[You must be registered and logged in to see this image.] |
Senin, 02 September 2013 20:36:38 WIB
Reporter : Tulus Adarrma
Bojonegoro - Puluhan Warga Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro melakukan aksi demo dengan cara menghadang mobilisasi pengerjaan rig move. Mereka menuntut operator minyak dan gas bumi (migas) Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ) agar menaikan kompensasi kepada warga yang tempat tinggalnya disekitar Lapangan Sukowati, Blok Tuban, Sumur PAD B.
"Kita minta tali asih yang diberikan operator agar ditambah," ujar salah seorang warga, Eli Saroh (30) Warga RT1/RW1, Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Bojonegoro, Senin (02/09/2013).
Di RT 1 Desa Ngampel yang masih masuk dalam Ring 1 terdapat 72 rumah yang menerima kompensasi dampak pengeboran. Setiap bulan mereka sebelumnya mendapat kompensasi sebesar Rp125 ribu, namun sekarang hanya mendapat Rp115 ribu. "Pemotongan itu dilakukan setiap kali ada rumah baru. Kita mintanya tidak usah dipotong untuk nilai kompensasinya," tegasnya.
Sementara, Sriani yang mengaku jarak rumahnya dengan sumur Pad B sekitar 200 meter itu sering merasa bising. Sehingga kompensasi yang diberikan belum sesuai. "Kalau malam suara mesin itu bising sekali sehingga tidak bisa tidur nyenyak," ungkapnya.
Fas Filed Admin Superintendent JOB PPEJ, Basit Syarwanin, mengungkapkan jika setelah dilakukan negosiasi antara warga akhirnya puluhan pendemo yang dilakukan oleh ibu-ibu itu bisa menerima dan membubarkan diri. "Setelah kita negosiasi di Balai Desa akhirnya sudah ditemukan kesepakatan," ujar Basit.
Dalam permasalahan ini menurut Basit hanya terjadi miss komunikasi antara operator dengan warga setempat. Warga meminta kompensasi dampak lingkungan agar ditambah. Warga sekitar meminta jika kompensasi yang diberikan perbulan ditambah sebesar Rp25 juta perbulan untuk satu desa.
"Sebelumnya Rp50 juta perdesa untuk satu bulan. Mereka meminta ditambah Rp25 juta lagi selama ada pengerjaan Rig Move dari Pab B ke Pad A," ujarnya.
Saat ini tuntutan warga itu masih dinaikan ke SKK Migas sebagai pengambil kebijakan. Sehingga sebelum surat keputusan atas tuntutan warga itu keluar maka pengerjaan Rig Move sementara dihentikan. "Sementara rig move kita hentikan sampai ada keputusan dari SKK Migas. Saya berharap hubungan baik operator dengan warga ini tetap harmonis," pungkasnya.
Diketahui, aksi demo kali ini diikuti oleh tujuh RT di Desa Ngampel. Salah satunya di RT 2, ada 50 rumah yang menerima kompemsasi serta RT 3 sebanyak 88 rumah. Ketua RT 3, Desa Ngampel, Komari mendukung aksi warga yang meminta tambahan kompensasi agar sesuai dengan resiko yang diterima warga. [uuk/kun]