[You must be registered and logged in to see this image.]
Laporan Koresponden , Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
Tuban - Untuk kedua kalinya JFE Engineering Corporation akan mengerjakan proyek pembangkit listrik tenaga uap (Waste Heat Recovery Power generation / WHRPG) di Indonesia terletak di Tuban bekerjasama dengan PT Semen Indonesia.
"Saat ini masih dalam tahap studi kelayakan. Mungkin selesai akhir Maret tahun depan. Setelah itu keluar keputusan bersama, kontrak dilakukan, barulah proyek WHRPG dilakukan. Diperkirakan sekitar satu tahun sudah selesai," papar Tetsuo Tsuyuguchi, Managing Director JFE Engineering Corporation, khusus kepada Tribunnews.com, Selasa (26/11/2013), di kantornya di daerah Yokohama.
Proyek pertama JFE terkait WHRPG di Indonesia dilakukan tahun 2011 di PT Semen Padang dengan output 8,5 Mega Watt dan anggaran 8,5 juta dollar AS. Pengurangan emisi GHG mencapai 40.000 ton CO2 per tahun. Proyek tersebut mendapat dukungan dari kementerian ekonomi perdagangan dan industri (METI) Jepang.
"Proyek itu sudah selesai dan berjalan dengan sangat baik," tambahnya. JFE saat ini, tambahnya, banyak menekuni pembangkit listrik tenaga panas (bumi) atau tenaga uap, maupun biomas sehingga proyek pekerjaan yang akan dilakukan bersama Semen Indonesia nanti tepat sekali untuk pengiritan biaya listrik sampai sekitar 20 persen.
"Ini jumlah pengiritan yang cukup besar dan signifikan untuk bisnis semen yang besar itu pula," paparnya.
Studi kelayakan akan dilakukan bersama dan diperkirakan selesai akhir Maret mendatang, tambahnya, "Setelah itu barulah di mulai proyek pengerjaan akrab lingkungan serta irit tenaga listrik dan irit biaya listrik tersebut dengan biaya jutaan dolar AS. Output mencapai 28 Mega Watt dan reduksi emisi GHG (greenhouse gas) mencapai 130.000 ton CO2 per tahun. Proyek ini juga menjadi proyek JCM pertama di Indonesia yang mendapat dukungan penuh dari Kementerian Lingkungan Hidup Jepang.
"Tentu saja nantinya kami akan menjamin proyek tersebut setelah selesai sekitar satu tahun. Kami juga akan tetap membantu dan kerjasama dengan pihak Indonesia setelah itu karena proyek itu kita yang kerjakan, jadi tanggungjawab kita cukup besar terhadap proyek tersebut," tambahnya.
Nantinya tentu akan diajarkan cara penggunaan dan pelatihan agar sistem yang kami buat dapat terjaga baik, dan dioperasikan langsung oleh orang Indonesia di tempatnya, misalnya untuk boiler setiap dua tahun perlu dibersihkan, "Akan kita bantu membersihkannya," ungkapnya lagi.
Sistem yang ditawarkan JFE Engineering berupa pengambilan panas (hot exhaust) antara raw mill ke suspension preheater, lalu diarahkan ke SP Boiler. Satu lagi pengambilan u panas (hot exhaust) dari Clinker Cooler ke EP, lalu diarahkan ke AQC Boiler.
Kedua boiler tersebut di proses di Turbine Generator dan menghasilkan listrik. Hasil listrik inilah akan membangkitkan energi bagi proses produksi pembuatan semen di Tuban tersebut sehingga penggunaan listrik PLN dapat hanya sebagai cadangan nantinya dan biaya listrik pun terkurangi (irit) sekitar 20 persen dari tarif yang biasa dilakukan saat ini.
"Untuk proyek tersebut, produk yang mudah dibuat agar lebih irit bisa dibuat di China. Tapi untuk yang berteknogi tinggi tentu akan berasal dari Jepang dan kami setting di Indonesia sehingga bisa tinggal pakai saja nantinya."
Dari jutaan dolar biaya investasi tersebut, JFE akan menanggung separuh biayanya, tambah Tsuyuguchi lagi.
Laporan Koresponden , Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
Tuban - Untuk kedua kalinya JFE Engineering Corporation akan mengerjakan proyek pembangkit listrik tenaga uap (Waste Heat Recovery Power generation / WHRPG) di Indonesia terletak di Tuban bekerjasama dengan PT Semen Indonesia.
"Saat ini masih dalam tahap studi kelayakan. Mungkin selesai akhir Maret tahun depan. Setelah itu keluar keputusan bersama, kontrak dilakukan, barulah proyek WHRPG dilakukan. Diperkirakan sekitar satu tahun sudah selesai," papar Tetsuo Tsuyuguchi, Managing Director JFE Engineering Corporation, khusus kepada Tribunnews.com, Selasa (26/11/2013), di kantornya di daerah Yokohama.
Proyek pertama JFE terkait WHRPG di Indonesia dilakukan tahun 2011 di PT Semen Padang dengan output 8,5 Mega Watt dan anggaran 8,5 juta dollar AS. Pengurangan emisi GHG mencapai 40.000 ton CO2 per tahun. Proyek tersebut mendapat dukungan dari kementerian ekonomi perdagangan dan industri (METI) Jepang.
"Proyek itu sudah selesai dan berjalan dengan sangat baik," tambahnya. JFE saat ini, tambahnya, banyak menekuni pembangkit listrik tenaga panas (bumi) atau tenaga uap, maupun biomas sehingga proyek pekerjaan yang akan dilakukan bersama Semen Indonesia nanti tepat sekali untuk pengiritan biaya listrik sampai sekitar 20 persen.
"Ini jumlah pengiritan yang cukup besar dan signifikan untuk bisnis semen yang besar itu pula," paparnya.
Studi kelayakan akan dilakukan bersama dan diperkirakan selesai akhir Maret mendatang, tambahnya, "Setelah itu barulah di mulai proyek pengerjaan akrab lingkungan serta irit tenaga listrik dan irit biaya listrik tersebut dengan biaya jutaan dolar AS. Output mencapai 28 Mega Watt dan reduksi emisi GHG (greenhouse gas) mencapai 130.000 ton CO2 per tahun. Proyek ini juga menjadi proyek JCM pertama di Indonesia yang mendapat dukungan penuh dari Kementerian Lingkungan Hidup Jepang.
"Tentu saja nantinya kami akan menjamin proyek tersebut setelah selesai sekitar satu tahun. Kami juga akan tetap membantu dan kerjasama dengan pihak Indonesia setelah itu karena proyek itu kita yang kerjakan, jadi tanggungjawab kita cukup besar terhadap proyek tersebut," tambahnya.
Nantinya tentu akan diajarkan cara penggunaan dan pelatihan agar sistem yang kami buat dapat terjaga baik, dan dioperasikan langsung oleh orang Indonesia di tempatnya, misalnya untuk boiler setiap dua tahun perlu dibersihkan, "Akan kita bantu membersihkannya," ungkapnya lagi.
Sistem yang ditawarkan JFE Engineering berupa pengambilan panas (hot exhaust) antara raw mill ke suspension preheater, lalu diarahkan ke SP Boiler. Satu lagi pengambilan u panas (hot exhaust) dari Clinker Cooler ke EP, lalu diarahkan ke AQC Boiler.
Kedua boiler tersebut di proses di Turbine Generator dan menghasilkan listrik. Hasil listrik inilah akan membangkitkan energi bagi proses produksi pembuatan semen di Tuban tersebut sehingga penggunaan listrik PLN dapat hanya sebagai cadangan nantinya dan biaya listrik pun terkurangi (irit) sekitar 20 persen dari tarif yang biasa dilakukan saat ini.
"Untuk proyek tersebut, produk yang mudah dibuat agar lebih irit bisa dibuat di China. Tapi untuk yang berteknogi tinggi tentu akan berasal dari Jepang dan kami setting di Indonesia sehingga bisa tinggal pakai saja nantinya."
Dari jutaan dolar biaya investasi tersebut, JFE akan menanggung separuh biayanya, tambah Tsuyuguchi lagi.