Sabtu, 09 Nopember 2013 23:34:39
Reporter : Ragil Priyonggo
[You must be registered and logged in to see this image.]
[You must be registered and logged in to see this image.]
Surabaya - Sebagai wujud bersyukur atas perjuangan para pahlawan, Pekerja Seks Komersial (PSK) Dolly dan pemilik wisma serta Paguyuban Pekerja Lokalisasi (PPL) menggelar malam tirakatan beramai-ramai, Sabtu (09/11/2013) malam.
Selain itu, acara tersebut juga sebagai wujud penolakan atas rencana pemerintah melakukan penutupan lokalisasi dolly. "Jadi kita serta seluruh warga dolly siap menolak atas sikap pemerintah yang akan melakukan penutupan dolly," terang korlap aksi yang ingin disebut Pokemon.
Besoknya, lanjut Pokemon, para PSK dan warga Dolly akan menggelar upacara. Kedepannya, uai acara tirakatan ini, PPL serta Komunitas Pemuda Independen (KOPI) akan terus melakukan pertemuan-pertemuan guna mencari titik temu, agar tidak akan ada penutupan lokalisasi dolly yang sudah terkenal di se-Asia Tenggara.
Selain menolak penutupan lokalisasi dolly, tuntutan lain adalah menolak segala bentuk diskriminasi maupun intimidasi. Termasuk menghentikan segala aktifitas yang menimbulkan keresahan dan ketidaknyamanan masyarakat lokalisasi dolly karena melanggar hak asasi manusia.
Serta menjamin keselamatan PKL dan PSK dolly, dengan mencabut segala aturan perda yang diskriminatif dan melangar hak warga negara untuk mendapatkan penghidupan.
Sementara itu, dari pantauan beritajatim.com di lokasi dolly, ternyata para PSK sangat antusias dalam acara malam tirakatan untuk meringati hari pahlawan. Hal itu dilihat usai doa, para PSK senang bisa merasakan acara makan tumpengan bersama-sama.
"Kita mencari uangnya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga di desa ya ada disini (Dolly) mas, kalau pemerintah menutup lokalisasi kemana lagi harus mencari uang," terang PSK yang enggan disebutkan namanya.
Selain makan bersama, ada pula tumpeng yang usai mendapatkan doa, pemilik wisma membawa kembali dengan maksud para pekerjanya PSK bisa merasakan bersama dalam satu wisma seperti yang terjadi di Wisma Boreno. "Sangat senang mas adanya malam tirakatan ini, mudah-mudahan bisa dilakukan lagi," terangnya lagi. [gil/kun]
Reporter : Ragil Priyonggo
[You must be registered and logged in to see this image.]
[You must be registered and logged in to see this image.]
Surabaya - Sebagai wujud bersyukur atas perjuangan para pahlawan, Pekerja Seks Komersial (PSK) Dolly dan pemilik wisma serta Paguyuban Pekerja Lokalisasi (PPL) menggelar malam tirakatan beramai-ramai, Sabtu (09/11/2013) malam.
Selain itu, acara tersebut juga sebagai wujud penolakan atas rencana pemerintah melakukan penutupan lokalisasi dolly. "Jadi kita serta seluruh warga dolly siap menolak atas sikap pemerintah yang akan melakukan penutupan dolly," terang korlap aksi yang ingin disebut Pokemon.
Besoknya, lanjut Pokemon, para PSK dan warga Dolly akan menggelar upacara. Kedepannya, uai acara tirakatan ini, PPL serta Komunitas Pemuda Independen (KOPI) akan terus melakukan pertemuan-pertemuan guna mencari titik temu, agar tidak akan ada penutupan lokalisasi dolly yang sudah terkenal di se-Asia Tenggara.
Selain menolak penutupan lokalisasi dolly, tuntutan lain adalah menolak segala bentuk diskriminasi maupun intimidasi. Termasuk menghentikan segala aktifitas yang menimbulkan keresahan dan ketidaknyamanan masyarakat lokalisasi dolly karena melanggar hak asasi manusia.
Serta menjamin keselamatan PKL dan PSK dolly, dengan mencabut segala aturan perda yang diskriminatif dan melangar hak warga negara untuk mendapatkan penghidupan.
Sementara itu, dari pantauan beritajatim.com di lokasi dolly, ternyata para PSK sangat antusias dalam acara malam tirakatan untuk meringati hari pahlawan. Hal itu dilihat usai doa, para PSK senang bisa merasakan acara makan tumpengan bersama-sama.
"Kita mencari uangnya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga di desa ya ada disini (Dolly) mas, kalau pemerintah menutup lokalisasi kemana lagi harus mencari uang," terang PSK yang enggan disebutkan namanya.
Selain makan bersama, ada pula tumpeng yang usai mendapatkan doa, pemilik wisma membawa kembali dengan maksud para pekerjanya PSK bisa merasakan bersama dalam satu wisma seperti yang terjadi di Wisma Boreno. "Sangat senang mas adanya malam tirakatan ini, mudah-mudahan bisa dilakukan lagi," terangnya lagi. [gil/kun]