[You must be registered and logged in to see this image.]
Berita Surabaya - Lokalisasi terbesar se-Asia Tenggra yaitu Gang Dolly dan Jarak dengan 311 wisma, Surabaya. Rabu (18/9/2013) siang mendapatkan sosialisasi tentang HIV/AIDS dari Puskesmas Putat Jaya.
Dari hasil sosialisasi dari 311 wisama itu, terdapat 73 Pekerja Seks Komersial (PSK) dari Dolly dan Jarak positif terjangkit virus HIV.
Karena tingkat kesadaran yang rendah dan faktor ekonomi, sampai saat ini, sebagian besar mereka masih tetap beroperasi.
Melihat jumlah tersebut, Lurah Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Bambang Hartono mengajak pemilik dan penghuni wisma sadar tentang bahaya HIV/AIDS.
Selain itu Bambang juga mengatakan jumlah pengidap HIV/AIDS menurun. Hal itu terlihat dari perhitungan yang dilakukan Puskesmas setempat dari bulan Januari hingga September 2013 ini.
Bambang menjelaskan saat ini jumlah Wisma mencapai 311, terdiri 52 wisma di Gang Dolly dan 259 wisma di Jarak. "Di Dolly ada dua wisma sudah ditutup, kalau wisma di Jarak ada 19 yang sudah tutup." papar Bambang.
Hal senada disampaikan Kepala Puskesmas Putat Jaya, dr Hartati usai memberikan sosialisasi di wisma Barbara Surabaya.
Ia menjelaskan sebanyak 73 PSK positif terjangkit masih rendah dan meminta kepada PSK lainnya bersedia memeriksakan diri ke Puskemas.
"Tetapi untuk saat ini masih banyak PSK yang belum sedia periksa diri,'' katanya.
Hartati menambahkan pihaknya juga sudah memberikan pengertian untuk berobat dan berhenti dari aktifitasnya. Sayangnya, langkah itu ditolak dengan alasan faktor ekonomi hingga memaksakan diri untuk tetap beroperasi. ''Kami juga sudah memberikan penjelasan akan bahaya HIV itu kepada dirinya dan pelanggan jika tetap beroperasi,'' tambahnya.
Lantaran belum adanya kesadaran, Hartati hanya bisa menekankan PSK untuk menyampaikan kepada tamunya wajib memakai pengaman (kondom).
Hingga saat sebelum lebaran Agustus lalu, tercatat sebanyak 1.028 PSK yang beroperasi di komplek lokalisasi Dolly dan Jarak Surabaya. Mereka beroperasi di 311 wisma dengan ratusan mucikari. Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya berupaya menekan jumlah PSK dengan program pelatihan dan pemberian modal usaha sebesar Rp 3 juta/orang.[gil/ted]
Dari hasil sosialisasi dari 311 wisama itu, terdapat 73 Pekerja Seks Komersial (PSK) dari Dolly dan Jarak positif terjangkit virus HIV.
Karena tingkat kesadaran yang rendah dan faktor ekonomi, sampai saat ini, sebagian besar mereka masih tetap beroperasi.
Melihat jumlah tersebut, Lurah Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Bambang Hartono mengajak pemilik dan penghuni wisma sadar tentang bahaya HIV/AIDS.
Selain itu Bambang juga mengatakan jumlah pengidap HIV/AIDS menurun. Hal itu terlihat dari perhitungan yang dilakukan Puskesmas setempat dari bulan Januari hingga September 2013 ini.
Bambang menjelaskan saat ini jumlah Wisma mencapai 311, terdiri 52 wisma di Gang Dolly dan 259 wisma di Jarak. "Di Dolly ada dua wisma sudah ditutup, kalau wisma di Jarak ada 19 yang sudah tutup." papar Bambang.
Hal senada disampaikan Kepala Puskesmas Putat Jaya, dr Hartati usai memberikan sosialisasi di wisma Barbara Surabaya.
Ia menjelaskan sebanyak 73 PSK positif terjangkit masih rendah dan meminta kepada PSK lainnya bersedia memeriksakan diri ke Puskemas.
"Tetapi untuk saat ini masih banyak PSK yang belum sedia periksa diri,'' katanya.
Hartati menambahkan pihaknya juga sudah memberikan pengertian untuk berobat dan berhenti dari aktifitasnya. Sayangnya, langkah itu ditolak dengan alasan faktor ekonomi hingga memaksakan diri untuk tetap beroperasi. ''Kami juga sudah memberikan penjelasan akan bahaya HIV itu kepada dirinya dan pelanggan jika tetap beroperasi,'' tambahnya.
Lantaran belum adanya kesadaran, Hartati hanya bisa menekankan PSK untuk menyampaikan kepada tamunya wajib memakai pengaman (kondom).
Hingga saat sebelum lebaran Agustus lalu, tercatat sebanyak 1.028 PSK yang beroperasi di komplek lokalisasi Dolly dan Jarak Surabaya. Mereka beroperasi di 311 wisma dengan ratusan mucikari. Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya berupaya menekan jumlah PSK dengan program pelatihan dan pemberian modal usaha sebesar Rp 3 juta/orang.[gil/ted]
- Sumber:
- Sumber : beritajatim .com