[You must be registered and logged in to see this image.]
Hilangnya perhiasan emas yang berupa empat buah kalung dan lima buah liontin ini terungkap saat pemilihan ketua baru klenteng tersebut, pada bulan Agustus 2013 yang lalu. Sehingga, saat laporan pertanggungjawaban bendahara kelenteng periode 2009 – 2013 Tanto Wijaya tidak dapat menunjukan sembilan perhisan emas sumbangan dari umat. ”Hal inilah yang juga memicu hingga saat ini belum dilantiknya kepengurusan klenteng,” ujar Wakil Ketua Klenteng Kwan Sing Bio Liu Pramono saat ditemui kotatuban.com, Senin (2/12).
Menurutnya, sehingga pihak klenteng melaporkan Tanto Wijaya pada pihak kepolisian Polres Tuban untuk melakukan penyidikan terhadap kasus tersebut. Setelah kasus tersebut ditangani pihak kepolisian, Tanto Wijaya mengganti perhiasan yang hilang. Namun, Tanto Wijaya cuma mengganti 8 buah perhiasan. Selain itu, kadar emas pengganti juga tidak sama dengan kadar perhiasan yang hilang. ”Perhiasan yang hilang kadar emasnya 99 persen, sedangkan penggantinya kadarnya cuma 70 persen,” ungkapnya.
Lebih lanjut Liu Pramono mengatakan, dengan ditangani pihak kepolisian diharapkan permasalahan yang ada di klenteng Kwan Sing Bio dapat segera terselesaikan. Sehingga, kepengurusan klenteng periode tahun 2013-2018 dapat segera terbentuk dan menjalankan tugas dan fungsinya. ”Jika permasalahan ini tidak segera selesai dewan pengurus juga akan terganggu,” pungkasnya. (duc)
Pengurus Klenteng Kwan Sing Bio
Tuban – Kekisruhan yang terjadi diinternal pengurus Klenteng Kwan Sing Bio Tuban nampaknya belum akan berakhir. Kekisruhan yang terjadi diantara pengurus klenteng tersebut ditengarai dengan hilangnya sebilan buah emas milik klenteng terbesar di Asia Tenggara tersebut.Hilangnya perhiasan emas yang berupa empat buah kalung dan lima buah liontin ini terungkap saat pemilihan ketua baru klenteng tersebut, pada bulan Agustus 2013 yang lalu. Sehingga, saat laporan pertanggungjawaban bendahara kelenteng periode 2009 – 2013 Tanto Wijaya tidak dapat menunjukan sembilan perhisan emas sumbangan dari umat. ”Hal inilah yang juga memicu hingga saat ini belum dilantiknya kepengurusan klenteng,” ujar Wakil Ketua Klenteng Kwan Sing Bio Liu Pramono saat ditemui kotatuban.com, Senin (2/12).
Menurutnya, sehingga pihak klenteng melaporkan Tanto Wijaya pada pihak kepolisian Polres Tuban untuk melakukan penyidikan terhadap kasus tersebut. Setelah kasus tersebut ditangani pihak kepolisian, Tanto Wijaya mengganti perhiasan yang hilang. Namun, Tanto Wijaya cuma mengganti 8 buah perhiasan. Selain itu, kadar emas pengganti juga tidak sama dengan kadar perhiasan yang hilang. ”Perhiasan yang hilang kadar emasnya 99 persen, sedangkan penggantinya kadarnya cuma 70 persen,” ungkapnya.
Lebih lanjut Liu Pramono mengatakan, dengan ditangani pihak kepolisian diharapkan permasalahan yang ada di klenteng Kwan Sing Bio dapat segera terselesaikan. Sehingga, kepengurusan klenteng periode tahun 2013-2018 dapat segera terbentuk dan menjalankan tugas dan fungsinya. ”Jika permasalahan ini tidak segera selesai dewan pengurus juga akan terganggu,” pungkasnya. (duc)