[You must be registered and logged in to see this image.]
Berita Bojonegoro - Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bojonegoro, Abdul Wahib mengungkapkan, jika uang tunjangan bagi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) (TPP GPAI) pada tahun 2013 tidak diberikan karena jumlahnya tidak mencukupi untuk kebutuhan seluruh guru.
"Sehingga kita mengumpulkan perwakilan masing-masing guru. Jika tidak dibagi maka uang tunjangan tersebut akan dikembalikan untuk kas negara," ujarnya, Rabu (08/01/2014).
Pencairan tunjangan guru pada tahun 2013 itu dilaksanakan pada Bulan November. Dari hasil pengumpulan dari masing-masing perwakilan itu, lanjut Wahib, disetujui untuk pencairannya hanya dilakukan kepada guru SMP, SMA dan SMK, sebanyak 7 bulan. "Sedangkan untuk guru SD mengalah," lanjutnya.
Sementara, dari hasil pertemuan yang dilakukan dengan Kemenag membuahkan beberapa usulan. Diantaranya, Kemenag akan memperbaiki sistem pencairan tunjangan profesi bagi guru pendidikan agama islam, tingkat sekolah dasar.
Selain itu, jumlah tunjangan yang ada di Kemenag senilai Rp 16,6 miliar rencananya akan dicairkan untuk tunjangan guru PAI tingkat SD. Padahal seharusnya jumlah tersebut untuk tunjangan bagi seluruh guru PAI tahun 2014 baik dari tingkat SD sampai SMA.
"Saat ini dikantor departemen agama Bojonegoro telah mendapatkan dana dari Kanwil sebesar Rp16,6 miliar untuk tunjangan bagi seluruh guru, baik tingkat sd, smp, sma dan smk. Namun rencananya akan digunakan untuk tunjangan guru PAI tingkat Sd saja," tegas Mulyono.
Sekadar diketahui, sebanyak 567 guru PAI ditingkat Sekolah Dasar (SD) melakukan aksi unjuk rasa menuntut untuk pencairan tunjangan profesi selama setahun yakni pada tahun 2013 yang belum terealisasi. Dalam aksi tersebut salah seorang guru sempat histeris karena tidak kuasa mehanan emosi dan langsung diamankan petugas kepolisian.
Dalam aksi yang dimulai sejak pukul 09.00-13.00 Wib itu sehingga mengorbankan proses belajar mengajar. Para guru mengancam akan mendatangkan masa yang lebih banyak jika persetujuan tersebut diingkari oleh Kemenag.
"Rabu (15/01) kita akan melakukan aksi lagi jika ternyata tuntutan itu dihianati," tandas Imam Sutikno, salah seorang guru dari Desa Campurejo, Kecamatan Kota Bojonegoro. [uuk/but]
Sumber
Berita Bojonegoro - Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bojonegoro, Abdul Wahib mengungkapkan, jika uang tunjangan bagi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) (TPP GPAI) pada tahun 2013 tidak diberikan karena jumlahnya tidak mencukupi untuk kebutuhan seluruh guru.
"Sehingga kita mengumpulkan perwakilan masing-masing guru. Jika tidak dibagi maka uang tunjangan tersebut akan dikembalikan untuk kas negara," ujarnya, Rabu (08/01/2014).
Pencairan tunjangan guru pada tahun 2013 itu dilaksanakan pada Bulan November. Dari hasil pengumpulan dari masing-masing perwakilan itu, lanjut Wahib, disetujui untuk pencairannya hanya dilakukan kepada guru SMP, SMA dan SMK, sebanyak 7 bulan. "Sedangkan untuk guru SD mengalah," lanjutnya.
Sementara, dari hasil pertemuan yang dilakukan dengan Kemenag membuahkan beberapa usulan. Diantaranya, Kemenag akan memperbaiki sistem pencairan tunjangan profesi bagi guru pendidikan agama islam, tingkat sekolah dasar.
Selain itu, jumlah tunjangan yang ada di Kemenag senilai Rp 16,6 miliar rencananya akan dicairkan untuk tunjangan guru PAI tingkat SD. Padahal seharusnya jumlah tersebut untuk tunjangan bagi seluruh guru PAI tahun 2014 baik dari tingkat SD sampai SMA.
"Saat ini dikantor departemen agama Bojonegoro telah mendapatkan dana dari Kanwil sebesar Rp16,6 miliar untuk tunjangan bagi seluruh guru, baik tingkat sd, smp, sma dan smk. Namun rencananya akan digunakan untuk tunjangan guru PAI tingkat Sd saja," tegas Mulyono.
Sekadar diketahui, sebanyak 567 guru PAI ditingkat Sekolah Dasar (SD) melakukan aksi unjuk rasa menuntut untuk pencairan tunjangan profesi selama setahun yakni pada tahun 2013 yang belum terealisasi. Dalam aksi tersebut salah seorang guru sempat histeris karena tidak kuasa mehanan emosi dan langsung diamankan petugas kepolisian.
Dalam aksi yang dimulai sejak pukul 09.00-13.00 Wib itu sehingga mengorbankan proses belajar mengajar. Para guru mengancam akan mendatangkan masa yang lebih banyak jika persetujuan tersebut diingkari oleh Kemenag.
"Rabu (15/01) kita akan melakukan aksi lagi jika ternyata tuntutan itu dihianati," tandas Imam Sutikno, salah seorang guru dari Desa Campurejo, Kecamatan Kota Bojonegoro. [uuk/but]
Sumber