Kamis, 26 September 2013 02:18:09
Reporter : M Muthohar
[You must be registered and logged in to see this image.]
Tuban - Untuk proses pembuatan Arak yang biasa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan Cukrik di daerah lain seperti Surbaya dan lainnya tidaklah sulit. Namun dalam proses awal pembuatan produski tersebut membutuhkan waktu hingga sekitar dua pekan untuk menghasilkan Arak dengan kualitas yang super yakni dengan kadar alkohol mencapai 40 sampai 60 persen.
Bahan baku pembuatan Arak sangat mudah dijumpai di pasaran dan tidak harus mendatangkan dari luar daerah. Yakni dalam proses pembuatannya minuman keras Arak tersebut hanya membutuhkan dua bahan baku utama saja yakni beras ketan yang sudah diproses menjadi tape dan gula jawa yang kemudian kedua bahan tersebut dicampur dengan cara direbus dalan satu drum besar.
"Awalnya dari beras ketan yang terlebih dahulu dijadikan tape, itu butuh waktu sekitar satu minggu. Setelah jadi tape baru dicampurkan dengan gula jawa dirembus kembali dan itu juga dibiarkan selama satu minggu," ujar Hadi, salah satu mantan karyawan produsen Arak yang ada di wilayah Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.
Setelah direbus dalam satu drum besar antara tape dengan gula jawa itu lalu disimpan selama satu minggu untuk menghasilkan Arak dengan kadar alkohol yang tinggi. Selanjutnya setelah penyimpanan sepekan baru campuran racikan tape dengan gula jawa tersebut ditambah lagi dengan Blotong (ampas pembuatan Arak) baru dilakukan penyulingan dengan cara dipanaskan dalam Dandang yang terbuat dari tembaga dengan ukuran besar.
"Ya kalau yang baru membuat pertama kali harus membuat Blotongnya dulu. Setelah semua dicampur baru dimasukan Dandang (tempat penyulinga) dan direbus lagi hingga sekitar 6 jam lebih baru keluar Araknya," lanjut bapak satu anak itu.
Hadi menjelaskan, dalam satu drum besar untuk menghasilkan Arak dengan kualitas mawar (istilah arak kualitas bagus) membutuhkan bahan baku satu kilogram tape beras dan 50 kilogram gula jawa atau biasa dikenal gula merah. Sedangkan untuk Blotong atau bisa dikatakan limbah dari pembuatan Arak sebelumnya itu menyesuaikan dengan kebutuhan kadar Arak yang diinginkan, selanjutnya baru dilakukan pengemasan menggunakan botol air mineral.
Dari hasil produksi satu kilo gram beras ketan dengan campuran 50 kilogram gula jawa itu, produsen mampu menghasilkan jumlah Arak yang sangat banyak yakni sampai dengan kisaran 120 liter minuman keras Arak tersebut. Biasanya dari produsen Arak dijual dengan harga Rp 30.000 setiap botolnya dengan ukuran 1,5 liter.
"Untuk yang Rp 30.000 itu kualitas satu dengan kadar sekitar 50 persen alkoholnya. Untuk yang biasa itu harganya kadang Rp 25.000," lanjutnya Hadi yang sudah tidak bekerja lagi memuat Arak itu.
Bisa dibayangkan jumlah produski minuman keras Arak yang dihasilkan dari seratus lebih pengusaha Arak yang ada di Desa Tegalagung dan juga Desa Prunggahan Kulon, Kecamatan Semanding tersebut dalam satu harinya bisa menghasilkan ribuan liter Arak. Karena untuk satu usaha skala kecil dengan menggunakan satu alat penyulingan saja sehari bisa menghasilkan sekitar 360 liter Arak.
Dari penelusuran di lapangan, ribuan liter Arak yang dihasilkan dari para pengusahan yang ada di dua desa tersebut sebagaian besar dikirim keluar Kabupaten Tuban dengan langsung diambil oleh para tengkulak ke masing-masing industri yang ada. Rata-rata para tengkulak mengambil dengan jumlah besar hingga ratusan liter dalam satu kali pengiriman untuk mecari keuntungan yang besar. [mut/but]
Reporter : M Muthohar
[You must be registered and logged in to see this image.]
Tuban - Untuk proses pembuatan Arak yang biasa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan Cukrik di daerah lain seperti Surbaya dan lainnya tidaklah sulit. Namun dalam proses awal pembuatan produski tersebut membutuhkan waktu hingga sekitar dua pekan untuk menghasilkan Arak dengan kualitas yang super yakni dengan kadar alkohol mencapai 40 sampai 60 persen.
Bahan baku pembuatan Arak sangat mudah dijumpai di pasaran dan tidak harus mendatangkan dari luar daerah. Yakni dalam proses pembuatannya minuman keras Arak tersebut hanya membutuhkan dua bahan baku utama saja yakni beras ketan yang sudah diproses menjadi tape dan gula jawa yang kemudian kedua bahan tersebut dicampur dengan cara direbus dalan satu drum besar.
"Awalnya dari beras ketan yang terlebih dahulu dijadikan tape, itu butuh waktu sekitar satu minggu. Setelah jadi tape baru dicampurkan dengan gula jawa dirembus kembali dan itu juga dibiarkan selama satu minggu," ujar Hadi, salah satu mantan karyawan produsen Arak yang ada di wilayah Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.
Setelah direbus dalam satu drum besar antara tape dengan gula jawa itu lalu disimpan selama satu minggu untuk menghasilkan Arak dengan kadar alkohol yang tinggi. Selanjutnya setelah penyimpanan sepekan baru campuran racikan tape dengan gula jawa tersebut ditambah lagi dengan Blotong (ampas pembuatan Arak) baru dilakukan penyulingan dengan cara dipanaskan dalam Dandang yang terbuat dari tembaga dengan ukuran besar.
"Ya kalau yang baru membuat pertama kali harus membuat Blotongnya dulu. Setelah semua dicampur baru dimasukan Dandang (tempat penyulinga) dan direbus lagi hingga sekitar 6 jam lebih baru keluar Araknya," lanjut bapak satu anak itu.
Hadi menjelaskan, dalam satu drum besar untuk menghasilkan Arak dengan kualitas mawar (istilah arak kualitas bagus) membutuhkan bahan baku satu kilogram tape beras dan 50 kilogram gula jawa atau biasa dikenal gula merah. Sedangkan untuk Blotong atau bisa dikatakan limbah dari pembuatan Arak sebelumnya itu menyesuaikan dengan kebutuhan kadar Arak yang diinginkan, selanjutnya baru dilakukan pengemasan menggunakan botol air mineral.
Dari hasil produksi satu kilo gram beras ketan dengan campuran 50 kilogram gula jawa itu, produsen mampu menghasilkan jumlah Arak yang sangat banyak yakni sampai dengan kisaran 120 liter minuman keras Arak tersebut. Biasanya dari produsen Arak dijual dengan harga Rp 30.000 setiap botolnya dengan ukuran 1,5 liter.
"Untuk yang Rp 30.000 itu kualitas satu dengan kadar sekitar 50 persen alkoholnya. Untuk yang biasa itu harganya kadang Rp 25.000," lanjutnya Hadi yang sudah tidak bekerja lagi memuat Arak itu.
Bisa dibayangkan jumlah produski minuman keras Arak yang dihasilkan dari seratus lebih pengusaha Arak yang ada di Desa Tegalagung dan juga Desa Prunggahan Kulon, Kecamatan Semanding tersebut dalam satu harinya bisa menghasilkan ribuan liter Arak. Karena untuk satu usaha skala kecil dengan menggunakan satu alat penyulingan saja sehari bisa menghasilkan sekitar 360 liter Arak.
Dari penelusuran di lapangan, ribuan liter Arak yang dihasilkan dari para pengusahan yang ada di dua desa tersebut sebagaian besar dikirim keluar Kabupaten Tuban dengan langsung diambil oleh para tengkulak ke masing-masing industri yang ada. Rata-rata para tengkulak mengambil dengan jumlah besar hingga ratusan liter dalam satu kali pengiriman untuk mecari keuntungan yang besar. [mut/but]