[You must be registered and logged in to see this image.] |
Rabu, 28 Agustus 2013 21:01:39 WIB
Reporter : Tulus Adarrma
Bojonegoro - Memasuki musim kemarau selalu muncul ancaman bahaya kebakaran hutan, khususnya pada hutan kawasan hutan KPH Parengan.
Cuaca panas yang membuat tumbuhan hutan mengering dan luruhnya daun-daun Jati ke lantai hutan membuat hamparan hutan Jati menjadi wilayah yang sangat mudah terbakar apabila ada sumber api sebagai pemicu.
Sejauh ini hampir bisa dipastikan bahwa kebakaran di hutan Jati disebabkan oleh faktor manusia. Keberadaan hutan Jati yang sangat tinggi interaksinya dengan manusia menjadikan kebakaran hutan menjadi bahaya yang sulit dielakkan.
"Selain munculnya api karena tindakan tak sengaja atau kelalaian, modus yang paling sering terindikasi adalah pembakaran untuk pembersihan lahan agar masyarakat dapat bercocok tanam di lahan bawah tegakan hutan," ujar Administratur/KKPH Parengan, Daniel B Cahyono, Rabu (28/08/2013).
Sehingga, Perhutani KPH Parengan telah berupaya melakukan langkah-langkah antisipatif agar bahaya kebakaran dapat dicegah atau ditekan seminimal mungkin. Meskipun kebakaran tidak menyebabkan matinya pohon Jati, namun terjadinya kebakaran dapat mengganggu pertumbuhan pada tanaman Jati muda. "Karena itu kebakaran hutan harus dicegah atau ditekan serendah mungkin," lanjutnya.
Daniel menambahkan, langkah antisipatif yang dilakukan oleh KPH Parengan yakni dengan mengintensifkan patroli di wilayah-wilayah yang sangat rawan sekaligus juga melakukan komunikasi sosial untuk mengedukasi masyarakat desa hutan agar tidak melakukan pembakaran hutan. Dari total wilayah KPH Parengan seluas 17.633 ha diketahui ada lebih kurang 3.000 ha yang sangat rawan kebakaran. [uuk/ted]