Berita Tuban – Lima kecamatan di Kabupaten Tuban terancam bencana banjir. Kelima kecamatan tersebut adalah Kecamatan Palang, Kecamatan Tuban, Kecamatan Plumpang, Kecamatan Merakurak, dan Kecamatan Kenduruhan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban, Joko Ludiyono saat dikonfirmasi crew di ruang kerjanya, Rabu (11/12) mengungkapkan, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa pertengahan bulan Desember 2013 hingga Februari 2014 merupakan puncak hujan dengan intensitas sedang sampai tinggi. Sehingga, jika hujan deras dengan intensitas waktu yang lama akan membawa ancaman banjir bandang di daerah sekitar pegunungan.
”Terlebih apabila daerah yang lebih atas memiliki saluran air atau drainase sekunder maupun tersier, dan pembuangannya ke daerah yang lebih rendah. Akibatnya, ya seperti yang terjadi di Desa Tuwiri Wetan Kecamatan Merakurak beberapa hari yang lalu. Dan daerah yang rendah sangat berpotensi terkena bencana banjir bandang,” ungkapnya.
Lebih lanjut Joko mengatakan, selain itu, kondisi tanggul yang tidak kuat pada saluran air juga menjadi kekhawatiran tersendiri. Pasalnya, tanggul inilah yang menjadi penghalang utama bila datangnya banjir. Sehingga, jika tanggul pada drainase jebol potensi banjir bandang pada daerah dataran rendah sangat tinggi. ”Kekuatan dan kebersihan drainase perlu kita perhatikan. Jika drainase tersumbat sampah ini bisa mengakibatkan jebolnya tanggul,” tandasnya.
Menurutnya, saat ini pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan Dinas Pengerjaan Umum (PU) untuk melakukan identifikasi sejumlah saluran air tersier. Dia juga menghimbau kepada warga, untuk sering melakukan kerja bakti di saluran-saluran air yang berpotensi banjir bandang. ”Kita juga telah siaga untuk menghadapi bencana banjir jika datang sewaktu-waktu,” pungkasnya. (duc)
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban, Joko Ludiyono saat dikonfirmasi crew di ruang kerjanya, Rabu (11/12) mengungkapkan, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa pertengahan bulan Desember 2013 hingga Februari 2014 merupakan puncak hujan dengan intensitas sedang sampai tinggi. Sehingga, jika hujan deras dengan intensitas waktu yang lama akan membawa ancaman banjir bandang di daerah sekitar pegunungan.
”Terlebih apabila daerah yang lebih atas memiliki saluran air atau drainase sekunder maupun tersier, dan pembuangannya ke daerah yang lebih rendah. Akibatnya, ya seperti yang terjadi di Desa Tuwiri Wetan Kecamatan Merakurak beberapa hari yang lalu. Dan daerah yang rendah sangat berpotensi terkena bencana banjir bandang,” ungkapnya.
Lebih lanjut Joko mengatakan, selain itu, kondisi tanggul yang tidak kuat pada saluran air juga menjadi kekhawatiran tersendiri. Pasalnya, tanggul inilah yang menjadi penghalang utama bila datangnya banjir. Sehingga, jika tanggul pada drainase jebol potensi banjir bandang pada daerah dataran rendah sangat tinggi. ”Kekuatan dan kebersihan drainase perlu kita perhatikan. Jika drainase tersumbat sampah ini bisa mengakibatkan jebolnya tanggul,” tandasnya.
Menurutnya, saat ini pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan Dinas Pengerjaan Umum (PU) untuk melakukan identifikasi sejumlah saluran air tersier. Dia juga menghimbau kepada warga, untuk sering melakukan kerja bakti di saluran-saluran air yang berpotensi banjir bandang. ”Kita juga telah siaga untuk menghadapi bencana banjir jika datang sewaktu-waktu,” pungkasnya. (duc)