran JOB PPEJ bernama Ayat (40) terpeleset jatuh dan terbentur benda di lokasi sehingga pingsan. Setelah diberi pertolongan pertama dengan memberi oksigen, Ayat lantas sadar dan dilarikan ke RS Aisyah dengan ambulan.
"Masalah itu dengan cepat akhirnya bisa diatasi sesuai dengan prosedur. Setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit, kondisinya semakin membaik walaupun belum boleh langsung pulang," kata General Manager JOB P-PEJ Eddy Frits Dominggus, dalam rilis yang diterima beritajatim.com, Kamis (16/01/2014).
Sementara pekerja lain yang saat itu juga berada dilokasi yang sama dengan Ayat berhasil menyelamatkan diri. Kedua pekerja itu yakni, Supri dan Eko. Mereka dalam kondisi selamat dan sehat, sehingga bisa langsung pulang ke rumah.
Eddy Frits menambahkan, aktifitas rig down sumur SKWT #29 dilakukan karena pekerjaan pemboran sumur pengembangan (development well drilling) sudah selesai. Saat dilakukan proses rig down, pada pukul 17.55 WIB, Senin terjadi putusnya salah satu rantai pengangkat beam top drive rail.
"Jatuhnya satu beam top drive rail itu menimpa flange (2”) spool-piece SDV, sehingga patah dan terjadi semburan fluida dari dalam sumur dan seketika itu juga 3 orang kru Rig langsung sigap menutup master valve, sehingga semburan terhenti" katanya.
Tiga orang dari pekerja PT Tiga Musim Mas Jaya yang berkerja tersebut, Ayat (40) sebagai top drive leader, Supri (40) sebagai driller, dan Eko (25) sebagai asisten driller berhasil menutup master valve sehingga semburan fluida berhasil dihentikan. "Setelah penutupan master-valve itulah Ayat terjatuh terpeleset." Jelas Eddy.
Di sisi lain, hasil pengujian kandungan H2S sesaat setelah kejadian tidak ditemukan adanya kandungan gas H2S. Kondisi di lokasi pengeboran tersebut aman. Namun, satu keluarga yang tinggal di RT 3 RW 1 Desa Ngampel yang dilaporkan mengalami mual-mual.
Setelah berhasil menutup semburan itu, JOB P-PEJ langsung bertindak cepat sebagai tanggap darurat setelah menerima laporan ada warga yang merasa mual-mual. Tim medis JOB P-PEJ membagikan masker kepada warga terdekat dan langsung memberikan perawatan bagi warga yang merasa mual.
Bahwa kejadian bocor flowline produksi pada kejadian sore itu tidak menimbulkan pencemaran gas H2S, indikasinya adalah bila hal itu terjadi maka seluruh pekerja di Rig Floor akan keracunan H2S, tapi kenyataannya mereka tidak mencium adanya H2S disekitar area sumur tersebut.
Hanya ada satu keluarga ibu Sumiati terdiri dari 3 orang ; bapak, ibu dan anak yang rumahnya berjarak sekitar 200 meter dari lokasi Pad B Sukowati mengklaim bahwa Ibu Sumiati mencium bau H2S dan merasa mual-mual. Namun setelah diberikan tindakan pertama oleh Tim Medis JOB-PPEJ dirumahnya sudah sehat kembali tanpa perlu dibawa ke rumah sakit.
"Warga lainnya di RT. 3 RW.1 Desa Ngampel tersebut yang rumahnya berjarak lebih dekat tidak mengalami hal tersebut," pungkasnya. [uuk/kun]