[You must be registered and logged in to see this image.]
Tuban-Ribuan hektar tanaman padi yang ada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo dipastikan tidak akan bisa dipanen. Sebab, tanaman padi itu kini terendam air luapan sungai terpanjang di Pulau Jawa itu. Sehingga, dipastikan batangnya bakal membusuk dan tidak bisa dipanen.
Tanaman padi di wilayah Kecamatan Rengel yang sudah siap panen diterjang banjir Bengawan Solo yang meluap sejak Minggu (15/12) lalu. Selain roboh diterjang banjir, tanaman padi yang akan di tanam dalam waktu 10 hari ke depan itu tergenang air luapan Bengawan Solo.
“Air Bengawan Solo bisa berbulan-bulan menggenangi sawah, sehingga tidak bisa dipanen,” terang Amir salah seorang warga Rengel.
Hampir semua lahan pertanian, utamanya sawah di wilayah yang terkena banjir menjadi lautan. Tanaman padi di Rengel yang bakal dipanen sudah tidak tampak lagi karena terendam banjir.
Begitu juga di Kecamatan Plumpang, perswahan yang menjadi lautan diantaranya, Desa Kedungrojo, Sembungrejo, Plandirejo, Bandungrejo, Kepohagung, Cangkring, Plumpang, Jatimulyo, Klotok, Kedungsoko, Magersari dan Penidon.
Di Plumpang selain luapan Bengawan Solo juga akibat dari luapan air Avour Kuwu. Tanaman padi yang baru saja dipupuk direndam air. Dipastikan air tidak bisa mengalir ke Bengawan Solo maupun Avour Kuwu. Apalagi, di Avour Kuwu mulai Plumpang hingga Widang terjadi pendangkalan dan penyempitan. “Air ini bisa tergenang tiga higga empat bulan, tergantung kondisi Bengawan Solo,” terang Muhtarom, petani asal Plumpang yang swahnya ikut tergenang iar banjir.
Menurutnya, di Plumpang sendiri lahan pertanian padi yang tergenang mencapai 3000 hektar. Belum lagi di Rengel, Widang maupun Soko.
Selain meluluhlantakkan perswahan, banjir Bengawan Solo juga merendam jalan poros Desa Plumpang-Bandungrejo sepanjang 7 km dan jalan poros Desa Bandungrejo-Kedungrejo sepanjang 5 km. “Kedua jalan pros desa itu baru saja diperbaiki, tapi, kinis sudah hancur,” tandas Muhtarom.
Dengan kondisi jalan yang terendam air itu, kini kendaraan, baik roda dua maupu roda empat untuk arah ke Surabaya melewati Plumpang-Compreng. “Sebentar lagi jalan itu juga akan hancur, karena tingginya arus lalulintas,” prediksi Muhtarom. (ros)
Tuban-Ribuan hektar tanaman padi yang ada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo dipastikan tidak akan bisa dipanen. Sebab, tanaman padi itu kini terendam air luapan sungai terpanjang di Pulau Jawa itu. Sehingga, dipastikan batangnya bakal membusuk dan tidak bisa dipanen.
Tanaman padi di wilayah Kecamatan Rengel yang sudah siap panen diterjang banjir Bengawan Solo yang meluap sejak Minggu (15/12) lalu. Selain roboh diterjang banjir, tanaman padi yang akan di tanam dalam waktu 10 hari ke depan itu tergenang air luapan Bengawan Solo.
“Air Bengawan Solo bisa berbulan-bulan menggenangi sawah, sehingga tidak bisa dipanen,” terang Amir salah seorang warga Rengel.
Hampir semua lahan pertanian, utamanya sawah di wilayah yang terkena banjir menjadi lautan. Tanaman padi di Rengel yang bakal dipanen sudah tidak tampak lagi karena terendam banjir.
Begitu juga di Kecamatan Plumpang, perswahan yang menjadi lautan diantaranya, Desa Kedungrojo, Sembungrejo, Plandirejo, Bandungrejo, Kepohagung, Cangkring, Plumpang, Jatimulyo, Klotok, Kedungsoko, Magersari dan Penidon.
Di Plumpang selain luapan Bengawan Solo juga akibat dari luapan air Avour Kuwu. Tanaman padi yang baru saja dipupuk direndam air. Dipastikan air tidak bisa mengalir ke Bengawan Solo maupun Avour Kuwu. Apalagi, di Avour Kuwu mulai Plumpang hingga Widang terjadi pendangkalan dan penyempitan. “Air ini bisa tergenang tiga higga empat bulan, tergantung kondisi Bengawan Solo,” terang Muhtarom, petani asal Plumpang yang swahnya ikut tergenang iar banjir.
Menurutnya, di Plumpang sendiri lahan pertanian padi yang tergenang mencapai 3000 hektar. Belum lagi di Rengel, Widang maupun Soko.
Selain meluluhlantakkan perswahan, banjir Bengawan Solo juga merendam jalan poros Desa Plumpang-Bandungrejo sepanjang 7 km dan jalan poros Desa Bandungrejo-Kedungrejo sepanjang 5 km. “Kedua jalan pros desa itu baru saja diperbaiki, tapi, kinis sudah hancur,” tandas Muhtarom.
Dengan kondisi jalan yang terendam air itu, kini kendaraan, baik roda dua maupu roda empat untuk arah ke Surabaya melewati Plumpang-Compreng. “Sebentar lagi jalan itu juga akan hancur, karena tingginya arus lalulintas,” prediksi Muhtarom. (ros)