[You must be registered and logged in to see this image.]
Tuban - Ratusan warga Karangasem, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban berunjukrasa di lokasi bungkar muat bahan baku semen (Stokpel) PT Semen Indonesia, Senin (9/9).
Unjukrasa itu dilakukan akibat debu yang ditimbulkan dari aktifitas tersebut. Warga yang pemukimannya tidak jauh dari lokasi itu menuntut Stokpel dihentikan karena telah menyebabkan polusi debu di pemukiman mereka. Tidak hanya itu saja, debu tras dan batu bara yang bertiup ke area pertanian juga dianggap telah merusak tanaman pertanian.
“Kamai hanya ingin debu itu dikurangi, kalau tidak bisa dihentikan saja aktifitas stokpel,” kata Puji Harto (45) kordinator aksi.
Warga menuntut, PT Surya Inti Gumilang (SIG) sebagai operator serta penanggngjawab aktifitas bungkar muat bertanggungjawab atas debu yang menjadi keluhan warga. Selama setahun ini warga telah bersabar menerima dampak debu itu dan berkorban kerugian materi yang tidak sedikit. Salah satunya adalah kegagalan panen akibat tanaman mereka tertutup debu sehingga tidak bisa tumbuh maksimal.
Dilain pihak warga juga mengku debu itu sangat mengganggu pernafasan, terutama saat musim kemarau seperti sekarang ini. Debu yang tertiup sampai ke pemukiman membuat pernafasan terganggu.
Sementara itu, Kasi Bina Lingkungan PT Semen Indonesia Tuban, Suntoro, mengatakan, terkait keluhan warga dengan debu yang ditimbulkan aktifitas di lokasi Stokpel, pihak pengelola akan langsung melakukan pembenahan operasional sesuai keinginan warga. Selama perbaikan itu aktifitas di lokasi akan dihentikan.
“Seperti yang menjadi tuntutan warga, kami akan melakukan apa yang dikehendaki warga. Selama pembenahan aktifitas di sini akan dihentikan. Bongkar bahan baku tras dari tambang akan langsung dilakukan di dalam pabrik. Bahan baku batu bara dari pelabuhan juga langsung ke pabrik,” jelas Suntoro, usai melkukan pertemuan disalah satu ruang di stopel bersama perwakilan warga. (kim)
Warga tuntut ditutupnya stokpel
Tuban - Ratusan warga Karangasem, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban berunjukrasa di lokasi bungkar muat bahan baku semen (Stokpel) PT Semen Indonesia, Senin (9/9).
Unjukrasa itu dilakukan akibat debu yang ditimbulkan dari aktifitas tersebut. Warga yang pemukimannya tidak jauh dari lokasi itu menuntut Stokpel dihentikan karena telah menyebabkan polusi debu di pemukiman mereka. Tidak hanya itu saja, debu tras dan batu bara yang bertiup ke area pertanian juga dianggap telah merusak tanaman pertanian.
“Kamai hanya ingin debu itu dikurangi, kalau tidak bisa dihentikan saja aktifitas stokpel,” kata Puji Harto (45) kordinator aksi.
Warga menuntut, PT Surya Inti Gumilang (SIG) sebagai operator serta penanggngjawab aktifitas bungkar muat bertanggungjawab atas debu yang menjadi keluhan warga. Selama setahun ini warga telah bersabar menerima dampak debu itu dan berkorban kerugian materi yang tidak sedikit. Salah satunya adalah kegagalan panen akibat tanaman mereka tertutup debu sehingga tidak bisa tumbuh maksimal.
Dilain pihak warga juga mengku debu itu sangat mengganggu pernafasan, terutama saat musim kemarau seperti sekarang ini. Debu yang tertiup sampai ke pemukiman membuat pernafasan terganggu.
Sementara itu, Kasi Bina Lingkungan PT Semen Indonesia Tuban, Suntoro, mengatakan, terkait keluhan warga dengan debu yang ditimbulkan aktifitas di lokasi Stokpel, pihak pengelola akan langsung melakukan pembenahan operasional sesuai keinginan warga. Selama perbaikan itu aktifitas di lokasi akan dihentikan.
“Seperti yang menjadi tuntutan warga, kami akan melakukan apa yang dikehendaki warga. Selama pembenahan aktifitas di sini akan dihentikan. Bongkar bahan baku tras dari tambang akan langsung dilakukan di dalam pabrik. Bahan baku batu bara dari pelabuhan juga langsung ke pabrik,” jelas Suntoro, usai melkukan pertemuan disalah satu ruang di stopel bersama perwakilan warga. (kim)