[You must be registered and logged in to see this image.]
Siswa yang sekolahnya kebanjiran
Tuban -Hujan deras yang mengguyur wilayah Tuban Sabtu (14/12) malam hingga Minggu (15/12) dini hari mengakibatkan jebolnya tanggul sungai Mulung di Desa Sumurgung, Kecamatan Tuban. Akibat jebolnya tanggul itu, air meluap ke pekarangan pendudukan dan merendam puluhan hektar tanaman padi yang baru berumur sekitar 10 hari.
Puluhan hektar tanaman padi yang terendam banjir bandang tersebut, selain persawahan Desa Sumurgung juga meluber ke sejumlag desa di wilayah Kecamatan Merakurak, Tuban.
Pantuan di lapangan, tanggul sungai Mulung tersebut mengalami jebol dengan panjang sekitar 20 meter. Sehingga air kiriman dari sungai Jadi, Kecamatan Semanding, Tuban itu langsung meluber membanjiri persawahan yang ada Desa Sumurgung, Kecamatan Tuban. Sementara di wilayah Kecamatan Merakurak diantaranya di Desa Kapu, Desa Mandirejo dan Desa Sambonggede.
“Sebagian besar sawahnya ini masih terendam air sama lumpur mas. Jalan penghubung desa juga masih terendam lebih dari setengah meter,” ujar Wasis, salah satu petani Desa Kapu, Kecamatan Merakurak, Tuban.
Sejumlah petani mengaku resah dengan jebolnya tanggul sungai tersebut, pasalnya sawah mereka akan terus kebanjiran saat debet air sungai Mulung itu meluap. “Kalau kebanjiran terus, jelas tidak bisa panen. Apalagi padinya terendam lumpur, pasti akan busuk dan tidak bisa tumbuh dengan baik,” lanjutnya.
Warga berharap Pemkab Tuban segera memperbaiki tanggul sungai Mulung yang jebol, agar lahan pertanian bisa diselamatkan.
Sementara itu, banjir bandang yang menyebabkan jebolnya tanggul tersebut juga merendam puluhan rumah warga dan juga gedung sekolah serta Ponpes Salafiyah yang berada di Desa Mandirejo, Kecamatan Merakurak, Tuban.
Kondisi air yang merendam rumah warga ada yang mencapai setinggi perut orang dewasa. Namun sebagian besar air yang menggenangi rumah-rumah warga tersebut sudah surut, tapi masih ada sekolahan yang masih terendam air banjir bercampur lumpur.
“Untuk gedung TK dan Ponpes Salafiyah masih terendam air, tapi sudah mulai surut. Tadi malam pas banjir besar itu ketinggian air hampir sampai dada,” ujar Gopar, salah satu warga yang menyaksikan banjir bandang itu. (duc)
Siswa yang sekolahnya kebanjiran
Tuban -Hujan deras yang mengguyur wilayah Tuban Sabtu (14/12) malam hingga Minggu (15/12) dini hari mengakibatkan jebolnya tanggul sungai Mulung di Desa Sumurgung, Kecamatan Tuban. Akibat jebolnya tanggul itu, air meluap ke pekarangan pendudukan dan merendam puluhan hektar tanaman padi yang baru berumur sekitar 10 hari.
Puluhan hektar tanaman padi yang terendam banjir bandang tersebut, selain persawahan Desa Sumurgung juga meluber ke sejumlag desa di wilayah Kecamatan Merakurak, Tuban.
Pantuan di lapangan, tanggul sungai Mulung tersebut mengalami jebol dengan panjang sekitar 20 meter. Sehingga air kiriman dari sungai Jadi, Kecamatan Semanding, Tuban itu langsung meluber membanjiri persawahan yang ada Desa Sumurgung, Kecamatan Tuban. Sementara di wilayah Kecamatan Merakurak diantaranya di Desa Kapu, Desa Mandirejo dan Desa Sambonggede.
“Sebagian besar sawahnya ini masih terendam air sama lumpur mas. Jalan penghubung desa juga masih terendam lebih dari setengah meter,” ujar Wasis, salah satu petani Desa Kapu, Kecamatan Merakurak, Tuban.
Sejumlah petani mengaku resah dengan jebolnya tanggul sungai tersebut, pasalnya sawah mereka akan terus kebanjiran saat debet air sungai Mulung itu meluap. “Kalau kebanjiran terus, jelas tidak bisa panen. Apalagi padinya terendam lumpur, pasti akan busuk dan tidak bisa tumbuh dengan baik,” lanjutnya.
Warga berharap Pemkab Tuban segera memperbaiki tanggul sungai Mulung yang jebol, agar lahan pertanian bisa diselamatkan.
Sementara itu, banjir bandang yang menyebabkan jebolnya tanggul tersebut juga merendam puluhan rumah warga dan juga gedung sekolah serta Ponpes Salafiyah yang berada di Desa Mandirejo, Kecamatan Merakurak, Tuban.
Kondisi air yang merendam rumah warga ada yang mencapai setinggi perut orang dewasa. Namun sebagian besar air yang menggenangi rumah-rumah warga tersebut sudah surut, tapi masih ada sekolahan yang masih terendam air banjir bercampur lumpur.
“Untuk gedung TK dan Ponpes Salafiyah masih terendam air, tapi sudah mulai surut. Tadi malam pas banjir besar itu ketinggian air hampir sampai dada,” ujar Gopar, salah satu warga yang menyaksikan banjir bandang itu. (duc)