[You must be registered and logged in to see this image.]
Tuban - Pupuk Urea, dominasi penyerapan pupuk bersubsidi yang dialokasikan pemerintah melalui Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Tuban. Mulai Januari hingga November tahun 2013 ini pupuk subsidi jenis Urea penyerapannya sudah mencapai 41.060 ton dari alokasi 43.639 ton atau 94 persen dari jatah yang ditetapkan.
Angka ini, tertinggi dibanding dengan jumlah penyerapan pupuk jenis lainnya seperti, ZA, SP-36, Phonska dan Petroganik. Bahkan untuk jenis pupuk Organik (Petroganik) realisasi penyerapanya terendah yakni 58 persen atau 12.645 ton dari alokasi tahun 2013 sebanyak 21.914 ton.
“Secara prosentase Pupuk ZA adalah tertinggi penyerapannya yakni 98 persen, atau realisasi penyerapan 6.383 dari alokasi tahun ini 6.510, ini karena alokasinya juga memang paling sedikit, dibanding alokasi pupuk jenis lainya” ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Tuban, Suparno, Rabu (11/12).
Setelah pupuk Organik, data di Dinas Pertanian Kabupaten Tuban menyebutkan, penyerapan pupuk SP-36 dan Phonska baru terserap 84 persen. Alokasi masing-masing, SP-36, 12.646 ton terserap 10.650 ton dan Phonska 32.774 ton terserap 27.562 ton.
” Memang ada sisa, namun, kami jamin akan terserap sampai akhir tahun mendatang. Sebab musim tanam padi baru selesai dan sudah saatnya pemupukan,” jelas Suparno.
Berdasarkan data bulan penyerapan tahun 2013, penyerapan tertinggi adalah bulan November. Ini disebabkan bulan tersebut masuk musim hujan dan kebutuhan pupuk untuk keperluan persawahan juga mengalami peningkatan seknifikan dibading bulan lainnya. Bulan November ini penyerapan pupuk jenis Urea mencapai 5.475 ton, padahal bulan sebelumnya hanya 3.450 ton. Pupuk ZA 775 ton dari bulan sebelumnya 234 ton, pupuk SP-36 sebanyak 2.375 dari bulan sebelumnya 705 ton. Phonsk 2.985 ton bulan sebelumnya 2.985 ton. Sedangkan untuk pupuk jenis Petroganik 1.900 ton dari sebelumnya 800 ton.
“Melihat data itu, penyerapan tertinggi terjadi pada bulan November, Desember hingga Januari, karena masuk masa tanam jagung dan padi, ” pungkas Suparno. (kim)
Pupuk siap didistribusikan
Tuban - Pupuk Urea, dominasi penyerapan pupuk bersubsidi yang dialokasikan pemerintah melalui Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Tuban. Mulai Januari hingga November tahun 2013 ini pupuk subsidi jenis Urea penyerapannya sudah mencapai 41.060 ton dari alokasi 43.639 ton atau 94 persen dari jatah yang ditetapkan.
Angka ini, tertinggi dibanding dengan jumlah penyerapan pupuk jenis lainnya seperti, ZA, SP-36, Phonska dan Petroganik. Bahkan untuk jenis pupuk Organik (Petroganik) realisasi penyerapanya terendah yakni 58 persen atau 12.645 ton dari alokasi tahun 2013 sebanyak 21.914 ton.
“Secara prosentase Pupuk ZA adalah tertinggi penyerapannya yakni 98 persen, atau realisasi penyerapan 6.383 dari alokasi tahun ini 6.510, ini karena alokasinya juga memang paling sedikit, dibanding alokasi pupuk jenis lainya” ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Tuban, Suparno, Rabu (11/12).
Setelah pupuk Organik, data di Dinas Pertanian Kabupaten Tuban menyebutkan, penyerapan pupuk SP-36 dan Phonska baru terserap 84 persen. Alokasi masing-masing, SP-36, 12.646 ton terserap 10.650 ton dan Phonska 32.774 ton terserap 27.562 ton.
” Memang ada sisa, namun, kami jamin akan terserap sampai akhir tahun mendatang. Sebab musim tanam padi baru selesai dan sudah saatnya pemupukan,” jelas Suparno.
Berdasarkan data bulan penyerapan tahun 2013, penyerapan tertinggi adalah bulan November. Ini disebabkan bulan tersebut masuk musim hujan dan kebutuhan pupuk untuk keperluan persawahan juga mengalami peningkatan seknifikan dibading bulan lainnya. Bulan November ini penyerapan pupuk jenis Urea mencapai 5.475 ton, padahal bulan sebelumnya hanya 3.450 ton. Pupuk ZA 775 ton dari bulan sebelumnya 234 ton, pupuk SP-36 sebanyak 2.375 dari bulan sebelumnya 705 ton. Phonsk 2.985 ton bulan sebelumnya 2.985 ton. Sedangkan untuk pupuk jenis Petroganik 1.900 ton dari sebelumnya 800 ton.
“Melihat data itu, penyerapan tertinggi terjadi pada bulan November, Desember hingga Januari, karena masuk masa tanam jagung dan padi, ” pungkas Suparno. (kim)