[You must be registered and logged in to see this image.]
Tuban - Seharusnya, keberadaan rumah sakit itu bisa memberikan contoh cara hidup dan kebersihan lingklungan, akan tetepi berbeda dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr R Koesma Tuban, Limbah RSUD berulang kali dikeluhkan warga sekitar. Para warga merasa tidak nyaman dengan asap hasil pembakaran limbah yang dilakukan pihak rumah sakit.
Keberadaan asap tebal berwarna hitam pekat yang keluar dari cerobong asap dengan ketinggian 7 meter milik RSUD dr.Koesma Tuban kemungkinan karena hembusan angin, asap itu terlihat berputar dan bahkan kembali ke bawah. Beberapa rumah milik warga yang berada tepat dibelakang pagar rumah sakit terlihat penuh dengan asap dan terkena imbasnya.
“Ini sudah sering terjadi Mas, kita sudah meminta pada RSUD agar merenovasi atau entah bagaimana caranya agar asap tersebut tidak mengangu warga” kata Cindi salah satu warga yang mempunyai tempat bekerja disekitar lokasi Rumah Sakit (5/12).
Dari keterangan sejumlha warga yang dapat dihimpun Kabartuban.com, asap tersebut sudah kerap sekali dikeluhkan warga. Bahkan mereka mengaku sudah beberapa kali melayangkan protes ke pihak RSUD. Tapi hal itu terus saja berulang, meski cerobong sudah pernah dipindahkan dan ditinggikan.
“Kalau saja bisa lebih tinggi, asap itu tidak akan sampai bisa kembali ke bawah seperti sekarang,” kata seorang warga Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Kota Tuban sambil menunjuk gumpalan asap pembakaran tersebut.
Selain berwarna hitam, cerobong asap tersebut juga kerap mengeluarkan asap putih. Asap dengan warna putih ini mempunyai bau menyengat. Mirip dengan bau obat-obatan bercampur plastik yang dibakar. “Tidak terlihat seperti sekarang, tapi baunya terasa menyengat,” terang warga lain disekitar RSUD.
Sementara itu, Direktur RSUD Dr R Koesma Tuban, Dr Zainul Arifin saat dikonfirmasi menegaskan, kalau asap hasil pembakaran limbah milik rumah sakit yang dikeluhkan tidak akan mengganggu kesehatan warga. Direktur RSUD ini mengatakan, telah beberapa kali melakukan pemeriksaan dengan adanya asap tersebut. Hasilnya, debu tersebut memang tidak berbahaya bagi kesehatan.
“Sudah ada pemeriksaan, asap tersebut tidak berbahaya,” tegas Zainul Arifin, ketika dihubungi Kabartuban.com melalui ponselnya(5/12).
Zainul mengungkapkan, kalau selama ini pihaknya telah beberapa kali memindah letak cerobong asap yang dinilai rendah tersebut. Selain itu, juga pernah sekali melakukan peninggian cerobong asap supaya tidak mengganggu warga yang ada di sekitar rumah sakit. “Sudah pernah pindah, selain itu juga sudah pernah kita tinggikan,” Terang Zainul.
Zainul juga menjelaskan, kalau saat ini pihaknya tengah berupaya untuk melakukan protes dari warga tersebut. Tapi selalu kesulitan dengan tenaga teknis yang mau mengerjakan. Sementara beberapa tenaga yang melakukan pengerjaan cerobong mengaku tidak berani lagi melakukan peninggian cerobong asap pembakaran.
“Kita masih mencari siapa yang berani melakukan peninggian cerobong, karena selama ini tidak ada yang berani,” tandas Zainul, tanpa mengatakan alasan tidak beraninya pekerja melakukan peninggian cerobong asap. (kh)
Tuban - Seharusnya, keberadaan rumah sakit itu bisa memberikan contoh cara hidup dan kebersihan lingklungan, akan tetepi berbeda dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr R Koesma Tuban, Limbah RSUD berulang kali dikeluhkan warga sekitar. Para warga merasa tidak nyaman dengan asap hasil pembakaran limbah yang dilakukan pihak rumah sakit.
Keberadaan asap tebal berwarna hitam pekat yang keluar dari cerobong asap dengan ketinggian 7 meter milik RSUD dr.Koesma Tuban kemungkinan karena hembusan angin, asap itu terlihat berputar dan bahkan kembali ke bawah. Beberapa rumah milik warga yang berada tepat dibelakang pagar rumah sakit terlihat penuh dengan asap dan terkena imbasnya.
“Ini sudah sering terjadi Mas, kita sudah meminta pada RSUD agar merenovasi atau entah bagaimana caranya agar asap tersebut tidak mengangu warga” kata Cindi salah satu warga yang mempunyai tempat bekerja disekitar lokasi Rumah Sakit (5/12).
Dari keterangan sejumlha warga yang dapat dihimpun Kabartuban.com, asap tersebut sudah kerap sekali dikeluhkan warga. Bahkan mereka mengaku sudah beberapa kali melayangkan protes ke pihak RSUD. Tapi hal itu terus saja berulang, meski cerobong sudah pernah dipindahkan dan ditinggikan.
“Kalau saja bisa lebih tinggi, asap itu tidak akan sampai bisa kembali ke bawah seperti sekarang,” kata seorang warga Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Kota Tuban sambil menunjuk gumpalan asap pembakaran tersebut.
Selain berwarna hitam, cerobong asap tersebut juga kerap mengeluarkan asap putih. Asap dengan warna putih ini mempunyai bau menyengat. Mirip dengan bau obat-obatan bercampur plastik yang dibakar. “Tidak terlihat seperti sekarang, tapi baunya terasa menyengat,” terang warga lain disekitar RSUD.
Sementara itu, Direktur RSUD Dr R Koesma Tuban, Dr Zainul Arifin saat dikonfirmasi menegaskan, kalau asap hasil pembakaran limbah milik rumah sakit yang dikeluhkan tidak akan mengganggu kesehatan warga. Direktur RSUD ini mengatakan, telah beberapa kali melakukan pemeriksaan dengan adanya asap tersebut. Hasilnya, debu tersebut memang tidak berbahaya bagi kesehatan.
“Sudah ada pemeriksaan, asap tersebut tidak berbahaya,” tegas Zainul Arifin, ketika dihubungi Kabartuban.com melalui ponselnya(5/12).
Zainul mengungkapkan, kalau selama ini pihaknya telah beberapa kali memindah letak cerobong asap yang dinilai rendah tersebut. Selain itu, juga pernah sekali melakukan peninggian cerobong asap supaya tidak mengganggu warga yang ada di sekitar rumah sakit. “Sudah pernah pindah, selain itu juga sudah pernah kita tinggikan,” Terang Zainul.
Zainul juga menjelaskan, kalau saat ini pihaknya tengah berupaya untuk melakukan protes dari warga tersebut. Tapi selalu kesulitan dengan tenaga teknis yang mau mengerjakan. Sementara beberapa tenaga yang melakukan pengerjaan cerobong mengaku tidak berani lagi melakukan peninggian cerobong asap pembakaran.
“Kita masih mencari siapa yang berani melakukan peninggian cerobong, karena selama ini tidak ada yang berani,” tandas Zainul, tanpa mengatakan alasan tidak beraninya pekerja melakukan peninggian cerobong asap. (kh)